Mohon tunggu...
R Adin Fadzkurrahman S.IP
R Adin Fadzkurrahman S.IP Mohon Tunggu... Ilmuwan - Kendal, Jawa Tengah

Seyogyanya saja

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Transaksi Perbankan BRI yang Ramah dan Tulus Hati untuk Awamisme

13 Desember 2017   12:13 Diperbarui: 13 Desember 2017   12:13 1155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustration -- mastoroblogs.blogspot.com

Bank BRI merupakan salah satu bank milik pemerintah terbesar di Indonesia. Dengan slogan  "Melayani Setulus Hati" dan dengan visi menjadi bank komersial terkemukan yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah dengan melakukan kegiatan perbankan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat Indonesia hingga ke pelosok negeri.

Sebenarnya slogan ini ketika dipandang oleh yang melihatnya akan membuat penasaran masyarakat, slogan yang dirasa menentramkan hati. Dan memang benar loh keberadaan slogan ini juga dicerminkan dengan sikap dari seluruh unsur pendukung di setiap kantor BRI baik pak satpamnya yang baik dan ramah hingga tak segan untuk membantu setiap nasabah yang hendak melakukan transaksi perbankan baik menabung, transfer dan pembayaran yang lainnya.

Pengalaman saya sewaktu SMA mungkin adalah pengalaman saya melakukan transaksi perbankan pertama, saya memilih bank BRI karena kebetulan ibu saya juga menggunakan bank ini. Seperti orang-orang yang masih awamisme belum tau bagaimana transaksi perbankan saya super pd saja ketika ingin melakukan pembayaran barang ke salah satu online shop, saya disambut senyum dan ucapan selamat datang oleh bapak satpam yang ramah. 

Kemudian setelah itu, pak satpam bertanya ke saya "ada yang bisa saya bantu mas?", "oh ya pak...kalau mau transfer uang tapi gak pake ATM itu bagian mana ya?" tanya saya ke pak satpam, "silahkan isi lembar struk yang ada dilaci itu mas, lalu ambil nomor urut dan langsung ke teller. Sudah paham kan mas?"

"Ok! Pak paham" jawab saya, sebagai awamisme, saya jujur gak tau bagaimana mengisi struk tiga lapis itu, kemudian saya protoli deh satu persatu dan menulisnya kertas demi kertas, sampai coret-coretan kertasnya karena ternyata saya masih ada rasa kagok. Dan pak satpam pun datang membantu saya yang sedang kesulitan dan kebingungan melihat saya menulis kertasnya satu persatu. Sekarang gentian deh pak satpam yang nulisin sedang saya dalam hati cengar cengir malu hehehe.

Setelah selesai saya gantian menulis nomor rekening dan nama penerima beserta alamat, setelah semua dirasa clear saya lanjut ambil nomor antrian diloket otomatis tinggal pencet langsung keluar, tak sampai setengah jam saya menunggu karena keadaan BRI itu masih sepi, akhirnya nomor urutan saya dipanggil deh sama mesin otomatis yang bersuara wanita (entah itu suara siapa). Langsung deh saya menuju ke mbak-mbak teller yang bening mempesona itu, "ada yang bisa saya bantu mas?" tanya mbak teller cantik, 

"Ada mbak saya mau transfer tapi gak ada buku rekening atau ATM apa bisa ya mbak". 

"Bisa mas, boleh lihat slipnya?" tanya mbak teller cantik, kemudian saya menyerahkan slip tadi yang sudah saya isi data transfer dan uang tunai yang ingin di transfer, kemudian sayadipersilahkan untuk duduk lagi ditempat duduk kemudian tak lama saya dipanggil, ternyata sudah selesai tinggal tanda tangan saya dan diberitahu biaya administrasi pengiriman sekitar Rp. 10.000,00, karena lokasi tujuan yang cukup jauh alias bisa dibilang pelosok. Setelah itu tak lupa saya ucap terimakasih pada mbak teller cantik itu dan pak satpam yang ramah, dan saya pun pulang.

Ilustrasi -- mastoroblogs.blogspot.com
Ilustrasi -- mastoroblogs.blogspot.com
Sorenya saya dapat telpon dari costumer cervise pihak BRI bahwa nama yang saya isikan tidak cocok dengan rekening manapun, kemudian keesokan harinya saya ke BRI lagi untuk mengecek, dag dig dug rasanya, takut uangnya hangus atau nyangsang dipohon hidup. Sesampainya di BRI seperti biasa keramahan pegawai bank menyambut saya, setelah itu saya menuju ke teller dengan menyertakan slip yang kemarin saya buat ngirim, tidak terlalu lama mbak teller menjelaskna problemnya dan saya ditawarkan untuk dibatalkan saja transfernya atau dilanjutkan, saya bingung nih harus pakai apa lagi ya transfernya padahal saya janji ke orang kemarin sampai saya harus tunda. 

Melihat saya kebingungan pak satpam pun menawari saya untuk menggunakan ATM miliknya buat transfer, saya pun merasa senang sekali sebab artinya saya tidak menunda lagi, sedangkan uang yang saya ingin transfer dimasukkan ke rekening pak satpam BRI, selanjutnya pak satpam membantu saya untuk transfer lewat ATM miliknya, saya pun menyebutkan nomor rekening penerima dan setelah saya baca terlihat nama penerimanya ternyata kemarin saya salah dua huruf pantesan transfer gagal. Dan akhirnya setelah selesai bapaknya memberikan slip bukti transfer pada saya, setelahnya saya pamit ke pak satpam yang baik itu deh dengan rasa bahagia dan terimakasih kepadanya.

Pengalaman saya ini terjadi di BANK BRI cabang Kota Weleri, Kabupaten Kendal Jawatengah. 2013.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun