Melibatkan mereka bukan hanya soal ajakan untuk datang ke TPS. Tapi mengundang mereka ke dalam proses: dialog publik, forum komunitas, hingga kolaborasi dalam pembuatan konten kampanye yang transparan dan jujur.
Kesimpulan: Demokrasi Tanpa Gen Z, Demokrasi yang Mandek
Jika Gen Z terus memilih tidak memilih, demokrasi lokal akan kehilangan daya dorongnya. Politik akan tetap dikuasai mereka yang memiliki modal dan kuasa, bukan oleh mereka yang punya visi dan kepekaan. Maka, daripada menyalahkan mereka karena diam, sudah waktunya kita bertanya: kenapa mereka tidak bicara? Dan apa yang bisa kita ubah agar mereka mulai bersuara?
Gen Z bukan generasi tanpa arah. Mereka adalah generasi yang meminta arah yang benar-benar bisa dituju. Dan mungkin, jika mereka merasa didengar, mereka akan mulai memilih bukan karena terpaksa, tapi karena percaya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI