Mohon tunggu...
Adi Dinar
Adi Dinar Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog. Dosen di Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.

Tertarik dengan isu-isu kesehatan mental, kesehatan pernikahan, dan transformasi personal.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat itu Ternyata Seru

3 Desember 2020   01:16 Diperbarui: 3 Desember 2020   01:38 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Agar kita mulai mencari yang bener yang mana.

Karena jujur saja, bila kita sudah yakin betul dengan pandangan kita, kita sudah tidak lagi mencari yang bener yang mana, karena sudah merasa bener. Nah, filsafat, yang isinya adalah berbagai aliran pemikiran yang saling berdebat, menyediakan pandangan-pandangan lain. Kita akan jadi punya pilihan keyakinan lain untuk diyakini. Ketika akhirnya nanti kita sudah bisa memilih setelah benar-benar mencari yang bener yang mana, barulah bisa disebut bahwa kita telah memilih keyakinan kita, bukan sekedar meyakini sesuatu hanya karena kita tidak mengerti ada pandangan lain.

Mempertanyakan kembali keyakinan-keyakinan kita ini penting, agar kita tidak terjebak pada keyakinan kita yang mungkin keliru. Saya sering bertanya pada mahasiswa saya, agama mana yang menurut mereka paling benar, dan mereka hampir selalu menjawab bahwa agama yang sedang mereka peluk saat itu adalah agama yang menurut mereka benar. Kemudian saya akan bertanya. Seandainya mereka dilahirkan di keluarga yang agamanya berbeda dari agama mereka saat ini, apakah mereka masih akan berkata bahwa agama yang benar adalah agama mereka saat ini? 

Pertanyaan ini bukanlah bermaksud agar Anda meninggalkan agama Anda, melainkan agar Anda mulai mencari yang bener yang mana, sesuatu yang mungkin selama ini tidak lagi Anda lakukan karena sudah terlalu yakin dengan apa yang Anda yakini. Anda justru akan mulai mempelajari agama Anda sendiri kan?

Sepenting itu ternyata belajar filsafat. Agar saya tidak meyakini sesuatu hanya karena saya tidak tahu yang lain, dan mulai mempelajari aliran-aliran pemikiran lain yang berbeda.

Kini saya mulai bisa mengkritisi terapi person-centered yang semula sangat saya kagumi itu. Bahkan, setelah mempelajari aliran-aliran terapi yang lain, tiba-tiba saja kita jadi bisa melihat cara lain yang mungkin lebih baik daripada cara-cara yang selama ini diajarkan. Bukankah dengan begitu kita bisa ikut mengembangkan ilmu pengetahuan melalui ide-ide yang lebih baik?

Sejak saat itu, saya melihat filsafat dengan cara yang sama sekali berbeda. Saya ternyata bisa tertarik mempelajari filsafat, setelah mengetahui filsafat dapat membantu saya memeriksa kembali keyakinan-keyakinan yang saya punya.

Agar saya tidak sesat. Dan agar saya tidak menyesatkan orang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun