Mohon tunggu...
Aditta Sitsayanarain
Aditta Sitsayanarain Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - .

.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Psikologi, dari Sejarah sampai Solusi Masalah Aktual

24 September 2022   23:08 Diperbarui: 24 September 2022   23:17 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel ini merupakan sebuah artikel dari Liputan 6, mengenai hasil pekerjaan Sigmund Freud, seorang psikolog dari Austria. Ia memulai studi mengenai psikolog dan jiwa, hal ini ia lakukan bersama teman dekatnya, yaitu Joseph Breuer. Mereka bersama meneliti sakit yang diderita oleh jiwa dan bukan oleh tubuh dan menerbitkan sebuah buku berdasarkan studi mereka. Penelitiannya membuat banyak teori yang sering digunakan di abad ke-20. Beberapa hal yang ia temukan adalah Analisis Mimpi, Asosiasi Bebas, Kompleks Oedipus, hingga Freudian Slip.  

Opini yang didapatkan dari artikel yang ditulis oleh Muhammad Fachri Darmawan, adalah bahwa teori dan juga penemuan yang ditemukan oleh beliau mengguncang dunia dan patut menjadi acuan sampai sekarang. Artikel ini juga ditulis dengan tujuan memperluas wawasan pembaca akan seorang psikolog yang sangat berjasa bagi dunia melalui studinya, salah satu caranya adalah dengan membuat artikel ini, dengan jelas dan benar bahasanya agar mampu dengan mudah dipahami oleh setiap kalangan. Penulis merupakan seorang wiraswasta yang memfokuskan dirinya pada pekerjaan di media sosial dengan menuliskan artikel, namun sayanganya ia tidak memberikan banyak deskripsi tentang dirinya selain nama dan juga artikel yang pernah ia tulis. 

Artikel ini didapatkan dari website The Conversation yang menyelidiki kasus mengapa mahasiswa mematikan kamera saat pembelajaran yang dilakukan daring. Studi psikologi yang dilakukan menyatakan hal ini dilakukan oleh siswa karena beberapa hal, antara lain adalah spotlight effect, dimana mereka merasa diperhatikan lebih dari yang seharusnya, alasan lain adalah zoom fatigue, dimana mereka merasa tertekan karena adanya sesuatu yang memonitor gerak gerik mereka. 

Alasan lainnya adalah karena hal ini bersifat tidak wajib, sehingga banyak yang menjauhkan mereka dari pilihan tersebut. Namun, setelah banyak studi, dikatakan menyalakan kamera bersifat sangat penting dan memberikan rasa pertemanan dan juga komunitas. Hal ini juga melatih disiplin dan juga tanggung jawab bagi mereka yang mengikutinya dengan benar.  Karel Karsten Himawan, seorang pengajar psikologi di Universitas Pelita Harapan, juga beliau yang menulis artikel ini bersama Wynne Devina seorang murid di fakultas psikologi UPH, berpendapat bahwa daripada memaksa murid, alangkah baiknya untuk membuat suasana kelas yang senatural mungkin, dan mendorong komunikasi dibandingkan dengan pengajaran yang terus menerus. Hal ini juga ditulis oleh kedua guru dan murid untuk memberikan penjelasan atas bagaimana pembelajaran daring sangat berpengaruh bagi guru dan juga murid, untuk memberikan penjelasan dari kedua belah pihak yang terlibat, menggunakan bahasa yang baik, dan baku, agar dapat dimengerti dengan jelas. 

 Dari kedua artikel saya menemukan bahwa bidang psikologi sangatlah luas dan pantas untuk dipelajari lebih lanjut, bidang ini mencakup sikap dasar manusia, dan hal ini sangat menarik. Psikologi dari kedua artikel ini merupakan ilmu yang mempelajari sikap dasar manusia dan implementasinya di zaman dunia sekarang. Bidang ini sangat berguna dengan bagaimana dunia mengalami tekanan yang dialaminya sekarang. 

Tema dari kedua artikel tersebut adalah psikologi, dan bagaimana implementasinya dapat digunakan, dimana di artikel kedua diberikan masalah yang real, sedangkan artikel pertama hanya menjelaskan tema tersebut secara lebih detil. Maka dapat dikatakan masalah dari kedua artikel berbeda secara konteks, karena artikel pertama menjelaskan tema tersebut, bagaimana dan juga sejarahnya, serta penemuan-penemuan yang ditemukan oleh pionir psikologi modern. Artikel kedua menjelaskan apa yang terjadi pada pelajar pada saat diintruksikan untuk melakukan pembelajaran daring, dari segi psikologis mereka. Hal ini dilakukan melalui analisa oleh dosen UPH dan salah satu muridnya.  

Bagian 1, 2 , dan 3 merupakan bagian yang penting karena hal ini secara garis besar memperlihatkan sebuah hubungan antara satu sama lain. Artikel 1 dan 2 menjelaskan mengenai bagaimana psikologi di implementasikan di dunia sehari-hari, dan hal ini sangat penting, karena hal ini menunjukkan mengapa ilmu itu penting.

 Bagian 1 dan 2 memperlihatkan luasnya ilmu tersebut, sedangkan bagian 3 memperlihatkan hubungan yang dipunyai dari kedua bagian tersebut, yaitu 1 dan 2. Bagian 1 dan 2 akan dijelaskan kesamaanya dan juga bagaimana kedua dari mereka berhubungan dalam bagian ke 3. Maka dengan sebuah contoh kasar, dapat dikatakan bagian 1 dan 2 merupakan pernyataan kasar, sedangkan bagian ke 3 merupakan alasan dan keduanya memberi hubungan sebab akibat, karena memang ada hubungan di antara keduanya. 

 Di masa depan, dimana informasi akan berjalan lebih cepat dari sebelumnya, ketepatan merupakan sesuatu yang pasti diperlukan dan dikembangkan. Namun, dengan kecepatan ini, zoom dan meet pasti akan dipakai lebih sering lagi. Hal ini akan berakibat buruk bagi mereka yang tidak tahan dan memberikan fatigue bagi mereka yang menderita. Hal ini akan memberikan perasaan stres yang mengakibatkan kinerja mereka yang mungkin berkurang. Hal ini akan kemudian akan dipelajari melalui penemuan yang ditemukan dalam soal pertama atau artikel no. 1 dan ditemukan masalahnya.

 Salah satu solusi yang dapat mencegah hal ini dari terjadi adalah untuk paham bahwa teknologi tidak akan berhenti berubah, dan memang vital sifatnya untuk selalu updated, namun terkadang, hal yang lebih baik adalah untuk menenangkan diri kita, dan berhenti sejenak. Dikatakan bahwa lebih baik untuk tidak lihat kembali, namun lihatlah kembali, dan diam sejenak. Hal ini dapat mengistirahat diri dan mampu mengejar kembali. Maka, terkadang hal yang lebih baik untuk dilakukan adalah untuk toleransi apabila ada dari mereka yang tidak mau menyalakan kamera mereka, karena hal ini setidaknya memberikan kesan privasi bagi mereka, dan membantu diri mereka.

 Menurut saya solusi yang dapat dipakai untuk mencegah hal ini adalah untuk memberikan waktu istirahat yang sepadan dengan waktu yang dipakai untuk pertemuan daring. Saya merasa hal ini pantas dilakukan karena dengan dilakukannya hal ini, produktivitas yang mungkin berkurang akibat daring, setidaknya akan stabil, daripada pertemuan yang terus menerus namun produktivitas akan terus menurun. Saya setuju akan bagaimana psikologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia, dan bagaimana hal ini akan membantu mengetahui obat dari masalah daring ini, yang semakin marak akibat pandemi yang terjadi. Hal ini harus ditetapkan solusinya dengan benar agar mereka yang lain dapat diselamatkan dari masalah yang sama nan berulang ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun