Mohon tunggu...
Adi Triyanto
Adi Triyanto Mohon Tunggu... Buruh - Buruh Sebuah Perusahaan swasta Di Tambun- Bekasi-Jawa Barat

Lahir Di Sleman Yogyakarta Bekerja dan tinggal Di Bekasi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Takdir sebagai Kambing Hitam Sebuah Kegagalan

5 Oktober 2020   05:45 Diperbarui: 5 Oktober 2020   05:56 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tidak sekedar dogma agama, yang langsung di bawa ke wilayah kemutlakan kekuasaan Tuhan. Albert Einstein mengatakan, " Bahwa kamu tidak akan pernah gagal sampai kamu berhenti berusaha ". ( You never fail, until you stop trying ) . 

Peluang untuk berhasil atau sukses itu dimiliki oleh seluruh ummat manusia. Yang terus berjuang tanpa henti, mengerahkan kemampuan terbaik . 

Merekalah yang berhak meraih kesuksesan. Sementara yang berjuang ala kadarnya, atau malah berhenti berjuang, maka kesuksesan itu tidak akan pernah diraih . Karena banyak yang membuat gagal dalam mencapai kesuksesan itu bukan terlalu tingginya cita cita atau keinginan tetapi kurang besarnya semangat atau usaha untuk memperjuangkannya.. 

Pepatah mengatakan, Usaha tidak pernah mengkhianati hasil . Tidak pernah satu kalipun ada peristiwa dalam sejarah, orang yang berjuang sekedarnya berhasil meraih prestasi yang dibanggakan ummat manusia di dunia. 

Dan sebenarnya dunia ini adalah proses berusaha yang tak pernah berakhir. Jangan pernah galau dengan hasil, bila proses usahanya sudah benar. Bila usaha sudah benar maka hasil yang sesuai harapan hanya masalah waktu.

Lalu apa yang dimaksud dengan nasib manusia di tangan Tuhan ? Tuhan sudah menentukan takdir bagi setiap hamba-Nya ? Bukankah Tuhan berkuasa mutlak menentukan takdir setiap makhluk di dunia ini ? 

Bila manusia bisa menentukan nasibnya sendiri dengan usaha, lalu dimana letak kemutlakan kekuasaan Tuhan? Kalau Tuhan mutlak berkuasa terhadap semua makhluknya itu sudah pasti. Tidak perlu diperdebatkan lagi. Tetapi cara atau teknisnya bagaimana itu yang tidak diketahui dengan pasti. dikarenakan keterbatasan kemampuan manusia. 

Ada banyak kemungkinan yang bisa dilakukan Tuhan. Tetapi yang jelas tidak akan melanggar hukum universal. Tuhan yang menciptakan hukum itu , maka Tuhan pun berketetapan untuk menjalankannya. 

Dan bila ada suatu kejadian yang , terlihat seperti bertentangan dengan kebenaran universal, maka sebenarnya bukan Tuhan yang melanggar hukum itu, tetapi karena keterbatasan akal manusia untuk memahaminya. Alias ada faktor faktor lain dari hukum universal yang masih belum diketahui manusia.

Terkait hal ini, menarik apa yang dinyatakan oleh mendiang Gus Dur ( Abdurahman Wahid ) mantan presiden RI keempat. Penentuan nasib manusia di tangan Tuhan, menurut Gus dur merupakan cara bagi Tuhan untuk menghilangkan rasa kecewa ummat manusia ketika semua keinginannya tidak bisa terpenuhi.

Takdir adalah sebuah titik ketika kita berhenti berusaha. Setiap kita bergerak untuk melakukan usaha maka sebenarnya kita telah bergerak dari kemungkinan satu takdir ke takdir yang lain. karena takdir sebenarnya merupakan ujung dari setiap pilihan yang telah kita buat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun