Sebaliknya, keuntungan yang bisa dipetik dari investasi saham baik berupa "capital gain" maupun "dividen" bisa melampaui angka tersebut. Apabila memilih saham yang tepat, maka investor sangat mungkin menikmati keuntungan di atas 20% dalam waktu yang relatif singkat, katakanlah beberapa bulan saja.Â
Alhasil, proses melipatgandakan uang lewat investasi saham sebetulnya dapat lebih cepat dilakukan. Hal ini tentu saja bukan mimpi di siang bolong. Mari kita buat sebuah ilustasi.Â
Katakanlah ada seseorang yang mempunyai modal 1 juta rupiah dan ia kemudian membeli 4 saham secara berurutan sepanjang tahun 2020. Setiap saham yang dibelinya ternyata mampu menghasilkan keuntungan 20%. Dengan menggunakan konsep compound interest, hasilnya adalah sebagai berikut.
Modal beli saham A Rp 1.000.000 + untung 20% (Rp 200.000) = Rp 1.200.000
Modal beli saham B Rp 1.200.000 + untung 20% (Rp 240.000) = Rp 1.440.000
Modal beli saham C Rp 1.440.000 + untung 20% (Rp 280.000) = Rp 1.728.000
Modal beli saham D Rp 1.728.000 + untung 20% (Rp 345.600) = Rp 2.073.600
Lihatlah, hanya dengan berinvestasi di 4 saham yang berbeda secara berurutan, orang tersebut mampu melipatgandakan modalnya, dari yang sebelumnya hanya 1 juta menjadi 2 juta rupiah, dalam kurun waktu satu tahun saja!
Menunda Kenikmatan
Walaupun terkesan begitu menguntungkan, namun ada "catatan" yang perlu diberikan terkait penerapan strategi compound interest dalam investasi saham. Yang pertama, mendapatkan keuntungan sebesar 20% dari pasar saham bukanlah hal yang mudah dilakukan secara konsisten.Â
Tidak semua saham yang dipilih mampu menghasilkan keuntungan sebesar itu, mengingat investasi saham senantiasa "dibayangi" oleh ketidakpastian. Alhasil, secermat apapun analisis yang sudah dilakukan, investor masih bisa gagal meraih keuntungan yang diharapkan.