Mohon tunggu...
Aditya Husein
Aditya Husein Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kuliah di FMIPA Mau Jadi Apa?

2 September 2018   15:41 Diperbarui: 2 September 2018   16:03 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Setelah selesai menyelesaikan studi di SMA, kebanyakan siswa akan melanjutkan pendidikannya di Perguruan Tinggi dan tentunya sudah menjadi keinginan, target, dan tujuan Calon Mahasiswa adalah Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia seperti ITB, UI, ITS, UGM, Unpad, dan perguruan tinggi lainnya. Jurusan dan Fakultas pun sudah mereka targetkan seperti Kedokteran, Arsitektur, Teknik, Ekonomi, dan lain-lainnya.

Lulusan program IPA yang mengambil saintek untuk tes perguruan tinggi (SBMPTN) atau program SNMPTN kebanyakan mengambil jurusan Kedokteran atau Teknik. Begitu gemerlapnya kedua jurusan itu di Indonesia yang sedang berada di negara berkembang yang sedang gencarnya pembangunan-pembangunan, Tentunya dibutuhkan banyak lulusan Teknik. Indonesia juga masih kurang tenaga medis sehingga sangat dibutuhkan lulusan kedokteran.

 Lalu apa kontribusi FMIPA? Kenapa ada jurusan FMIPA? Banyak orang masih beranggapan Lulusan FMIPA hanya menjadi seorang guru saja, Ya itu benar jika berniat menjadi guru dengan ilmu yang lebih dalam FMIPA tempatnya, tetapi FMIPA bukan menjadi guru saja!!. Anggapan seperti itu yang membuat FMIPA sepi peminat, Kuliah susah susah di FMIPA tetapi lapangan pekerjaannya sedikit. Ayo kita ubah paradigma dengan melihat negara maju sepeti Jepang, US, UK, dan negara maju lainnya. 

Lulusan Bachelor of Science atau FMIPA merupakan jurusan yang sangat populer dan sangat sulit tes untuk masuk ke jurusan tersebut. Kenapa hal tersebut terjadi? Berbeda sekali dengan di Indonesia tes masuk jurusan teknik lebih sulit daripada FMIPA. Karena MIPA merupakan ujung tombak teknologi yang nantinya para teknisi yang akan menggunakannya. Riset-riset penelitian lah yang membuat teknologi tersebut dan menciptakannya tidak mudah, hal itulah yang membuat lulusan sains sangat dicari, lapangan pekerjaan begitu banyak dan gaji pekerjaan lulusan sains sangat besar.

Di Indonesia riset belum dibutuhkan saat ini dilihat dari pembiyaan riset di Indonesia sangat rendah biaya riset di Indonesia hanya 0.2 persen dari PDB negara atau sekitar 17 Triliun (menurut LIPI 2016) sangat rendah seasia tenggara yang rata-rata diatas 2 persen. 

Bahkan dinegara maju biaya riset sangat besar sekali oleh karena itu banyak peneliti di Indonesia bekerja di luar negeri karena terjaminnya karir dan fasilitas yang luar biasa. Itu membedakan Indonesia dengan negara maju, negara maju sibuk riset mencari teknologi terbaru dan indonesia sibuk membangun dan mengejar ketertinggalan tanpa berusaha mencari teknologi terbaru. Indonesia bisa menjadi negara maju jika Indonesia menguasai teknologi, dan teknologi diciptakan oleh lulusan MIPA.

Selain pengembangan teknologi lulusan mipa dapat bekerja di Industri sebagai RnD dan semua bidang lainnya, karena FMIPA belajar dari dasar jika menguasai dasarnya pasti dapat menguasai yang lainnya ibarat sebuah pondasi yang kuat sehingga hanya ditentukan bangunan apa yang akan dibangun di atasnya. Jadi jangan takut untuk memilih FMIPA karena FMIPA masih tetap eksis dimasa depan selama teknologi masih selalu dikembangkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun