Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Peristiwa 11 September Itu, Anak Istriku Bersimbah Darah

13 September 2011   11:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:00 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_131091" align="alignright" width="343" caption="Ayah & Fathi"][/caption]

Beberapa hari yang lalu, tepatnya 11 September adalah sepuluh tahun peringatan peristiwa 11 September di Amerika, sepuluh tahun berlalu yang membuat banyak rakyat Amerika kini belajar Islam di Kampus-Kampus di Amerika Serikat, Pakar Ekonomi Syariah Indonesia DR. Syafi’ie Antonio beberapa waktu lalu bahkan di undang untuk mempresentasikan Ekonomi Syariah, Gubernur Texas Ricky Perry mendukung Aga Khan  Foundation untuk membuat kurikulum pelajaran agama Islam dan Sejarah Peradaban Islam di wilayah tersebut walaupun ditentang banyak kalangan seperti Pamella Geller dan Elliana Benador, Peristiwa 11 September dan Bahasa Arab di dalam kurikulum Nasional. Subhanallah, jadi ingin saya kesana menikmati begitu banyak “saudara” mendapatkan Hidayah.

Itu sekilas tentang sepuluh tahun Peristiwa 11 September di Amerika, di tanggal yang sama istri saya bertaruh nyawa, bercucuran darah untuk mempertahankan hidup dan menyelematkan anaknya, kurang lebih 3 jam selama peristiwa itu istri saya menghiba-hiba dan saya tidak mampu melihat kondisinya yang luar biasa, Saya baru lega saat tim medis datang memberikan pertolongan dan kemudian Istri saya selamat dan anaknya pun lahir dengan selamat, Alhamdulillah….

11 September 2006, Anak Saya lahir dengan perjuangan yang sangat dahsyat dari istri saya, Tepat jam 10 pagi hari senin saya mengazankan anak pertama yang akhirnya saya beri Nama “FATHI AHMADDIENULLAH”  , nama yang sudah saya siapkan sebelum pernikahan, dan entahlah apa maksud ALLAH melahirkannya tepat di tanggal 11 September 2006, apakah karena namanya yang  bermakna “KEMENANGAN AGAMA ALLAH YANG SANGAT TERPUJI”. Saat lahirnya, saya hanya bisa berdoa “Ya ALLAH, Jadikan Anak Hamba seperti Rasul-MU, yang setiap harinya berada dalam kesucian, membela agama-MU, Memenankannya dari segala Kebathilan, dan wafatkan anakku dalam kondisi Syahid di jalan-MU”.

Mungkin, Anda menilai saya ekstrim dan orang garis keras, saya selalu mengatakan bahwa Keyakinan itu harus fundamental, tetapi soal bergaul tetap harus memiliki rasa sosial yang tinggi, keyakinan dan keimanan tidak bisa ditawar dengan apapun, tetapi menolong orang lain yang berbeda keyakinan adalah kewajiban mutlak sebelum kewajiban yang lainnya, semoga pembaca bisa memahami ini.

Setahun berlalu, di usia setahun Fathi Ahmaddienullah sudah bisa meneriakan takbir dengan lantang “ALLAHU AKBAR!” suaranya keras, melengking bahkan jika dia berteriak semua orang disekitarnya harus menutup telinga. Dia ibarat singa yang garang, olah raganya pun agak sedikit berbeda, setiap melihat kuda, dia selalu menangis untuk menungganginya, akhirnya setiap dua minggu sekali Saya dan istri saya membawanya ke Taman Ghanesa ITB untuk menunggang kuda, kemudian olahraga lainnya yang sangat dia suka adalah berenang, hingga akhirnya inipun saya jadwalkan, dan ketika disuruh memilih senjata dari mainan Pistol, Senapan dan Busur Panah, maka Fathi Ahmaddienullah memilih Busur Panah sebagai mainan senjatanya. Fathi memiliki kesenangan  merenung, menyendiri dan terkadang menemukan ide-ide dimana kita tidak kepikiran sebelumnya, Didalam kamarnya Fathi berusia 3 tahun ini senang membaca semua gambar buku, karena membaca tuliasan belum bisa, tetapi jika Anda meminta dia menceritakan gambar dari halaman pertama sampai halaman terakhir maka dia akan mampu menceritakannya kepada kita, sampai-sampai saya bertanya siapa yang mengajarkannya bercerita fasih tentang gambar-gambar itu dan cocok dengan tulisan yang ada, Wallahu ‘alam karena istri saya merasa tidak pernah mengajarkannya selain membelikannya buku-buku yang ada, sehingga di kamarnya hanya tumpukan buku, yang teranyar adalah ketika Fathi diusia balitanya mampu mengoperasikan Laptop ibunya, sehingga setiap hari istri saya harus mengalah saat dia menggunakan laptop tersebut, Fathi dengan “professional” mengoperasikan laptop seperti orang dewasa , ketika saya masih menggunakan mouse ketika mengetik di laptop, sedangkan Fathi hanya menggunakan 10 jarinya saja, sampai akhirnya dia bertanya “Ini Apa Yah?” saya jawabn “Mouse”, dia bertanya lagi “Kenapa Harus Pakai Mouse? Fathi ga pakai Mouse juga bisa”, Duarrrrr! Seperti disambar geledek, akhirnya saya berhenti menggunakan mouse sejak itu dan akhirnya benar saja, sekarang saya sendiri lancar tanpa mouse, selain itu apapun jenis games, cara membuka, menyusun, menutup tanpa diajari, karena memang ibunya  tidak mau mengajari khwatir melalaikan, tetapi dengan otodidaknya dia bisa menjalankan semua games ketika saya sendiri tidak bisa mengoperasikannya, semua HP keluarga dari Mertua, Paman dan Bibinya, Ibunya Fathi bongkar, dan hampir semua games dia temukan sendiri dan yang parahnya dia mengatakan “Ayah Ga bisa menjalankan, Sini Fathi Tunjukin caranya” sambil mengambil HP dari tangan saya. Itu sedikit dari gambaran Fathi, mungkin inipun terjadi pada anak Anda.

Lima tahun berlalu, 2 minggu sebelum tanggal 11 September dia menghadap dan mengatakan “Fathi sudah siap Ayah”, kemudian 2 hari menjelang 11 September dia menghadap lagi “Fathi sudah siap Ayah”, dan akhirnya shubuh 11 September 2011 saya harus membawanya, memakaikannya Peci dan baju koko, dengan mantap dia melangkah penuh semangat sebelum shubuh itu, dia bilang ingin berjihad, dan tepatnya Pukul 06.00 Fathi harus “melawan “ rasa sakit setelah di khitan, dia hanya menggigit bibir , berusaha untuk tidak menangis, dia hanya minta HP sebagai hadiahnya. Darah-darah itu sudah bersih saat dia keluar dari ruang dokter saat mengkhitannya.

Baiklah Fathi Ahmaddienullah, Selamat Ulang Tahun yang ke-5, 11 September 2011, Hadiahnya hari ini Fathi sudah dibersihkan dari kekotoran Farji (Zakar), semoga bisa membawa kemenangan sesuai dengan namamu. Amin

Catatan :

Hampir disemua Film Hollywood banyak kode yang mengarah pada 9/11 (11 September) bahkan sebelum WTC diledakan, bahkan hubungan darurat di USA anda cukup menghubungi 911 (9-11 inipun diyakini publik USA terkait 11 September), kita lihatkan saja nanti apakah Armageddon terjadi pada 11 September juga? Wallahu ‘alam.

Bacanya Senyum-senyum ya...

Berikut Video Fathi saat Aqiqah...

Bandung, 13 September 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi), Direktur Rabbani Hamas Institute Indonesia, dapat dihubungi 085860616183 / 081809807764 / YM : assyarkhan / FB : adikalbar@gmail.com / Twitter : @assyarkhan / GoogleTalk : adikalbar / Skype : adikalbar / PIN BB : 322235A9

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun