Mohon tunggu...
Adis Setiawan
Adis Setiawan Mohon Tunggu... Buruh - Mahasiswa | Penulis Lepas

Ikatlah Ilmu Dengan Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Rencana Pemindahan Ibu Kota

30 April 2019   23:27 Diperbarui: 30 April 2019   23:40 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemindahan Ibu Kota
Wacana pemindahan ibu kota sedang digagas Pemerintah RI, seperti hasil rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo (Jokowi) di kantor presiden, Jakarta, pada Senin (29/4/2019).
Pemindahan pusat pemerintahan negara tersebut direncanakan untuk mengembangkan Indonesia di masa depan.

Sebagai anak jawa pedalaman, yang saya harapkan dengan adanya wacana pemindahan ibu kota harus mempunyai beberapa poin yang perlu di perhatikan, ini hanya harapan saya  yang ingin merawat tradisi dan budaya sopan santun di kawinkan dengan teknologi tingkat tinggi.

Yang akan di jadikan ibu kota negara menggantikan Jakarta bagusnya dari tanah kosong atau satu pulau tersendiri, di bangun dari awal dengan peraturan ketat, di kota tersebut bisa di praktekan dari awal, misalnya agar tidak ada budaya palak memalak, premanisme, korupsi, budaya mencari cari pembenaran dan masalah masalah yang mengandung kriminal.

Ditempat itu nantinya akan menggunakan struktur bangunan efisien dan efektif dan di terapkan sistem bangunan antara tempat kerja dengan rumah tinggal tidak boleh jauh dan diberi maksimal jarak, misal paling jauh 1Km. Jadi tidak perlu menggunakan kendaraan bermotor saat berangkat kerja cukup jalan kaki sehat dan tidak ada asap, apalagi ada jalanan macet.

Dibeberapa titik ada sungai yang airnya jernih dan tidak tercemar, Selokan Air ada dua buat air kimia dan air kotor bekas dari rumah warga, Limbah air tidak boleh di buang ke sungai, Apalagi sampah tidak boleh dibuang sembarangan, Kabel listrik atau telepon ada khusus jalurnya lewat tanah jadi tidak semrawutan diatas pakai tiang jadi kelihatan tidak rapih.

Setiap perumahan warga mempunyai sarana dan prasarana tersendiri disitu ada pasar swalayan, ada sport center, taman wisata, tempat pendidikan agama, tempat ibadah,dll. jadi ketika mencari kebutuhan masyarakat tidak perlu jauh jauh apalagi menggunakan kendaraan bermotor, Paling ada juga kendaraan listrik tenaga surya.

Lalu sistem kependudukan menggunakan satu kartu sakti (e-ktp) semua harus pakai e-ktp tidak ada data ganda, Dari awal siapa yang ingin menempati ibu kota baru di data dari sidik jari, iris mata dan data pengenalan wajah via cctv yang di pasang di seluruh titik ibu kota baru , ketika ada penyusup atau penghuni kota lain akan ketahuan langsung.

Misalnya penyusup mau merampok bank, tapi di pintu bank sudah terpasang alat pendeteksi wajah ketika wajah tidak di kenali oleh sistem pintu tidak akan terbuka, Dan perampok juga sudah terdeteksi via cctv pengenal wajah yang sudah di pasang di jalan jalan di seluruh titik maka cepat ketahuan pelakunya.

Dan apabila penyusup itu kabur memakai transportasi kereta api misalnya, karena gerbang masuk stasiun ada alat pendeteksi wajah dan iris mata makan pintu stasiun tidak terbuka, karena tidak bisa kemana mana dan buron perampok lapar masuk minimarket karena tidak terdeteksi wajahnya di pintu minimarket pun tidak akan terbuka, jadi di ibu kota terbaru ini penjahat dihukum dengan terblokirnya segala sarana dan prasarana yang sudah di lengkapi dengan sistem pengenalan wajah.

Apalagi kalau sedang pemilu semua data warga penghuni sudah terdaftar jadi hanya cukup masuk TPS tapu bukan metode coblos hanya dengan pencet tombol pilihan saja, Di TPS juga terpasang cctv pengenal wajah ketika ada orang bukan penghuni ibu kota baru ini maka pintu TPS akan terblokir, Jadi tidak ada lagi jumlah suara tambahan dari luar penghuni ibu kota baru ini.

Lah itu lah Harapan anak jawa pedalaman dengan adanya wacana ibu kota baru

Rabu 30 April 2019

Oleh Adis Setiawan 

Mahasiswa STIT Nusantara Tambun Bekasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun