Mohon tunggu...
Dimas Handi
Dimas Handi Mohon Tunggu... Sales - Yes, it's me.

Marketing buku Perguruan Tinggi, Alumni FPBS

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menulis Itu Susah atau Gampang?

29 Agustus 2023   13:14 Diperbarui: 29 Agustus 2023   13:19 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Jika melihat jumlah tulisan yang saya unggah di kompasiana ini, tentu pasti jawaban dari menulis itu susah atau gampang? jawaban sementara nya adalah "susah". Saya jadi tertawa sendiri menulis judul ini, bagaimana tidak, karena judul ini seolah-olah menampar muka saya sendiri. Karena pada tulisan sebelumnya saya pernah mengunggah sebuah tulisan berjudul "Menulis Tak Harus Sempurna. Seyogianya tidak ada satupun yang sempurna di kehidupan ini, karena Tuhan lah Sang Maha Sempurna, kita sebagai makhluknya hanyalah bukti dari Kemahasempurnaan Tuhan.

Susah atau gampang dalam proses menulis tentunya sangat subjektif. Bergantung kepada pribadi masing-masing. Ada yang baru menyalakan laptop saja sudah banyak ide berdesak-desakan di kepala untuk minta dituliskan. 

Ada yang ketika masih di perjalanan pulang ke rumah terbersit ide untuk menulis, tapi ketika menyalakan laptop, idenya ambyar begitu saja. Ada juga yang tidak punya ide apa-apa tapi tiba-tiba ketika membaca tulisan orang lain, muncul ide baru dan minta untuk dituliskan. Bermacam-macam. 

Tentunya bentuk tulisannya itu pun bermacam-macam, ada yang menjelma artikel, feature, sajian berita, esai, puisi, bahkan cerpen. kalau kita bagi menjadi tulisan bergenre fiksi dan non-fiksi.

Sepertinya ragam-macam bentuk tulisan yang ada, yang bisa dipilih inilah yang harus kita selami dalam-dalam, jangan hanya berenang saja di atasnya. Kalau kita pada akhirnya menemukan passion ketika menulis artikel, lakukanlah dan dalami bidang itu. Pun apabila passion kita ternyata lebih kepada menyerap ide dalam-dalam dan menjelma bait-bait puisi, lakukanlah. Pelajarilah seluk beluknya. Pelajari juga tulisan-tulisan dan karya-karya orang lain. Lalu jadikanlah diri kita ahli pada bidang yang kita pilih itu.

Jarang-jarang sepertinya orang yang dapat menulis artikel dengan sangat baik sama baiknya dengan menulis puisi yang sarat makna dan bernilai sastrawi tinggi, atau sebaliknya. Semua orang pasti punya kepiawaian dalam bidang-bidang tertentu. Tentu ini hanyalah pemahaman subjektif dari seorang saya. 

Pada bidang tulis menulis, jika dibagi menjadi dua bagian besar, ada yang piawai dalam menulis fiksi dan satu lagi lebih piawai dalam menulis non fiksi. Kalau ada seorang yang biasa membuat tulisan tentang statistik, artikel atau jurnal ilmiah, tiba-tiba membuat puisi, anggap saja itu bonus yang diberikan Tuhan agar sekali-kali "menyeberang" ke dunia fiksi, ataupun sebaliknya juga. 

Lalu bagaimana, menulis itu susah atau gampang?

Susah. Jika kita mencoba menulis lintas passion.

Gampang. Kalau kita menulis sesuai passion.

Akan tetapi, biasanya yang paling gampang adalah mengomentari tulisan orang sebetulnya, apalagi jika passion kita, atau hidup kita, atau kita pernah menjadi seorang editor. Karena, pada sudut pandang seorang editor mungkin yang pertama kali dikomentari bukanlah subtansi tulisan itu, tapi "Ini tulisan kok banyak typo-nya", "Ini kata yang dipakai kok tidak baku", barulah biasanya menilik subtansi.

Mari (belajar) menulis. Tapi yang terpenting adalah berkelanjutan dalam menulis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun