Mohon tunggu...
Adii Donk
Adii Donk Mohon Tunggu... Penulis

Penulis lepas yang tertarik pada isu sosial, Olahraga, kesehatan mental, Pendidikan, dan dinamika masyarakat urban. Percaya bahwa tulisan yang jujur bisa menjadi ruang refleksi bersama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah: Layak Didokumentasikan, Tapi Siapkah Kita Ditonton Kembali?

2 Agustus 2025   16:28 Diperbarui: 2 Agustus 2025   16:28 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi digital | Dihasilkan oleh AI (OpenAI DALL*E)

Sejarah: Layak Didokumentasikan, Tapi Siapkah Kita Ditonton Kembali?

Di zaman ini, sejarah tidak hanya ditulis. Ia direkam. Diupload. Disiarkan langsung.
Dan tak jarang, justru versi visual yang lebih dipercaya, karena dianggap "real".

Tapi benarkah demikian?

Saya sering bertanya pada diri sendiri:

Jika suatu hari nanti, generasi setelah kita menonton ulang video sejarah kita hari ini: perang, kekerasan, ketidakadilan, kekejaman yang nyaris tanpa sensor, apakah mereka akan memaafkan? Atau justru membalas?

Video: Bukti Nyata, atau Framing Sementara?

Kita hidup di era di mana satu video bisa membentuk opini global.
Tapi kita juga tahu, video bisa dipotong. Diatur sudutnya. Diberi musik dramatis.
Dan lebih dari itu, video hanya menampilkan apa yang ada di depan kamera, bukan seluruh kebenaran.

Bayangkan sejarah hanya dibuat lewat video:

Siapa yang memegang kamera?

Siapa yang menentukan mana yang ditayangkan?

Siapa yang tak sempat terekam, dan akhirnya dilupakan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun