Masa Anak-Anak Akhir: Pertama, Pemikiran sudah jauh lebih logis dan konkrit dan juga tidak lagi bersifat intuisi. Kedua, Kisah-kisah agama di interpretasikan secara harfiyah dan Tuhan digambarkan sebagai figure orang tua.
Karakteristik Sifat Menurut Suryabrata (1984)
Karakteristik Sifat Menurut Suryabrata (1984)
Menurutnya, pada masa ini anak usia SD lebih mudah untuk didik dibandingkan dengan masa-masa sebelumnya maupun sesudahnya.Â
Masa Fase Kelas Rendah:Â
Korelasi yang tinggi antara kehidupan jasmani dengan prestasi sekolahnya sebagai bukti tercukupinya kebutuhan biologis. Sikap yang tunduk kepada peraturan-peraturan permainan tradisional. Kecenderungan dalam hal memuji diri sendiri. Suka membandingkan dirinya dengan orang lain. Jika tidak bisa menyelesaikan soal, maka soal tersebut dinggap tidak penting dan diabaikan. Menginginkan nilai (angka rapor dan skor) yang baik, tanpa menyadari apakah prestasinya sudah pantas diberikan nilai baik atau buruk. Â
Masa Fase Kelas Tinggi:Â
Perhatian terhadap kehidupan yang praktis sehari-hari yang bersifat konkrit. Bersifat realistik (ingin tahu dan ingin belajar). Sampai umur 11 tahun membutuhkan bantuan guru atau orang dewasa untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya, setelah kira-kira berumur 11 tahun menghadapi soal sesuai dengan kemauannya dan berusaha untuk menyelesaikan soal itu sendiri. Melihat nilai (angka rapor) adalah ukuran terhadap prestasi sekolahnya. Gemar membuat kelompok dengan teman sebaya dengan tujuan untuk dapat bermain bersama.
PENUTUPÂ
Pada usia sekolah dasar peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda, untuk itu guru harus bisa memahami karakteristik pada setiap masing-masing siswa dengan tujuan agar proses pembelajaran bisa diterima oleh peserta didik dan peserta didik juga terasa nyaman untuk menerima proses pembelajaran tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan peserta didik di usia sekolah dasar mengalami pertumbuhan fisik dan juga psikis.Â
Pada proses pembelajaran, peserta didik usia sekolah dasar lebih suka terhadap pembelajaran dengan model bermain, penjelasan guru akan lebih mudah dipahami jika anak melakukan sendiri atau mempraktekannya sendiri dan terlibat secara langsung. Jadi untuk itu, guru hendaknya bisa merancang model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik dapat terlibat langsung dalam proses pembelajaran karena pada anak usia sekolah dasar mempunyai perkembangan yang sangat aktif.