Mohon tunggu...
Adi Supriadi
Adi Supriadi Mohon Tunggu... Lainnya - Berarti Dengan Berbagi, Sekali Berarti Sesudah Itu Mati. Success by helping other people

Activist, Journalist, Professional Life Coach, Personal and Business Coach, Author, Counselor, Dai Motivator, Hypnotherapist, Neo NLP Trainer, Human Capital Consultant & Practitioner, Lecturer and Researcher of Islamic Economics

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Dimanakah Kita Saat Ini Kompasianer?

23 Mei 2011   04:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:20 221
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[caption id="attachment_109755" align="aligncenter" width="614" caption="Dimanakah Kita Saat Ini?"][/caption]

“Aku Khawatir terhadap suatu masa yang rodanya dapat menggilas KEIMANAN , Keyakinan hanya sebatas pemikiran yang tidak berbekas dalam perbuatan, Banyak orang baik tapi tidak berakal, Ada orang yang berakal tetapi tidak Beriman. Ada lidah Fasih tetapi berhati lalai, Ada yang khusuk tetapi sibuk dalam kesendirian, Ada ahli Ibadah tetapi mewarisi kesombongan, Ada ahli maksiat rendah hati bagaikan sufi , ada yang banyak tertawa tetapi hatinya berkarat dan ada yang banyak menangis karena kufur nikmat , ada yang murah senyum tetapi hatinya mengumpat dan ada yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut, ada yang berlisan bijak tetapi tidak memberikan teladan , ada Pezina yang tampil jadi figure publik , Ada orang yang punya Ilmu Tetapi tidak faham , Ada yang Faham tetapi tidak menjalankan , Ada yang pintar tetapi membodohi, Ada yang bodoh tetapi tidak tahu diri , Ada yang beragama tetapi tidak berakhlaq , Ada yang berakhlaq mulia tetapi ATHEIS (tidak Bertuhan)”

(Ali Bin Abi Thalib RA)

Beginilah adanya bangsa dan ummat kita saat ini , cobalah kita lihat bersama di Kompasiana inipun banyak sekali, keyakinan yang mereka miliki hanya sebagai “LOGI”, Islamologi, Kristologi, Hindulogi, Budhalogi tetapi tidak berbekas dalam perbuatan, tidak ada amal shalih, yang ada hanya debat kusir, keyakinan hanya sebatas debat kusir. Kemudian banyak juga orang baik disini tetapi mudah dibodohi, tidak menggunakan akal sebagaimana ALLAH selalu menegaskan “Apala Ta’qiluun?” apakah kamu tidak berakal, artinya kita harus menggunakan akal sehat kita saat mendapatkan faham-faham sekuler dan pluralisme yang mencoba mengaburkan pemahaman Diniyah yang kita miliki, saya teringat dulu banget saat ada seorang siswa mengajak gurunya sholat, sang guru menjawab dengan memberikan pertanyaa “rukun Islam yang pertama apa?” djiawab oleh Muridnya “Syahadat pak” , kemudian sang guru menceramahi muridnya dengan mengatakan “Jadi, jangan sholat kalau syahad kamu belum benar” seperti benar tapi menyesatkan pemikiran, kemudian adapula teman istri S-2 istri saya di UNPAD Asong namanya , seorang Mahasiswa dari Taiwan dia mencoba memberikan pemikiran yang fatal kepada Istri saya dengan mengatakan “Islam yang Hebat, Karena Islam mengumpulkan semua dewa dan semua Tuhan dari berbagai agama menjadi Satu” , sepintas benar, tetapi menyesatkan karena Islam tidak mengajarkan soal bahwa ZAT ALLAH itu adalah kumpulan para dewa dan para malaikat. Nah, disini yang perlu diperhatikan oleh kaum BAIK (Hanif) untuk benar-benar cerdas menangkap usaha-usaha untuk mengaburkan KEIMANAN Anda, dan saya tegaskan di KOMPASIANA dan diberbagai Forum di luar sana sangat banyak sekali.

Selanjutnya ada yang memiliki Akal , berfikir dengan cerdik tetapi tidak memiliki keimanan, adapula yang lidahnya fasih mengomentari apapun sampai-sampai hal yang tidak pentingpun di komentari tetapi perlu diingat biasanya yang seperti kebanyakan lalai dalam menjalankan amanah atau disebutnya NATO.

Adapula sebagian dari kita khusuk ibadahnya tapi tidak mau hidup bermasyarakat, ada yang bilang percuma menulis di kompasiana, banyak yang pemikiran yang mengacaukan keimanan aakhirnya membuatnya tidak lagi mau menulis, itupun sikap yang salah, Saya aja seperti di paksa untuk keluar dari Kompasiana (terror mental) oleh beberapa orang iseng di kompasiana, awalnya dulu ada Jojo Sutejo dan kini banyak sekali bahkan seorang temen di Malaysia menyebutnya “cucurut mah tong diladenin”. Teror yang saya maksudkan adalah adanya usaha-usaha mengajak ‘konco-konconya’ untuk melemahkan mental kita sehingga kita mundur tetatur dari Kompasiana, dan saya katakan saya tidak bisa dibuat seperti itu, saya akan terus dan terus menulis dan bergaul dengan masyarakat kompasiana. Mungkin ada diantara Anda bertanya “Kok Anda Bias Tahu Ada Konspirasi seperti itu?” saya hidup di dunia Forum seperti ini sudah 8 tahun yang lalu itu yang pertama, artinya saya memahami kondisi seperti ini, yang kedua saya menemukan beberapa komentar di Kompasiana yang mengajak untuk membuat kita ‘kalah’ dan ‘mundur’ dari Kompasiana seperti Komentar begini di tulisan temennya “Tuh, Adi tuh Sedang Saya Kerjain” , “Kamu Kerjain Juga, Agar Adi Puas” dan komentar-komentar lainnya, dengan komentar seperti itu cukuplah bagi siapapun Konspirasi untuk Anda yang ISTIQOMAH untuk meninggalkan Kompasiana, saya berharap kepada teman-teman yang khusuk beramal shalih berbuatlah untuk Masyarakat Kompasiana, agar Bangsa ini juga tercerahkan.

Adapula yang Ahli Ibadah tetapi sombongnya minta ampun, menggembar gemborkan bahwa dia beribadah sepanjang tetapi lalai dari mengajak orang lain untuk berbuat yang sama itu adalah kesombongan. Lucunya ada ahli maksiat tetapi dia rendah hati bagaikan ahli sufi, di kompasiana dapat dilihat adalah orang-orang yang seolah-olah rendah hati, menyebut dirinya kafir sendiri, menyebut dirinya orang bodoh, padahal di dalam tulisannya mengajak pada kesesatan dari Keimanan yang Anda punya, kita terkecoh dengan kerendahan hatinya ini sehingga kita kagum bukan ? lama kelamaan virus pemikiran sekuler itupun merasuk dalam diri Anda.

Ada yang tertawa shingga hatinya berkarat, pesan saya betul sekali apa yang disampaikan oleh seorang rekan untuk tidak meladenin atau sengaja berdebat dengan orang-orang yang senangnya berdebat, tahukah Anda sebenarnya ketika Anda terpancing dan terbawa emosi , mereka dan kelompoknya tertawa besar, mereka menertawakan anda melangkapi tebalnya karat di hati mereka.

Adapula diantara kita yang sering menangis, tetapi bukan karena banyak dosa tetapi hanya karena orang lain mendapatkan nikmat lebih dari kita sehingga kita merasa teraniaya, menderita, itulah Kufur nikmat, menangislah dengan dosa-dosa yang kita buat, jangan menangis karena kekurangan dunia, karena dengan demikian kita Kufur Nikmat, untuk Anda bisa bernafas hari ini sebuah pertanda Nikmat ALLAH betapa besarnya kepada Anda.

Adapula yang murah senyum, tapi hatinya tak seperti senyumnya, hatinya mengumpat kepada Anda, saya tidak akan panjang lebar membahas poin ini karena memang seharusnya murah senyum harus di barengi murah hati , adapula yang cemberut, marah-marah sepanjang hari tetapi sesungguhnya hatinya tulus, ada yang berlisan bijak, bijaksana dan bijaksini tetapi miskin keteladanan, kalau yang satu ini paling banyak dihampir seluruh Negara termasuk Indonesia yaitu PEZINA menjadi Public Figur, gonta-ganti pasangan, free sex, clubbing, dansa-dansi menjadi budaya hidupnya termasuklah di dalamnya Mabuk, berjudi dan seabagainya tetapi di televisi kita mereka adalah Public Figur yang banyak di Idolakan oleh sebagian besar darikita, untuk contohnya sangat banyak sekali , cukup And abaca berita baik cetak, nonton tv dapat kok contohnya.

Ada yang memiliki ilmu pengetahuan tetapi tidak memahaminya sehingga tidak berbuah amal shalih, adapula yang benar-benar faham terhadap ajaran keyakinannya, tetapi tidak sholat lima waktu dim masjid, tidak ke gereja pada hari minggu, tidak ke pura dan tidak ke vihara, Agama hanya menjadi Ilmu pengetahuan tetapi tidak berbuah menjadi amal shalih. Ada juga yang pintar atau berpura-pura pintar dengan memutar balikan kata, bersilat lidah tapi pekerjaanya membodohi, setelah orang dibodohi maka dia tertawa terbahak-bahak, jangan heran jika Anda menulis ada komentator yang merasa dirinya ‘Pintar” mencoba memutar balikan kalimat Anda dalam tulisan anda, logika Anda diputar balik sesukannya sehingga dia mengumpulkan orang untuk mengiyakan apa yang dikatakannya dalam komentar pada tulisan Anda, sekali lagi jangan diladenin, jika sempat berkunjung lagi di tulisan Anda, Hapus Saja komentar-komentar yang ‘membodohi’ tersebut.

Adapula yang Bodoh tapi tidak tahu diri dengan kebodohannya , Adapula yang beragama tetapi tidak berakhlaq, ada yang lebih parah adalah ada yang berakhlaq tetapi Atheis (Tidak Beriman), dimanakah Anda Kompasianer?

Selamat Beraktifitas.

Bandung , 23 Mei 2011

Ahmad Muhammad Haddad Assyarkhan (Adi Supriadi)


Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun