Sejarah: Layak Didokumentasikan, Tapi Siapkah Kita Ditonton Kembali?
Di zaman ini, sejarah tidak hanya ditulis. Ia direkam. Diupload. Disiarkan langsung.
Dan tak jarang, justru versi visual yang lebih dipercaya, karena dianggap "real".
Tapi benarkah demikian?
Saya sering bertanya pada diri sendiri:
Jika suatu hari nanti, generasi setelah kita menonton ulang video sejarah kita hari ini: perang, kekerasan, ketidakadilan, kekejaman yang nyaris tanpa sensor, apakah mereka akan memaafkan? Atau justru membalas?
Video: Bukti Nyata, atau Framing Sementara?
Kita hidup di era di mana satu video bisa membentuk opini global.
Tapi kita juga tahu, video bisa dipotong. Diatur sudutnya. Diberi musik dramatis.
Dan lebih dari itu, video hanya menampilkan apa yang ada di depan kamera, bukan seluruh kebenaran.
Bayangkan sejarah hanya dibuat lewat video:
Siapa yang memegang kamera?
Siapa yang menentukan mana yang ditayangkan?
Siapa yang tak sempat terekam, dan akhirnya dilupakan?