Mempunyai gaji 80 juta rupiah per bulan memang menjadi "idaman" bagi setiap karyawan. Sebab, dengan gaji sebesar itu, ada banyak hal yang bisa dibeli.Â
Mulai dari outfit branded, makanan enak, mobil mewah, hingga rumah elite. Singkatnya, memiliki penghasilan yang besar bisa "mempermudah" terwujudnya segala macam keinginan.
Namun, apa jadinya kalau gaji sebesar itu mendadak lenyap lantaran karyawan yang bersangkutan terkena Pemutusan Hubungan Kerja akibat wabah Corona? Hal itulah yang menjadi latar cerita di balik #gaji80jt yang sempat bertengger di trending twitter beberapa waktu yang lalu.
Usut punya usut, cerita itu muncul dari ciutan seorang pengguna twitter yang menyebutkan bahwa ada temannya yang sedang kebingungan membayar cicilan mobil dan rumah lantaran baru saja diberhentikan dari kantornya.
Hal itu tentu memprihatinkan, mengingat sebelumnya ia hidup berkecukupan karena memiliki gaji sebesar 80 juta rupiah per bulan. Maka, jangan heran, setelah dirumahkan, segala macam cicilan terus "menghantui" hidupnya.
Saya enggan membahas cerita itu lebih lanjut karena saya pribadi belum bisa memastikan kebenarannya. Maklum, saat saya telusuri, ternyata tidak ada nama, tempat, atau detail lain yang bisa menjadi bukti bahwa kejadian benar-benar nyata. Bisa saja hal itu cuma "karangan" semata.
Meski begitu, andaikan betul-betul terjadi, setidaknya kita bisa mendapat sebuah pelajaran berharga bahwa memiliki penghasilan yang besar tidak serta-merta menjadi "jaminan" bagi hidup yang nyaman.
Betapa tidak, kalau jumlah utangnya ternyata lebih tinggi daripada penghasilannya, bukankah itu artinya seseorang hanya terlihat kaya secara penampilan, tetapi tidak benar-benar kaya secara keuangan?
***
Sehubungan dengan hal itu, pikiran saya mendadak "terbang" pada kisah Sam Walton. Sebagaimana diketahui, ia merupakan salah satu pendiri Walmart, sebuah jaringan ritel terbesar di Amerika Serikat.
Semasa hidupnya, Sam dikenal senang berpenampilan sederhana. Meskipun mempunyai cukup uang untuk membeli pakaian mewah, tetapi, ia lebih memilih memakai baju yang dijual di tokonya.Â