" Sejarah, Perkembangan, Makna dan Problematika Puasa di Indoonesia"
oleh : Aditya Hera Nurmoko
A. Pendahuluan
Tulisan ini diperuntukkan untuk menyambut Puasa Ramadhan yang sebentar lagi akan dimulai tanggal 22 Maret 2023. Semoga tulisan ini bisa menjadi refleksi untuk melakukan puasa yang lebih dalam berbagai aspek. Puasa adalah praktik keagamaan yang telah ada dalam berbagai agama di dunia, termasuk di Indonesia. Bahkan, puasa telah menjadi tradisi kuat dalam masyarakat Indonesia selama berabad-abad sebelum Islam masuk ke Indonesia.
Namun, seiring perkembangan zaman, praktik puasa di Indonesia mengalami perubahan dan perkembangan, baik dari segi bentuk, pemahaman agama, maupun pengaruh budaya lokal, industri makanan, dan teknologi.
Di Indonesia, puasa tidak hanya memiliki makna spiritual dan religiusitas, tetapi juga memiliki makna sosial, kultural, dan kesehatan yang penting. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang sejarah, perubahan, dan makna puasa di Indonesia, serta bagaimana praktik puasa ini berdampak pada masyarakat Indonesia secara luas.
B. Sejarah Puasa di Indonesia
Asal usul puasa di Indonesia
Puasa adalah rukun Islam ketiga dan wajib bagi seluruh umat Islam di seluruh dunia. Kata “puasa” dalam bahasa Arab berarti menahan diri atau tidak melakukan sesuatu, dan selama Ramadhan umat Islam diwajibkan untuk tidak makan, minum, dan kebutuhan fisik lainnya dari fajar hingga matahari terbenam. Sejarah puasa di Indonesia sudah ada sejak sebelum kedatangan Islam. Nabi Adam AS berpuasa selama tiga hari setiap bulan sepanjang tahun.
Selain itu, ada juga tradisi puasa di Yunani dan Roma kuno yang dilakukan dengan berbagai alasan seperti untuk mendapatkan kekuatan fisik dan mengajarkan kesabaran dan ketekunan (Kompas, 1 April 2022).