Mohon tunggu...
ADI PUTRA (Adhyp Glank)
ADI PUTRA (Adhyp Glank) Mohon Tunggu... Seniman - Saling follow itu membahagiakan_tertarik Universalitas, Inklusivitas dan Humaniora, _Menggali dan mengekplorasi Nilai-nilai Pancasila

-Direktur Forum Reproduksi Gagasan Nasional, -Kaum Muda Syarikat Islam, - Analis Forum Kajian Otonomi Daerah (FKOD), - Pemuda dan Masyarakat Ideologis Pancasila (PMIP), -Penggemar Seni Budaya, Pemikir dan Penulis Merdeka, Pembelajar Falsafah Pancasila

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Indonesia Cabal Sistem (ICS) dalam Simbol Program interelasi

8 Desember 2022   21:32 Diperbarui: 11 Desember 2022   14:08 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.kompas.com/skola/read/2022/07/05/140000069/enzim-yang-terlibat-dalam-replikasi-dna?page=all

SUATU POLA SISTEM CABAL TENTANG PENGENALAN RAGAM PRANATA KEHIDUPAN BARU : BHINEKA TUNGGAL IKA : MENGENALI PERADABAN BERDASARKAN TAKSONOMI KETERIKATAN BUDAYA, RAS DAN KEPERCAYAAN GUNA MENGENALI KOMBINASI PRANATA DARI KELENGKAPAN CIRI DAN KESEMPURNAAN DALAM PROSES PERSILANGAN INTER-GENETIK PADA INTER-ETNIS ATAU INTER-JENIS TURUNAN TERHADAP KOMPONEN-KOMPONEN SEMESTA KEHIDUPAN .

(POLA PERSILANGAN LINTAS NATURAL MATERIAL DAN ANTI-MATERIAL KOMPONEN)

Oleh: ADI PUTRA (Adhyp Glank)

Sebelumnya kita mengenal Taksonomi sebagai cabang ilmu biologi tersendiri yang mempelajari penggolongan atau sistematika makhluk hidup,

Dengan mempelajari sejarah pola dan sistem penulisan nama organisme di alam semesta, seperti tradisi yang biasa digunakan dalam tradisi Arab atau Tiongkok, dan bangsa lainnya,  susunan pengelompokan diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus atau Carl von Linne yang diberi gelar "Bapak Taksonomi" dalam karya, Systema Naturae (Sistematika Alamiah). yang muncul akibat permasalahan tata nama atau penamaan dalam menandai bio organisme, yang terkadang mengalami perubahan berkali-kali semenjak manusia mulai mencatat berbagai jenis organisme.

Penulis menyajikan Pola Persamaan yang merupakan nilai dari 1 Dasar yang dikembangkan dengan jumlah yang tak terbatas oleh Jumlah dan nilai, Penulis memberikan nama "Teori Sistematika Kebhinekaan" dan "Rumus pola Dasar kebhinekaan" sebagai Pengenalan dan penentuan Pola Pranata dari Klasifikasi interbiopolarisasi berbasis Komponen Dasar.

Kalau dalam Sistematika Taksonomi hanya diperkenalkan dengan proses penamaaan berdasarkan Ciri, Golongan, Ras, spesies, DNA, Jenis, dikarenakan baru ditemukan atau karena lupa catatan sehingga penamaan menjadi beragam (ganda atau multi) dalam satu objek atau subyek jenis ataupun spesies dalam Bio-organisme, kekeliruan terjadi karena tumpang tindih data essensial semisal dikarenakan penamaan 1 Objek dengan berbeda-beda, penamaan dari sebutan. Sebagai Contoh : telinga, kuping, ear, udzunun, kopok, dsb, sehingga tidak terjadi sinkronisasi dan tidak dapat bersinergi.

Suatu tantangan bagi Penulis untuk merumuskan secara sederhana logika Dasar berdasarkan sitematika dan kombinasi yang ada pada alam semesta, dalam  upaya merantai kelengkapan ciri dan kesempurnaan dalam proses persilangan inter-genetik pada inter-etnis atau inter-jenis terhadap komponen-komponen semesta kehidupan. terhadap suatu sistem, aturan, komposisi, subyek, obyek yang saling mensifati dari unsur atau komponen yang sudah tersedia di alam semesta, sebagai suatu sistem Pranata Peradaban Baru bukan hanya sekedar menamakan dan memasukkan ke dalam tabel atau daftar seperti halnya ilmu Taksonomi.

Eko-Sosial pengelompokkan dapat dilakukan dan dimulai dengan merantai jaringan antar penghubung berdasarkan ciri Karakter, Budaya, Kata dan Bahasa daerah, Catatan serta peninggalan sejarah melalui penyusunan yang didasari fungsi, maksud dan tujuan,  diantaranya dapat dilakukan melalui seleksi berdasarkan Seni Tradisi dan seremonial yang dilakukan dalam suatu Suku, Wilayah, berdasarkan iklim dan geografis serta komponen pendukungnya, atau berdasarkan pengenalan gelombang frekuensi dalam type bunyi, seperti halnya memanfaat cabang ilmu tanah (pedologi) untuk mempelajari kondisi dan keadaan tanah serta perekomendasian kecocokan peruntukan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuannya.

Dalam Hukum Fisika Quantum Bahwa seluruh elemen materi yang ada di semesta adalah bersumber dari satu inti atom, apapun jenis, bentuk materialnya pada dasarnya adalah bersumber dari satu unsur yang sama, dengan Kata lain sebagai suatu ke-"Bhineka Tunggal Ika" (Sanskerta) yang diartikan "Berbeda-beda tetapi tetap Satu", Nilai Satu disini tidak dimaknai sebagai Spesies , tidak juga diartikan sebagai Jenis, dan bukan diartikan sebagai Komponen, tetapi sebagai Nilai Kesempurnaan dari percampuran lintas natural suatu material komponen.

Setiap Unsur Material selalu memiliki pasangan yang menjadi Anti-material, Anti-Material merupakan sisi [-] Negatif dari [+] Plus Material atau dapat diberlakukan sebaliknya bahwa Anti-Material merupakan sisi [+] Positif dari [-] Negatif Material  , jika di analogikan dalam sebuah baterai bahwa Material dan Anti-Material merupakan Kutub Negatif dan Kutub Positif,  namun dalam situasi khusus terdapat suatu kebebasan untuk menentukan Posisi kutub, Kita dapat mengklaim bahwa Anti-Material sebagai bagian dari Plus ataupun minus, tetapi tidak bisa keduanya,

jadi yang menjadi titik konsentrasi adalah :

"jika Material adalah Plus, Maka Anti-Material adalah Minus"
(Material = [-] maka Anti-Material adalah [+]) = Jika M- maka AM+

atau sebaliknya,

""jika Anti-Material adalah Plus [+], Maka Material adalah Minus [-]"
(Material = [+] maka Anti-Material adalah [-]) = Jika M+ maka AM-
jadi, labeling Material bukanlah Anti-Material, dan Anti-Material bukanlah Material, sehingga diketahui bahwa keduanya bukan bagian dari sebutan atas klaim masing-masing atau bukan keduanya,

Apabila Material akan dihadapkan dengan Anti-material akan terjadi penguraian pola genetika pada etnis dan jenis. Penentuan Komposisi dan takaran yang tepat dan sesuai akan membentuk pola keseimbangan dari percampuran pada tiap-tiap perpindahan, maka akan terjadi suatu pemaknaan Kondusifitas atau dapat juga terjadi hal yang berbeda seperti terjadinya titik ketidakseimbangan antara Material dan Anti-material yang disebabkan oleh Komposisi dan takaran yang tidak tepat, hal ini bisa disebabkan efek kekurangan atau kelebihan Komposisi antara isi muatan Material dan isi muatan Anti-Material.

Kedudukan Material sebagai hasil "Ciptaan Tuhan" di Semesta dan Anti-Materi merupakan "Partikel Tuhan" sebagai penyeimbang Kedudukan Material dalam Semesta, Perimbangan ukuran , takaran ketepatan  keduanya adalah hasil alamiah sebagai karya Tuhan sebagai Pencipta semesta dunia.

Otomatisasi Perimbangan dapat terjadi apabila Material memiliki kesesuaian unsur dengan Anti-Material, reaksi keduanya akan dapat saling memusnahkan atau dapat juga saling berpadu, Analoginya Seperti halnya manusia yang tidak tahan dengan rasa dingin akan mencari tempat yang lebih hangat, dan ketika merasa panas dan tidak tahan dengan rasa panas manusia akan mencari tempat yang lebih dingin, sehingga perimbangan didasari atas kebutuhan, Komposisi hardware dan sofware akan berperan dalam mengendalikan sensor serta daya sensitifitas atas apa yang terjadi seperti efek langsung terhadap kulit dan rasa pada manusia.

Mengenai labeling Material dan Anti-Material dalam analogi Dingin dan Panas pada rasa manusia ini terdapat suatu kebebasan untuk menentukan kondisi, labeling dingin sebagai rasa panas atau Panas sebagai Rasa dingin, dalam pernyataan lain "Jika Dingin sebagai Plus, maka Panas sebagai minus" suatu Penentuan labeling berdasarkan kebebasan, jadi " Jika Panas sebagai Minus, maka dingin sebagai Plus", Pada Analogi ini status Manusia adalah  sebagai Jenis atau Spesies yang berperan dalam mengendalikan sensor serta daya sensitifitas atas apa yang terjadi mengenai efek langsung yang bersentuhan dengan Kopetensi keberadaan penyebab panas dan penyebab dingin itu .

[+] sebagai Genetik ,= ([+] = Genetik)
[-] sebagai Genetik, = ([-] = Genetik)
Manusia sebagai Jenis/Spesies = (Manusia = jenis/Spesies)
unsur [+] sebagai satuan  = (unsur [+] = satuan)
unsur [-] sebagai satuan = (unsur [-] = satuan)

Pada Analogi Baterai, harus di ingat fokus yang harus menjadi titik konsentrasi tentang kedudukan masing-masing "jika Material adalah Plus, Maka Anti-Material adalah Minus", tegangan daya yang dikeluarkan dari baterai akan bereaksi jika ada komponen penghubung lintas koneksi akan menyebabkan munculnya percikan, perimbangan daya dalam percikan akan mempertahankan nilai daya yang dikeluarkan diantara dua kutub, keuntungannya adalah tidak ada kerusakan namun tetap dapat menghasilkan tegangan arus/daya, hal ini juga didukung dengan komponen penghubung yang kuat dan sesuai dengan ukuran/kadar tegangan, sehingga komponen penghubung tidak menjadi rusak, setiap kutub terdapat komponen yang memiliki unsur genetika khusus untuk diuraikan sehingga dapat menghasilkan suatu efek nilai.

Setiap unsur dari genetika komponen mempunyai satuan, ukuran, dan rasa yang dapat diwakilkan dengan angka ataupun simbol, semisal suatu "nama" dari abjad/huruf atau suatu simbol tersusun dan terkolaborasi dalam satu rangkaian, yang dapat dihitung berdasarkan nilai, dengan menciptakan suatu persamaan antara simbol yang satu dengan yang lainnya, berdasarkan kesepakatan atas persamaan lintas simbol yang disepakati. Terdapat perikatan diantara Abjad/Huruf dan Angka yang dapat dimaknai sebagai hasil kombinasi pranata dari kelengkapan ciri atas kesempurnaan persilangan yang memiliki Nilai Khusus tersendiri.

Sebagai sampling Kita dapat mencari Pola kesepakatan berdasarkan Perwakilan  urutan yang telah tersedia antara Abjad/Huruf Romawi dengan Angka, yang kemudian dapat dikembangkan berdasarkan Perwakilan urutan angka dan Abjad/huruf Romawi dan huruf Hijaiyyah yang sudah tersedia, dan dikembangkan lagi berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi, untuk memilih pola yang tepat mengklasifikasikan sebagai penerjemahan dari kodifikasi.

Kemudian, patut di sadari dan waspadai serta wajib di ingat bahwa tentang Batasan dari Pengembangan Pola Berdasarkan Komponen Dasar Awal tidak boleh diubah untuk langkah-langkah selanjutnya pada proses persilangan dalam bentuk apapun, Komponen Dasar Awal sebagai suatu identitas, Status, dan Jati Diri, meskipun perpindahan posisi terjadi dalam suatu pengembangan Pola.

Kemudian, Hasil Kesepakatan Komponen Dasar merupakan turunan yang mensifati asal mula Komponen dasar atas persilangan Komponen yang ditambahkan pada pranata penyusunan ataupun Pranata persilangan meskipun ditempatkan secara acak ketetapannya adalah 1 sebagai nilai,

Apabila ditemukan selisih diantara jumlah persamaan antara Suku/Jenis/Spesies pada Jumlah Komponen Dasar maka jumlah yang paling sedikit, dapat diulang dengan menambahkan Ciri berdasarkan Genetika Komponen Dasar.
Hasil yang didapatkan berdasarkan Suku Komponen Dasar 1 adalah yang mewakili setiap Unsur satu pada genetika Permulaan sebagai turunan Komponen Dasar 1 pada tiap-tiap Pola dan pengembangan Pola.

Dalam Bilangan Matematis 0 = tidak ternilai, tidak terhingga , pada Rumus Kebhinekaan 0 (Nol) memiliki kedudukan sebagai keabadian dalam suatu perkalian dalam kekhususan sebagai Nilai Terbesaran diantara besaran-besaran pada tiap-tiap Komponen di setiap proses penjumlahan dan penurunan suku Komponen,

Apabila terjadi kekeliruan, semisal terjadinya perubahan dalam komponen dasar dalam perjalanan yang tidak diizinkan,  maka 0 dapat dikatakan menjadi suatu konsekuensi utama bagi Komponen Dasar dan Seluruh turunan Komponen Dasar yang ada pada setiap Pola dan Turunan Pola,  0 merupakan kedudukan sebagai Nilai keabadian Utama dalam suatu perkalian bilangan, sebagai konsekuensi dari setiap Komponen dasar yang berakhir dengan hasil 0,

Dengan kalimat lain 0 merupakan Permulaan dan Proses perakhiran dari Seluruh Komponen Dasar  tanpa terkecuali, dalam hal ini 0 dapat diposisikan sebagai Anti-Material dari setiap Material Komponen dasar yang keliru, atau yang diakibatkan efek perubahan dalam perjalanan, dan konsekuensinya harus diawali dengan merantai kembali melakukan perubahan nilai yang keliru dengan melakukan pergantian atau pemberlakuan  Kekosongan atau Pengosongan melalui lipatan bilangan angka terhadap perkalian 0,  proses ini disebut pemusnahan seluruh Komponen Dasar dan  turunan dari tiap-tiap Komponen Dasar secara keseluruhan (Totalitas).

Jika Komponen Dasar ditentukan kembali Pada titik 0, Situasi ini dinyatakan sebagai tindakan ilmiah yang tidak Alamiah. Kembali ke titik 0  dan bermula kembali pada Komponen Dasar dan menentukan Pola Turunan Dasar 1 hingga pengembangan Pola kodifikasi 2,3,4,5.....hingga turunan dari sebaran perpindahan (Diaspora) Komponen Dasar pada proses yang selanjutnya dan seterusnya.

Dari sekian jumlah hasil Kodifikasi Komponen yang didapatkan merupakan susunan sistematik dari kesepakatan persamaan berdasarkan Pola yang menjadi / merupakan 1 "Kebhinekaan".

Hasil Jumlah/Banyaknya dari tiap-tiap Pola merupakan Perikatan diantara Huruf dan Angka dimaknai sebagai hasil kombinasi pranata dari kelengkapan ciri dan kesempurnaan persilangan yang memiliki Nilai Khusus tersendiri, yang Keseluruhannya Merupakan Nilai Essensial dari "Bhineka Tunggal Ika".

Sebagai Contoh mencari persamaan perwakilan Turunan Komponen Dasar nama = ALLAH
Untuk mencari Pola mencari Kesepakatan "Komponen Dasar" berdasarkan urutan Komponen yang telah tersedia, antara Abjad/Huruf Romawi dengan Angka, untuk mencari turunan Suku berdasarkan Genetika Angka dan Huruf", ditentukan dalam mencari kesepakatan persamaannya menjadi :

A   B   C   D    E    F   G   H   I    J     K    L     M    N    O    P    Q     R     S     T     U     V    W    X     Y     Z
1   2   3    4    5   6   7    8   9  10  11  12  13  14   15  16  17  18   19   20  21   22  23   24  25  26

Klasifikasi Pola  1 "berdasarkan Perwakilan Huruf dan angka yang sudah ada atau tersedia".
Didapatkan persamaan sebagai berikut :
 
(A=1), (B=2), (C=3), (D=4), (E=5), (F=6), (G=7), (H=8), (I=9), (J=10), (K=11), (L=12), (M=13), (N=14), (O=15), (P=16), (Q=17), (R=18), (S=19), (T=20), (U=21), (V=22), (W=23), (X=24), (Y=25), (Z=26)

Hasil kesepakatan persamaan berdasarkan Perwakilan Huruf dan angka yang sudah ada atau tersedia, didapatkan Pada Pola 1 adalah :

ALLAH = (A=1), (L=12), (L=12), (A=1), (H=8)

Jadi, perwakilan turunan Komponen Dasar 1 dari  ALLAH =
1. (A,L,L,A,H)
1. (1 ,12, 12, 1, 8 )

Keterangan :
[ 1. ] Satu Titik penandaan/ Kodifikasi yang merupakan turunan Awal/pertama/Ke-1 Komponen Dasar Berdasarkan Genetika/Jenis/Etnis/Spesies.
[ (1,12,12,1,8 ) ] merupakan Kodifikasi Awal/pertama/Ke-1 Komponen Dasar Berdasarkan Genetika/Etnis/Jenis/Spesies yang menjadi Master Genetika/Jenis/Etnis/Spesies dari -Sub turunan, berdasarkan Kesepakatan yang sudah ada atau tersedia yang merupakan hasil persilangan yang menjadi kesatuan berdasarkan persamaan nilai dengan kesesuaian Urutan.

sebagai Contoh kesesuaian Urutan Master :

(TUHAN) = 0
(PARA PETUGAS TUHAN) = 1
(KOMPONEN PENDUKUNG / ISI SEMESTA) = 2
(UTUSAN TUHAN) = 3
(KITAB SUCI/TUGAS/PETUNJUK DARI TUHAN) = 4
(KONSEKUENSI) = 5

Kesesuaian Urutan yang tersedia, berdasarkan Kekuatan Besaran Bilangan :  0-1-2-3-4-5

0 (TUHAN)-
1 (PARA PETUGAS TUHAN)-
2 (KOMPONEN PENDUKUNG / ISI SEMESTA) -
3 (UTUSAN TUHAN)-
4 (KITAB SUCI/TUGAS/PETUNJUK DARI TUHAN) -
5 (KONSEKUENSI)-

2. Pola mencari kesepakatan "berdasarkan urutan Perwakilan  angka dan Abjad/huruf Romawi dan huruf Hijaiyyah yang sudah tersedia" ,
Klasifikasi Pola  2 "berdasarkan urutan Perwakilan angka dan Abjad/huruf Romawi dan huruf Hijaiyyah yang sudah tersedia" Didapatkan persamaan sebagai berikut :

(A=Alif=1), (B=Ba=2), (C=Ta=3), (D=Tsa=4), (E=Jim=5), (F=ha=6), (G=Kho=7), (H=Dal=8), (I=Dzal=9), (J=Ro=10), (K=Zay=11), (L=Sin=12), (M=Syin=13), (N=Shod=14), (O=Dhot=15), (P=Tho=16=), (Q=Zho=17), (R='Ain=18), (S=Ghoin=19), (T=Fa=20), (U=Qof=21), (V=Kaf=22), (W=Lam=23), (X=Mim=24), (Y=Nun=25), (Z=Wau=26), (Aa=HA=27), (Bb=Lamalif=28), (Cc=Hamzah=29), (Dd=Ya=30)

Hasil kesepakatan berdasarkan Perwakilan urutan dalam Huruf Hijaiyah dan Angka, Pola 2 adalah :

 ALLAH = (A=Alif=1), (L=Sin=12), (L=Sin=12), (A=Alif=1), (H=Dal=8)

Pola 2 Kata Komponen Dasar 1= ALLAH
2. (A,L,L,A,H)
2. (Alif, Sin, Sin, Alif, Dal)
2. (1,12,12,1,8)

Turunan Komponen dasar Lanjutan
2. (A,L,12,1,H)
2. (A,12,Sin,A,Dal)
2. (A,L,L,A,Dal)
2. (A,Sin,L,A,H)
2. (A,Sin,Sin,A,H)
2. (A,Sin,Sin,Alif,H)
2. (A,Sin,Sin,Alif,Dal)
2. (A,L,Sin,A,H)
2. (A,L,Sin,Alif,H)
2. (A,L,L,Alif,H)
2. (A,L,L,A,Dal)
2. (Alif,L,L,A,H)
2. (Alif,12,12,Alif,Dal)
2. (Alif,Sin,Sin,Alif,H)
2. (A,Sin,Sin,Alif,Dal)
2. (A,Sin,Sin,A,DaL)
2. (A,L,L,Alif,DaL)
2. (Alif,Sin,L,Alif,H)
2. (1,Sin,12,Alif,8)

Hasil berdasarkan Pola 2 Menjadi perwakilan dari ALLAH

3. Pola mencari kesepakatan "berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi".
Klasifikasi Pola  3 "berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi".

(A=Alif1=1), (B=Ba=2), (C=Ta=3), (D=Dal=4), (E=Alif2=5), (F=Fa=6), (G=Ghoin=7), (H=HA=8), (I=Alif3=9), (J=Jim=10), (K=Kaf=11), (L=Lam=12), (M=Mim=13), (N=Nun=14), (O=Alif4=15), (P=Fa1=16), (Q=Qof=17), (R=Ro=18), (S=Sin=19), (T=Ta=20), (U=Alif5=21), (V=Fa2=22), (W=Wau=23), (X=Syin=24), (Y=Ya=25), (Z=Zay=26)

Menjadikan dari "Nama" sebagai simbol yang dapat diubah berdasarkan kesepakatan persamaan berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi dalam Abjad /Huruf, angka yang sudah tersedia, didapatkan Pada Pola 3 :

ALLAH = (A=Alif=1), (L=Lam=12), (L=Lam=12), (A=Alif=1), (H=HA=8)

Pola 3 ALLAH = (Alif, Lam,Lam,HA)
Pola 3 ALLAH  = (1, 12, 12, 1, 8)
Jadi,  perwakilan Komponen Dasar 1 :
ALLAH = (1,12,12,1,8) = (Alif, Lam,Lam,HA) = (1, 12, 12, 1, 8)

Titik TemuKomponen Dasar antara Pola 1 , Pola 2 dan Pola 3 :
POLA 1 nama "ALLAH" menghasilkan  Angka = (1,12,12,1,8)
POLA 2 nama "ALLAH" menghasilkan Angka =  (1,12,12,1,8)
POLA 2 nama "ALLAH" menghasilkan huruf Hijaiyah = (Alif, Sin, Sin, Alif, Dal)
POLA 3 nama "ALLAH" menghasilkan huruf Hijaiyah = (Alif, Lam, Lam, Alif, HA)
POLA 2  nama "ALLAH" menghasilkan perpaduan Bunyi = AliSiSinAliDa = ASSAD
POLA 3 nama "ALLAH" menghasilkan perpaduan Bunyi  =  AliLaLAliHA = ALLAH

Perikatan diantara Huruf dan Angka dimaknai sebagai hasil kombinasi pranata dari kelengkapan ciri dan kesempurnaan persilangan yang memiliki Nilai Khusus tersendiri.
Jadi,
Berdasarkan Turunan Komponen Dasar 1 Hasil Pola 1
ALLAH = (1,12,12,1,8)
Berdasarkan Hasil Pola 2
ALLAH = (1,12,12,1,8) = (Alif, Sin, Sin, Alif, Dal) = AliSiSinAliDa = ASSAD
Berdasarkan Hasil Pola 3
ALLAH = (Alif, Lam,Lam,HA) = (1, 12, 12, 1, 8) =  AliLaLAliHA = ALLAH

Contoh dengan menggunakan nama lain, semisal nama "JESUS "
Klasifikasi Pola  1 "berdasarkan Huruf dan angka yang sudah ada atau tersedia".

(A=1), (B=2), (C=3), (D=4), (E=5), (F=6), (G=7), (H=8), (I=9), (J=10), (K=11), (L=12), (M=13), (N=14), (O=15), (P=16), (Q=17), (R=18), (S=19), (T=20), (U=21), (V=22), (W=23), (X=24), (Y=25), (Z=26)

Menjadikan dari "Nama" sebagai simbol yang dapat diubah berdasarkan kesepakatan persamaan dalam angka dan huruf yang sudah tersedia, didapatkan Pada Pola 1 :

Hasil Persamaan dari JESUS  = (J=10), (E=5), (S=19), (U=21), (S=19)
didapatkan hasil komponen dasar 1  dari Pola 1 adalah

JESUS = (J,E,S,U,S)
JESUS = (10,5,19,21,19)

Klasifikasi Pola  2 "berdasarkan urutan angka dan Abjad/huruf Romawi dan huruf Hijaiyyah yang sudah tersedia" Didapatkan persamaan sebagai berikut :

(A=Alif=1), (B=Ba=2), (C=Ta=3), (D=Tsa=4), (E=Jim=5), (F=ha=6), (G=Kho=7), (H=Dal=8), (I=Dzal=9), (J=Ro=10), (K=Zay=11), (L=Sin=12), (M=Syin=13), (N=Shod=14), (O=Dhot=15), (P=Tho=16=), (Q=Zho=17), (R='Ain=18), (S=Ghoin=19), (T=Fa=20), (U=Qof=21), (V=Kaf=22), (W=Lam=23), (X=Mim=24), (Y=Nun=25), (Z=Wau=26), (Aa=HA=27), (Bb=Lamalif=28), (Cc=Hamzah=29), (Dd=Ya=30)

Menjadikan dari "Nama" sebagai simbol huruf yang dapat diubah atas kesepakatan berdasarkan urutan dalam Huruf Hijaiyah dan Angka, Pola 2 adalah :

Hasil Persamaan dari
JESUS  =  (J=Ro=10), (E=Jim=5),  (S=Ghoin=19),  (U=Qof=21), (S=Ghoin=19)

Maka didapatkan hasil turunan Komponen Dasar 1 dari Pola 2 :
JESUS = (J,E,S,U,S)
JESUS = (10,5,19,21,19)
JESUS = (Ro, Jim, Ghoin, Qof, Ghoin)

Klasifikasi Pola  3 "berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi antar abjad/huruf".

(A=Alif1=1), (B=Ba=2), (C=Tsa=3), (D=Dal=4), (E=Alif2=5), (F=Fa=6), (G=Ghoin=7), (H=HA=8), (I=Alif3=9), (J=Jim=10), (K=Kaf=11), (L=Lam=12), (M=Mim=13), (N=Nun=14), (O=Alif4=15), (P=Fa1=16), (Q=Qof=17), (R=Ro=18), (S=Sin=19), (T=Ta=20), (U=Alif5=21), (V=Fa2=22), (W=Wau=23), (X=Syin=24), (Y=Ya=25), (Z=Zay=26)

Menjadikan dari "Nama" sebagai simbol yang dapat diubah berdasarkan kesepakatan persamaan berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi antar Abjad /Huruf, angka yang sudah tersedia, didapatkan Pada Pola 3 :

JESUS = (J=Jim=10), (E=Alif2=5), (S=Sin=19), (U=Alif5=21), (S=Sin=19)

Maka didapatkan hasil turunan dari Komponen Dasar 1 dari Pola 3 :

JESUS = (J,E,S,U,S)
JESUS = (10, 5, 19, 21, 19)
JESUS = (Jim, Alif2, Sin, Alif5, Sin)

Titik Temu antara Pola 1 , Pola 2 dan Pola 3 :
POLA 1 nama "JESUS" menghasilkan  Angka = (10,5,19,21,19)
POLA 2 nama "JESUS" menghasilkan Angka = (10,5,19,21,19)
POLA 2 nama "JESUS" menghasilkan huruf Hijaiyah = (Ro, Jim, Ghoin, Qof, Ghoin)
POLA 3 nama "JESUS"  menghasilkan Huruf HIjaiyah = Jim, Alif2/e,Sin,Alif5/u, Sin)
POLA 2 nama "JESUS" menghasilkan perpaduan Bunyi  = RJGQG = RoJiGhoQoG
POLA 3 nama "JESUS" menghasilkan perpaduan Bunyi  = JESUS
Perikatan diantara Huruf dan Angka dimaknai sebagai hasil kombinasi pranata dari kelengkapan ciri dan kesempurnaan persilangan yang memiliki Nilai Khusus tersendiri."Yang Merupakan Bhineka Tunggal Ika"

Contoh Soal

Buatlah Persamaan berdasarkan pendekatan Pola 1 Pola 2 dan Pola 3 pada kalimat "Aku Cinta Kamu" pada Komponen yang telah tersedia :

A   B   C   D   E   F   G   H   I    J    K    L    M    N    O    P   Q    R     S    T    U    V    W    X    Y    Z
1   2   3    4    5   6   7    8   9  10  11  12  13  14   15  16  17  18  19   20  21   22  23   24  25  26

Pola 1 Aku CInta Kamu =  ?

Jawab :
Pola 1 Berdasarkan Kesepakatan Perwakilan antara Abjad/Huruf dengan Angka yang sudah ada atau tersedia menggunakan Klasifikasi Pola  1

(A=1), (B=2), (C=3), (D=4), (E=5), (F=6), (G=7), (H=8), (I=9), (J=10), (K=11), (L=12), (M=13), (N=14), (O=15), (P=16), (Q=17), (R=18), (S=19), (T=20), (U=21), (V=22), (W=23), (X=24), (Y=25), (Z=26)

Berdasarkan Kesepakatan Perwakilan antara Abjad/Huruf dengan Angka yang sudah ada atau tersedia menggunakan telah ditemukan Perwakilan persamaan dari "Aku CInta Kamu" :
Berdasarkan Pola 1 Menjadi perwakilan dari

1. (1,11,21), (3,9,14,20,1), (11,1,13,21) = Aku Cinta Kamu

Pola 2 Aku CInta Kamu = ?

Pola  2 berdasarkan pengembangan Kesepakatan urutan Perwakilan angka dan Abjad/huruf Romawi dan huruf Hijaiyyah yang sudah tersedia" Didapatkan Klasifikasi persamaan sebagai berikut :

(A=Alif=1), (B=Ba=2), (C=Ta=3), (D=Tsa=4), (E=Jim=5), (F=ha=6), (G=Kho=7), (H=Dal=8), (I=Dzal=9), (J=Ro=10), (K=Zay=11), (L=Sin=12), (M=Syin=13), (N=Shod=14), (O=Dhot=15), (P=Tho=16=), (Q=Zho=17), (R='Ain=18), (S=Ghoin=19), (T=Fa=20), (U=Qof=21), (V=Kaf=22), (W=Lam=23), (X=Mim=24), (Y=Nun=25), (Z=Wau=26), (Aa=HA=27), (Bb=Lamalif=28), (Cc=Hamzah=29), (Dd=Ya=30)

Pola 2  Berdasarkan Kesepakatan Perwakilan antara Abjad/Huruf dengan Angka yang sudah ada atau tersedia menggunakan telah ditemukan Perwakilan sebagai Keturunan Komponen Dasar 1 :

2. (A,K,U), (C,I,N,T,A), (K,A,M,U)
2. (1,11,21), (3,9,14,20,1), (11,1,13,21)
2. (Alif,Zay,Qaf), (Ta,Dzal,Shod,Fa,Alif), (Zay,Alif,Syin,Qof) = Aku Cinta Kamu

Dari sekian jumlah hasil Kodifikasi Komponen yang  didapatkan merupakan susunan dari kesepakatan persamaan berdasarkan Pola diatas merupakan "Kebhinekaan" dari arti Kalimat "Aku cinta kamu"
Hasil Jumlah/Banyaknya dari Pola 2 merupakan Perikatan diantara Huruf dan Angka dimaknai sebagai hasil kombinasi pranata dari kelengkapan ciri dan kesempurnaan persilangan yang memiliki Nilai Khusus tersendiri.Yang Keseluruhannya Merupakan "Bhineka Tunggal Ika"

Pola 3 Aku CInta Kamu = ?

Pola  3 berdasarkan pengembangan Kesepakatan urutan Perwakilan berdasarkan pendekatan penyesuaian Perpaduan Bunyi antar angka dan Abjad/huruf Romawi dan huruf Hijaiyyah yang sudah tersedia" Didapatkan Klasifikasi persamaan sebagai berikut :

(A=Alif1=1), (B=Ba=2), (C=Tsa=3), (D=Dal=4), (E=Alif2=5), (F=Fa=6), (G=Ghoin=7), (H=HA=8), (I=Alif3=9), (J=Jim=10), (K=Kaf=11), (L=Lam=12), (M=Mim=13), (N=Nun=14), (O=Alif4=15), (P=Fa1=16), (Q=Qof=17), (R=Ro=18), (S=Sin=19), (T=Ta=20), (U=Alif5=21), (V=Fa2=22), (W=Wau=23), (X=Syin=24), (Y=Ya=25), (Z=Zay=26)
Berdasarkan Pola 3 Kesepakatan Perwakilan antara Abjad/Huruf dengan Angka yang sudah ada atau tersedia menggunakan telah ditemukan Perwakilan sebagai turunan Komponen Dasar 1 pada Pola 3 :

3. (A,K,U), (C,I,N,T,A), (K,A,M,U)
3. (1,11,21), (3,9,14,20,1), (11,1,13,21)
3. (Alif1,Kaf,Alif5), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1), (Kaf,Alif1,Mim,Alif5)

Turunan Komponen Lanjutan :
3. (1,Kaf,21), (3,Alif3,14,Ta,1), (11,Alif1,13,Alif5)
3. (Alif1,11,Alif5), (Tsa,9,Nun,20,Alif1), (Kaf,1,Mim,21)
3. (A,Kaf,21), (C,Alif3,14,T,Alif1), (K,Alif1,13,U)
3. (1,K,Alif5), (11,A,Mim,21), (Kaf,Alif1,Mim,Alif5)
3. (1,11,21), (3,9,14,20,1), (Kaf,Alif1,Mim,Alif5)
3. (Alif1,Kaf,Alif5), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1), (11,1,13,21)
3. (Alif1,Kaf,Alif5), (3,9,14,20,1),  (Kaf,Alif1,Mim,Alif5)
3. (1,11,21), ), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1), (Kaf,Alif1,Mim,Alif5)
3. (1,Kaf,21),  (3,9,14,20,1),  (11,Alif1,13,Alif5)
3. (1,Kaf,21), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1),(11,Alif1,13,Alif5)
3. (1,11,21), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1), ), (11,Alif1,13,Alif5)
3.  (Alif1,Kaf,Alif5),  (3,9,14,20,1), (Kaf,Alif1,Mim,Alif5)
3. (Alif1,Kaf,Alif5), (3,Alif3,14,Ta,1), (11,Alif1,13,Alif5)
3. (1,Kaf,21), (3,9,14,20,1), (11,1,13,21)
3. (Alif1,Kaf,Alif5), (3,9,14,20,1), (11,1,13,21)
3. (1,11,21), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1), (11,1,13,21)
3. (. (1,11,21), (Tsa,Alif3,Nun,Ta,Alif1),

Dari sekian jumlah hasil Kodifikasi Komponen yang  didapatkan merupakan susunan dari kesepakatan persamaan berdasarkan Pola diatas merupakan "Kebhinekaan" dari arti Kalimat "Aku cinta kamu"
Perikatan diantara Huruf dan Angka dimaknai sebagai hasil kombinasi pranata dari kelengkapan ciri dan kesempurnaan persilangan yang memiliki Nilai Khusus tersendiri.Yang Keseluruhannya Merupakan "Bhineka Tunggal Ika"

Catatan kakiku :
Master dan -Sub turunan, mencari nilai sebaran essensial dari proses inseminasi simbol = Angka/bilangan hitungan, Abjad/huruf, Ketentuan dan Penentuan Kodifikasi,
Pola Turunan Komponen pada reaksi Pembelahan besaran nucleus pada foton electron dan neutron,
Pola turunan pembelahan gelombang nanofrekuensi guna mendapatkan keseimbangan pola turunan guna menentukan takaran Anti-Material Efek totalitas  radioaktif pada Dimensi Ruang dan Waktu dalam ThermoDinamikaQuantum.

(7/3/2019)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun