Tahu Sumedang adalah salah satu kekayaan kuliner Nusantara yang tak lekang oleh waktu. Cita rasa gurih dan teksturnya yang khas menjadikan camilan ini begitu digemari, tidak hanya di Jawa Barat, tetapi juga di berbagai wilayah Indonesia. Untuk mengungkap lebih dalam tentang keistimewaan tahu Sumedang, kami melakukan wawancara eksklusif dengan Pak Dedi, seorang produsen tahu lokal yang sudah lebih dari 20 tahun menekuni usaha ini.
Sejarah Panjang di Balik  Tahu Sumedang
Dalam perbincangan kami, Pak Dedi mengisahkan bahwa sejarah tahu Sumedang berawal dari kedatangan seorang imigran asal Tiongkok, Ong Kino, yang menetap di Sumedang pada awal abad ke-20. Beliau memperkenalkan teknik pembuatan tahu yang kemudian disesuaikan dengan bahan baku dan cita rasa lokal.
"Awalnya tahu dibuat mengikuti resep tradisional Tiongkok. Namun seiring waktu, resep ini dimodifikasi sesuai dengan selera orang Sunda, sehingga lahirlah tahu Sumedang yang kita kenal sekarang," jelas Pak Dedi.
Tahu Sumedang dikenal memiliki ciri khas yang membedakannya dari jenis tahu lain: bagian luarnya renyah, sementara dalamnya tetap lembut dan sedikit berair saat digigit. Proses penggorengan yang tepat menjadi kunci utama untuk mendapatkan tekstur sempurna ini.
Salah satu faktor penting yang menjadikan tahu Sumedang begitu istimewa adalah penggunaan air pegunungan dari Sumedang. Air ini memiliki kejernihan alami dan kadar mineral tertentu yang dipercaya memberikan rasa khas pada tahu.
Proses pembuatannya pun hingga kini masih dilakukan secara tradisional. Pak Dedi dengan bangga menjelaskan tahapannya: