Mohon tunggu...
Adinda Tiara Putri
Adinda Tiara Putri Mohon Tunggu... -

i spill by writing

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Pantang Diam di Tanahumba

21 November 2017   17:20 Diperbarui: 21 November 2017   17:31 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika pada sore pertama di Pulau Sumba mereka menikmati cahaya matahari tenggelam, di hari keempatnya, peserta menikmati matahari terbit di Pantai Sunrise. Usai menikmati hangatnya matahari terbit, atraksi pacuan kuda menyambut mereka sebelum menuju Sumba Timur.

Dari tengah hingga timur, tim petualangan menyusuri Air Terjun Tanggedu, sementara tim fotografer bertualang di Puru Kambera, mengoleksi gambar pemandangan pegunungan savana dengan berpuluh-puluh kuda liar dan hewan lainnya.

Di waktu yang sama, tim budaya berkunjung ke Kampung Adat Wunga yang merupakan kampung pertama sekaligus tertua di Sumba Timur. Di kampung yang didirikan oleh nenek moyang orang Sumba yang berasal dari Malaka Tanabara ini dapat dijumpai sejumlah rumah adat Sumba, tenun ikat, dan juga kuburan batu.

Sore harinya, Yudi melanjutkan, ketiga tim bersama-sama menikmati matahari terbenam di Pantai Walakiri lalu berangkat menuju kampung Pau Umabara untuk bermalam. Di kampung ini, tim budaya mempelajari bagaimana proses tenun ikat, tim fotografer mengabadikan momen matahari terbit di Pantau Watu Parunu sejak pukul tiga pagi, sedangkan tim petualangan menyambangi Air Terjun Waimarang.

Malamnya, diadakan farewell dinner sebagai penutup dari rangkaian petualangan mereka selama IAF. Semua peserta mengenakan pakaian adat Sumba.

"Terimakasih atas dukungannya sehingga acara ini sukses digelar. Bantu kami memviralkan dan mempromosikan Sumba dengan segala kelebihan dan kekurangannya," tukas Bupati Sumba Timur Gidion Mbliyora saat memberikan sambutan dalam farewell party di Rumah Jabatan.


Ia mengemas alam Sumba yang istimewa ini dengan gaya nama 4E: extreme, exotic, explore, dan expose.

Sebelum di Pulau Sumba, IAF diselenggarakan di Lembata pada 2014 dan di Alor pada 2016. Menteri Pariwisata Arief Yahya turut senang terhadap suksesnya kegiatan ini. Ia menganggap, dari sisi Amenitas, Atraksi, dan Aksebilitas, Pulau Sumba sudah sangat komplet, tinggal mengemasnya supaya menjadi atraksi yang menarik perhatian dunia.

"Ayo, bersama bangun pariwisata Sumba. Bersama kita bisa," kata Arief Yahya.

Jadi, siapa yang mau gabung membangun dan memviralkan pariwisata Sumba bersama?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun