Mohon tunggu...
Adinda IndahPalupi
Adinda IndahPalupi Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

Saya seorang mahasiswa di UPI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keluarga sebagai Pendidik Sepanjang Hayat

23 November 2022   23:23 Diperbarui: 23 November 2022   23:42 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pelaksanaan pembelajaran sepanjang hayat dalam keluarga menunjukkan bahwa keluarga memang merupakan lembaga pendidikan pertama yang biasa ditemui anak sejak lahir hingga meninggal. Keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan sentral tempat anak pertama kali mendapatkan pendidikan untuk membentuk kepribadiannya bagi kehidupannya kelak. 

Orang tua harus mengajari anak-anak mereka bagaimana mengembangkan emosi mereka sehingga mereka tumbuh sebagai seseorang yang dapat mengendalikan perasaan mereka. Orang tua adalah pengawas anaknya yang bertanggung jawab membimbing dan mengarahkan anaknya ke jalan kehidupan yang benar. 

Dengan cara ini memungkinkan anak-anak untuk menemukan potensi mereka yang sebenarnya. Secara keseluruhan, pendidikan keluarga pada hakekatnya dilakukan untuk membantu anak menjadi manusia yang lebih baik yang dapat mengembangkan dirinya.

Fakta empiris yang terjadi, di Indonesia praktik belajar sepanjang hayat belum banyak dikenal dan sangat jarang digunakan sebagai istilah program pendidikan. Masyarakat dan organisasi yang menyelenggarakan pendidikan lebih mengenal terminologi pendidikan nonformal atau dikenal juga dengan pendidikan informal. Padahal, program belajar sepanjang hayat ini sudah lama diterapkan di Indonesia dalam berbagai bentuk dan jenis yang beragam.

Program pembelajaran sepanjang hayat melalui jalur pendidikan non formal yang ada di Indonesia yaitu, program pemberantasan buta aksara, pendidikan kesetaraan, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), perpustakaan, dan lainnya. 

Pembrantasan buta aksara, dengan sasaran nasional angka buta aksara dewasa nasional sebesar 5% pada akhir tahun 2009. Hal yang sama dilakukan oleh pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk mendukung kebijakan pemerintah pusat dengan meningkatkan pendanaan melalui APBD provinsi/kabupaten/kota. (Hufad et al., 2010)

Penerapan pendidikan sepanjang hayat dalam keluarga merupakan suatu upaya keluarga untuk memberikan pendidikan dalam berbagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai dasar kelangsungan hidup sepanjang hayat anak atau anggota keluarganya. 

Model strategi penerapan pembelajaran sepanjang hayat dalam keluarga adalah menanamkan konsep; tujuan hidup, respon atas keinginan, solusi logis dari masalah yang dihadapi anak, perencanaan kegiatan pendidikan yang tepat dan bimbingan serta penjelasan tentang pentingnya pendidikan dalam kehidupan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Hatimah, I. (2017). The Implementation of Lifelong Learning in Family. 88(20), 83--85. https://doi.org/10.2991/nfe-16.2017.20

Hufad, A., Pramudia, J. R., & Supariatna, S. (2010). Studi tentang Implementasi Program Belajar Sepanjang Hayat di Indonesia. 4--10. http://file.upi.edu/Direktori/PROCEEDING/Seminar_Internas.NFE/STUDI_TENTANG_IMPLEMENTASI_PROGRAM_BELAJAR_SEPANJANG_HAYAT_DI_INDONESIA.pdf.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun