Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Sosok Joker yang "Dicintai" Investor Kalem

14 Oktober 2019   09:01 Diperbarui: 14 Oktober 2019   11:28 1601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Joker| Sumber: Warner Bros

Buktinya, ramalan pergerakan IHSG yang saya lihat di medsos sering meleset, lebih banyak ngawurnya daripada benarnya. Makanya, sampai sekarang, kalau ada yang membisikkan bahwa IHSG akan naik pada hari ini, saya tidak akan langsung percaya.

Meskipun sangat emosional, bukan berarti "Mr. Market" mesti dijauhi. Kalau sudah mengetahui sifatnya, investor bisa mengambil keuntungan darinya.

Hal itulah yang kerap dilakukan oleh "investor legendaris dari Omaha", yakni Warren Buffett. Buffett yang merupakan murid Graham mampu "mengail" cuan besar ketika "Mr. Market" sedang mengalami kegilaan.

Strategi investasi Buffett sebetulnya sederhana. Ia hanya akan membeli saham besar-besaran ketika pasar sedang ambruk.

Saat semua orang menjual secara masif karena didorong rasa takut, Buffett agresif membeli saham dari perusahaan, yang diyakininya akan bertahan dalam jangka panjang. Pembeliannya yang paling cuan justru terjadi ketika pasar saham sedang diselimuti awan hitam.

Meskipun terbukti memberi keuntungan luar biasa, bukan berarti strategi ini bisa diterapkan oleh semua investor. Sebab, temperamen investor umumnya berbeda-beda.

Ada investor yang tetap kalem meskipun portofolio sahamnya mayoritas dihiasi warna merah. Ada pula investor yang gampang gugup walaupun baru rugi beberapa persen.

Makanya, sewaktu sosok "Joker" muncul di pasar saham, ada dua reaksi yang akan muncul. Bagi investor yang "kagetan", penampakan wajah Joker sudah cukup membuatnya gemetar.

Daripada terus-menerus diteror, lebih baik investor yang bersangkutan segera hengkang dari pasar saham, walaupun investasinya belum menuai untung.

Sementara, bagi investor yang kalem seperti Buffett, kehadiran Joker boleh jadi dianggap sebagai "tamu istimewa" yang menawarkan keuntungan bisnis. Biarpun tamu yang satu ini agak liar, investor yang bersangkutan tetap menyambutnya dengan riang.

Serewel apapun tamunya itu, investor tersebut mungkin akan tetap mengajaknya ngobrol atau bahkan ngopi bareng. Ia tahu, semakin besar rasa takut yang disebarkan tamunya, semakin besar pula kesempatan emas yang terbuka di pasar saham.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun