Literasi adalah hal yang sangat esensi bagi kemajuan bangsa dan juga kemajuan individu. Seluruh bangsa sepakat bahwa budaya literasi dapat menghantarkan sebuah negara menajdi berperadaban maju.
Rendahnya literasi berdampak  luas bagi kemajuan bangsa. Kualitas literasi yang rendah,  menyebabkan produktivitas menurun, beban biaya kesehatan meningkat, pengangguran bertambah. Jika ini didiamkan maka akan berdampak menurunnya tingkat kesejahteraan masyarakat serta pada rendahnya pendapatan per kapita.
Dengan kata lain, literasi yang rendah berkontribusi secara signifikan terhadap kemiskinan, pengangguran dan kesenjangan. Sehingga perlu upaya-upaya khusus pemerintah untuk meningkatkan literasi Indonesia, dengan pengembangan terhadap; (i) konektivitas yaitu membangun akses dan infrastruktur perpustakaan sehingga masyarakat memiliki akses yang mudah dan murah terhadap informasi dan pengetahuan; (ii) konten, yaitu penguatan konten literasi berbasis kearifan lokal dan konten terapan "life skill" untuk meningkatkan keterampilan hidup; (iii) sumber daya manusia, yaitu peningkatan kualitas tenaga perpustakaan dan pegiat literasi sebagai pendamping literasi di masyarakat.
Berdasarkan  laporan UNDP dalam Education for All Global Monitoring Report (2006:144) menyimpulan bahwa korelasi peningkatan literasi sebuah negara sangat berdampak dalam peningkatan perkapita. Artinya bila tingkat literasi tingga maka pendapatan ekonomi juga meningkat.Â
Berdasarkan laporan tersebut, tindak hanya berpengaruh pada tingkat pendapatan secara ekonomi tapi juga peningkatan terhadap keterampilan, Mengasah kepekaan dan tanggung jawab, mengendalikan laju pertumbuhan penduduk, penurunan tingkat penggangguran, pengembangan kecakapan hidup.
Oleh karena itu, kunci utama dalam menjawab berbagai persoalan bangsa saat ini melalui kesenjangan pembangunan diberbagai sektor adalah melalui peningkatan indiks literasi masyarakat.
Era Revolusi Industri 4.0, dunia tidak hanya dituntut untuk melek teknologi tapi juga update informasi. Tentu saja ini merupakan fakta yang miris dan memprihatinkan.Â
Akibatnya, Indonesia mengalami potensi resiko yang sangat tinggi terhadap penyebaran konten negatif di era digital ini, seperti maraknya ujaran kebencian, hoaks, berita radikalisme, ataupun hasutan intoleransi. Itulah penyebab dari rendahnya kegemaraan membaca masyarakat terhadap informasi dan pengetahuan.
Patut dipahami bersama bahwa besar atau kecilnya produktivitas suatu bangsa dibuktikan dari keunggulan sumber daya manusianya melalui kreativitas dan inovasi.Â
Seberapa kompetitif SDM sangat mempengaruhi sejauh mana kemajuan bangsa dihasilkan. Di sinilah pentingnya budaya literasi menjadi bagian terpenting sebagai prilaku kolektif suatu bangsa.
Literasi bukan sekedar memiliki kemampuan baca dan tulis, melainkan kemampuan memahami, mencerna, dan menganalisis suatu teks dan konsep untuk diterjemahkan ke dalam tindakan keseharian.