Mohon tunggu...
Aditya Pratama Oktaveriyanto
Aditya Pratama Oktaveriyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Saya seorang Pembimbing Kemasyarakatan pada Bapas Kelas I Denpasar

Saya senang menulis, berbagi pengalaman terkait dunia pekerjaan saya, serta bebera hal yang berkaitan dengan hobi saya yaitu sepak bola dan badminton

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Bimbingan Kepribadian sebagai Upaya Pemulihan Psikis Klien dengan Permasalahan Kecanduan Narkotika

29 Juni 2022   10:45 Diperbarui: 29 Juni 2022   11:00 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarrakatuh,

Pada tulisan selanjutnya kali ini, saya akan melanjutkan pembahasan mengenai beberapa tahapan selanjutnya dalam proses pembimbingan Klien dengan permasalahan adiksi Narkotika. Hal apa saja yang akan dibahas pada kesempatan ini, tentunya ada kaitannya dengan artikel-artikel sebelumnya yang saya tulis dengan judul diantaranya :

  • "Spesial dan Uniknya Pembimbingan Klien Narkotika di Bapas Kelas I Denpasar"
  • "Konseling Lanjutan Pembimbingan Klien Narkotika di Bapas Kelas I Denpasar
  • "Kerikil-Kerikil Masalah dalam Pemulihan Adiksi Klien Narkotika"
  • "Peran Penting Keluarga dalam Pemulihan Klien Narkotika"

Seluruh tulisan mengenai pembahasan di atas, dapat dibaca di media ini juga ya.

Pada dasarnya, seseorang dengan permaslahan adiksi (kecanduan) narkotika memiliki beberapa hambatan dalam diri pribadinya, hal ini berkaitan dengan dampak dari penggunaan atau pemakaian narkotikanya selama ini. 

Contoh sederhananya Pertama, Klien narkotika akan mengalami (freeze felling) atau perasaan yang kurang peka atau mengalami pembekuan terhadap orang lain disekitarnya, bahkan orang terdekat. Hal ini tentunya akan perlu adaptasi kembali dari Klien, apabila dirinya telah memutuskan untuk berhenti menggunakan narkotika dan memutuskan untuk berada pada jalur pemulihan diri dari kecanduan. Hal ini dapat kita jelaskan dan memberi kesadaran penuh kepada Klien saat dirinya melaksanakan konseling atau bimbingan kepada kita. Dimulai dari hal dasar dengan mersepon dengan benar tanggapan dari interaksinya dengan orang lain. 

Klien diberikan tugas untuk mengenali stimulus perasaan yang dirasakan orang lain atau orang terdekat disekitarnya dan juga merespon dengan benar stimulus perasaan tersebut. Memunculkan empati kepada orang disekitarnya yang sedang mengalami kesedihan atau musibah juga menjadi salah satu hal yang dapat dilakukan sebagai metode pembiasaan diri merespon perasaan orang lain. 

Kedua,  Klien harus dapat mengenali penyebab dari stressor yang dialami oleh Klien yang menimbulkan trigger (dorongan atau keinginan untuk menggunakan narkotika kembali) pada dirinya, selain itu Klien juga diberikan pemahaman untuk mengelola triggernya. Pada program Bimbingan Kepribadian, Klien juga diajak untuk dapat lebih mengenal diri pribadinya dan bersikap positif terhadap dirinya dan memperlakukan dirinya dengan baik. 

Ketiga, Klien diberikan pemahaman terkait pengelolaan trigernya, sehingga pemulihan Klien tetap berjalan dengan baik. Berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kondisi kepribadian Klien juga dapat disesuaikan dengan kebutuhan pembimbingan dari Klien itu sendiri, yang tentunya berbeda-beda masing-masing Klien. Berbagai bentuk kegiatan bimbingan kepribadian antara lain, konseling psikologis, penyuluhan keagamaan dan sharing dan penguatan motivasi Klien. Sekian dulu yang dapat saya bagikan dalam kesempatan kali ini, mudah-mudahan dapat membuka sedikit pengetahuan kita di dunia adiksi dan pemulihan Klien dengan tindak pidana narkotika. 

Jika ada pertanyaan dan ingin sharing terkait dunia adiksi, bisa kontak saya di alamat email : aditya.pratama.psikologi@gmail.com, terima kasih banyak atas atensinya ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun