Tidak ada yang benar-benar mutlak milik kita, meski barang itu di beli dengan jerih payah. Hendaknya bersikap menjadi seseorang yang dititipi sesuatu, bukan seperti memiliki orang yang kita cintai. kekecewaan lahir ketika kita merasa bahwa semua itu milik kita. Penyebab kita merasa kehilangan karena kita merasa memilikinya.
Percayalah bahwa yang telah Allah tetapkan adalah untuk kebaikan kita, bahkan untuk sebuah kehilangan pun. Jadi, tidak usah ragu jika sesuatu yang kita harapkan ternyata belum datang. Jika itu takdir kita, Allah tidak akan mengingkarinya. Jika bukan takdir kita, sekuat apapun kita berjuang akan tetap sia-sia.Â
Maka jangan khawatir, tatkala salah satu dari rezekimu belum datang, seperti jodoh. Ketahuilah bahwa jodoh itu bagian dari rezeki. Jangan sampai kamu merasa bersedih ketika jodohmu belum datang. Bisa jadi esok, pekan depan, bulan depan, atau tahun depan, jodohmu itu akan datang.
Buku ini juga menjelaskan bahwa jangan ada lagi masa lalu yang kamu pikirkan tatkala sedang bersamanya. Kubur dalam sebuah kenangan dan cukup untuk kita jadikan sebuah pengalaman yang berharga. Tidak usah meragukan seseorang yang berusaha untuk mengetuk pintu hatimu. Luka itu pada akhirnya pasti akan sembuh. Jangan habiskan waktumu untuk menunggu luka itu benar-benar kering, bisa-bisa dia pergi karena kamu yang begitu masih mengenang masa lalu.Â
Jangan kamu bandingkan dia dengan masa lalumu. Hal seperti itu sangat tidak disukai olehnya. Jaga perasaanya agar dia mengerti bahwa kamu tengah berusaha menjadi yang terbaik untuknya. Kebahagiaan itu bukan hanya diyakinkani, tetapi perlu diwujudkan dalam kenyataan.
Setelah kamu banyak belajar dari kehilangan. Kini kamu telah mempunyai satu prinsip baru bahwa sekarang kamu tidak ingin bahagia secara semu, tetapi kebahagiaan yang nyata. Tidak lagi menunggu sebuah janji, melainkan bukti yang akan kita raih. Menikah tepat itu jauh lebih benar daripada menikah cepat. Serahkan semua kepada-Nya. Jika Allah sudah menunjukkan jalannya maka jangan lama-lama untuk berpikir. Ikhlas, dan sabar adalah kunci utamanya.Â
Setelah membaca buku ini, pembaca diwajibkan mengetahui bahwa tidak ada lagi kekhawatiran di dunia. Jika kamu telah bersama dan mengenal Allah, kamu akan percaya bahwa yang terbaik adalah pilihan-Nya. Keikhlasan mempunyai kedudukan tertinggi dalam agama. Intinya, semua terletak pada kedekatan kita dengan Allah. Jika merasa belum dekat, mari membenahi diri sendiri agar lebih dekat dengan-Nya. Segala kehilangan yang terasa adalah salah satu bukti bahwa kita kurang mengenal Allah.
Panji Ramdana membawakan buku ini dengan bahasa yang mudah dimengerti beserta ilustrasi-ilustrasinya yang menarik. Buku ini cocok untuk para remaja. Ia berusaha menjadi teman ngobrol kita dalam keadaan apapun. Isi dari buku ini tidak berlebihan dalam menjelaskan sesuatu. Topik dari buku ini berkaitan dengan kehidupan sehari-hari sehingga dapat dipahami oleh pembaca. Alurnya mudah dipahami sehingga tidak ada cerita yang terlewatkan dari isi bacaannya.Â
Buku ini sangat memotivasi kita agar selalu percaya tentang kuasa Allah itu nyata adanya. Kelebihan yang terdapat dalam buku ini tidak menutup kemungkinan memiliki kekurangan. Buku ini memiliki kekurangan terletak pada pembicaraannya yang mudah di tebak. Kata-katanya sering di ulang-ulang jadi terlihat membosankan.Â
Sebagian orang pasti kurang tertarik dengan buku ini karena membahas tentang dunia percintaan saja. Sampul dan isinya yang tipis menyebabkan buku ini mudah rusak.
Buku ini mengajarkan kita tentang cara mengikhlaskan dengan lapang dada. Jika suatu saat kita berada di posisi mengikhlaskan seseorang, buku ini memberikan gambaran secara rinci agar bisa menemukan jalan keluarnya. Walaupun tak semudah yang kita bayangkan, namun buku ini mencoba untuk menyembuhkan perasaan sakit di dalam dada.