Mohon tunggu...
Adinda AmaliaSholihah
Adinda AmaliaSholihah Mohon Tunggu... Lainnya - Adinda Amalia Sholihah

actually, motivation is a result. Motivation is pride you take in work you have already done. Which fuels your willingness to do even more. -The motivation Myth

Selanjutnya

Tutup

Diary

Punya Tempat & Cerita dengan Allah

28 Juni 2022   09:28 Diperbarui: 28 Juni 2022   09:39 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Keluhan itu bisa baik, jika disampaikan pada orang yang tepat. Pada psikolog, orangtua, atau bahkan pada Tuhan yang tidak pernah absen untuk mendengarkan.

Mengeluh dengan tahu tempatnya akan memberi dampak yang baik.  Misalnya, seorang yang kesakitan fisik, keluhannya disampaikan pada dokter. Seorang yang trauma dan mengalami gangguan dalam psikis atau jiwa, keluhannya disampaikan pada psikolog. Jangan yang sakit fisik malah datang ke tempat pariwisata. Atau malah lebih jangan yang sakit psikis, datang ke tempat konser dangdut. Begitu, kan?

Kepada siapa kita lebih nyaman untuk mengeluh? itu opsional dan tergantung pada diri kita masing-masing. Ada yang nyamannya dengan teman dekat, orangtua, Tuhan, bahkan dengan dirinya sendiri. Misalnya, mengeluh dengan menangis sendirian di kamar, sudah buat perasaan lega dan ringan untuk bekal menjalani hari besok. Ada yang begitu juga sudah cukup terobati. Mengekspresikan sesuatu dengan mengeluarkan emosi yang sedang dirasakan untuk sebagian orang akan membuat suatu hal yang rumit menjadi hal yang sederhana.

Beda lagi, jika sudah memiliki pendapatan yang cukup dan keluhan itu sudah menjadi bahan serius karena merasa tidak bisa handle sendiri, bisa langsung datang ke psikolog. Bukan datang karena kelemahan kekuatan diri, melainkan karena bentuk kepedulian sama diri kita sendiri.

Selain itu, bisa juga kepada orang tua. Kadang orangtua menjadi sasaran ternyaman mengadu sebuah cerita.

Sayangnya akhir-akhir ini, karena usia yang semakin dewasa, rasanya semakin malu dan enggan bukan? Berpikir karena beban mereka belum tentu tidak lebih berat dari pada beban kita, dan apalagi sebagai seorang anak, mana mau untuk menambah-nambah beban yang mereka puny. Setidaknya jika belum bisa membahagiakan, jangan menambah-nambah permasalahannya. Kan prinsip orang dewasa seperti itu.

Lantas, tempat mengeluh yang paling nikmat tanpa biaya, tanpa takut diceritakan pada oranglain, tanpa takut tidak didengarkan, tanpa takut tidak direspon, tanpa malu mengungkapkan apapun, tanpa pura-pura untuk kuat adalah mengeluh kepada Tuhan kita sendiri.

Tuhan tidak memberi nasihat dan solusinya secara langsung, namun setelah mengeluhkan semua masalah kita padaNya, ia memberikan ketenangan dalam diamnya. Diam-diam bekerja di balik sebuah ketenangan itu. Dia bekerja pada dasarnya hati. 

Tidak mendengarkan kita dengan telinganya, namun mendengarkan kita pada sesuatu yang tidak bisa lagi kita jangkau. Punya caranya tersendiri yang tanpa sadar membuat hati mendapat ketenangan dan kedamaian. Cerita kepada Tuhan menjadi sasaran empuk karena manfaat yang dirasakan akan banyak sekali. Satu-satunya tempat yang selalu sedia menerima keluhan dan senang untuk diceritakan keluhan, ya, hanya Dia.

Tempat  mengeluh sudah semestinya tempat yang paling bisa dipercaya saat  setelah selesaikan keluh kita, kita dapat pencerahan dan solusi darinya. Tidak sebatas hanya ingin didengar, lantas kita semakin lega. Melainkan kita bisa berhasil membangun ketersinambungan dengan tempat yang kita keluhkan. Terhubung untuk kita ingin kembali lagi dan lagi. Terhubung ketika kita merasakan lelah yang sama, kita sudah tahu pasti kemana tempat ingin tenang dan pulang.

Saya terus belajar bahwa perasaan mengeluh itu sudah semestinya tidak dibungkus oleh suatu perasaan emosi saja,  namun balut itu dengan kekuatan dan kesadaran. Jadikan itu sebagai langkah untuk menjadi diri yang lebih kuat lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun