Mohon tunggu...
Adinda Putri Maharani
Adinda Putri Maharani Mohon Tunggu... Universitas Negeri Jakarta

Saya mahasiswa digital marketing yang memiliki minat sebagai conten creator

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Cuma Liat Iklanya, Tapi Berasa Kopinya? Perspsi Konsumen pada Iklan KOPIKO

7 Mei 2025   03:50 Diperbarui: 7 Mei 2025   03:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Iklan Kopiko (Sumber: https://youtu.be/ifTOyT8f6Og?si=ewR1mv19Kow3Sj0J))

Saya yakin kamu pasti pernah lihat iklan Kopiko kan? Di iklanya, Tiba-tiba ada cewek yang kesamber energi habis makan permen Kopiko, ternyata itu ada tujuanya lho. Iklan kopiko yang lebay dan dramatis ini mainin persepsi kita sebagai konsumen lewat strategi yaitu sensory marketing . Yuk, kita bahas melalui teori persepsi konsumen, menurut Michael Solomon, gimana cara Kopiko bikin pikiran kita jadi ngerasa butuh banget padahal cuma dari layar aja!.

Memainkan Pancaindra (Exposure)

(Iklan Kopiko (Sumber: https://youtu.be/ifTOyT8f6Og?si=ewR1mv19Kow3Sj0J))
(Iklan Kopiko (Sumber: https://youtu.be/ifTOyT8f6Og?si=ewR1mv19Kow3Sj0J))

Menurut Solomon, persepsi konsumen adalah proses di mana pelanggan memilih, mengatur, dan menafsirkan infromasi yang diterima dari merek. Saat kita melihat iklan Kopiko di televisi, perhatian kita dialihin ke warna merah mencolok dari warna baju dan kemasan Kopiko. Warna merah ini yang bikin semangat, menambah energi, dan gak bisa dialihin ke lainya. Ditambah ekspresi dari cewek pas makan Kopiko, kayak tiba-tiba dapet kekuatan super. Lama-lama otak kita mulai ngebayangin rasa kopi dari Kopiko, walaupun sebenernya kita nggak nyobain langsung. Dalam iklan ini juga ada efek suara musik yang dramatis, suara rambut yang bertebar dan kamera close-up yang bikin iklanya lebih hidup. Tanpa sadar,  panca indra kita mulai dari mata, telinga, sampai imajinasi lidah kita diajak merasakan sensasi kenikmatan rasa Kopiko.

Mata jadi fokus (Attention)

(Iklan Kopiko (Sumber: https://youtu.be/ifTOyT8f6Og?si=ewR1mv19Kow3Sj0J))
(Iklan Kopiko (Sumber: https://youtu.be/ifTOyT8f6Og?si=ewR1mv19Kow3Sj0J))


Kopiko bisa banget mainin perhatian kita lewat iklanya. Mereka tahu kalau perhatian orang bisa berubah-ubah tergantung seberapa menarik atau relate iklanya buat kita. Warna merah yang mencolok, ditambah gerakan dramatis pas rebutan Kopiko dan makan Kopiko, yang cuma bisa bikin penonton lihat ekspresinya aja.  Orang-orang yang rebutan Kopiko ini,  tanpa sadar bikin pemikiran kita merasa "kayaknya enak deh" dan kita jadi mau cepet-cepet beli. Ditambah beberapa orang yang merasa ukuran permen Kopiko kecil, dari iklanya nunjukin kalau sekarang Kopiko ada yang versi lebih besar. Jadi bikin kita bisa nikmatin sensasi kopi yang lebih nendang dan menambah semangat.

Menciptakan makna lewat imajinasi (Interpretaion)
Kopiko bikin kita ngebayangin rasa kopi yang kuat, walaupun kita nggak nyobain langsung. Karena ekspresi dari orang yang rebutan dan cewek yang makan permen Kopiko nunjukin kalau kopiko tuh "lebih besar dan lebih kuat rasa kopinya". Kopiko manfaatin ini semua untuk menambah pengalaman yang berkesan dan mudah di ingat. Dari iklan Kopiko kita tahu kalau, Kopiko bukan cuma jual permen rasa kopi . Iklanya menunjukkan, mereka juga menjual pengalaman, sensasi dan emosi. Ini bikin kita ngebayangin rasa kopi yang kuat dengan ukuran kopiko yang lebih besar, dan bisa menambah semangat kita, walaupun cuma dari penglihatan aja. 

Kalau kamu tiba-tiba keinget dan ngebayangin rasa kopiko, terus kamu beli  gara-gara liat iklanya, berarti Kopiko berhasil merubah persepsi konsumenya!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun