Keuntungan negara ASEAN dalam PETROASEAN dapat mengurangi risiko fluktuasi dolar/yuan dalam perang dagang dan memperkuat posisi tawar ASEAN dalam perdagangan dengan China/AS.
Peran Indonesia sebagai Pemimpin Inisiatif. Pelaksanaan Strategi konkret untuk memulai PETROASEAN dengan Langkah Diplomasi mengajukan dan menarasikan pada "ASEAN Summit 2025" usulkan studi kelayakan bersama International Bank. Agar dapat bekerja sama dengan BRICS tentunya mengajak partisipasi Rusia & China untuk mendukung diversifikasi mata uang. Â
Persiapan Teknis dan Sistem PETROASEAN untuk dapat mengintegrasikan pembayaran digital lintas negara seperti cara kerja sistem QRASEAN Currency. Cadangan Emas Bersama antara Bank Indonesia & Bank Sentral ASEAN alokasikan 10-15% cadangan devisa untuk jaminan PETROASEAN .
Pilot Project dalam Transaksi "ekspor-impor" menggunakan PETROASEAN. Nikel, Minyak, Sawit, dll. dibayarkan dengan PETROASEAN.
Apabila adanya perbedaan stabilitas ekonomi ASEAN maka gunakan "two-tier system" bersama Negara dengan fundamental kuat seperti Singapura, Indonesia yang masuk fase pertama. guna mencegah Resistensi AS/EU Â Â Â Â Â diperlukan Diplomasi dan Lobi pihak China & Jepang untuk mendukung inisiatif sebagai penyeimbang dominasi USD. Mengantisipasi Kurangnya infrastruktur keuangan, Bank Sentral ASEAN dapat membangun "ASEAN Clearing House" untuk transaksi PETROASEAN.
Gagasan "Petroasean" menjadi terobosan visioner bagi kawasan untuk memerdekakan ASEAN dari dominasi perang dagang. Menciptakan sistem moneter berbasis keadilan ekonomi (backed by ressource (SDA) & emas). Serta memperkuat solidaritas ASEAN dalam kedaulatan ekonomi. Â
Langkah Strategis Pemerintah Indonesia perlu memimpin koordinasi dengan Bank Indonesia mempersiapkan Bank Sentral ASEAN (ASEAN Central Bank). Melakukan "uji coba terbatas" pada komoditas strategis (Nikel, Sawit, Minyak, SDA lainnya). Â
Sehingga PETROASEAN Â bukan hanya wacana, tetapi bisa menjadi realitas jika ada Political will yang kuat dari negara-negara ASEAN berangkat dari inisiatif Indonesia dalam melindungi kawasan.
Referensi :
1. Adi Putra (Adhyp Glank) (2023), ASEAN Currency Union : Penerbitan Petroasean. Â
2. Bank Indonesia (2025), "Laporan Stabilitas Keuangan ASEAN".