Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Hobi Kliping Bisa Bikin Untung Miliaran Rupiah?

24 Agustus 2019   09:28 Diperbarui: 24 Agustus 2019   09:51 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lo Kheng Hong berbagi tip investasi saham di acara Capital Market Summit Expo (sumber: dokumentasi Adica)

Setelah hanya menonton di youtube dan membaca di sejumlah artikel, akhirnya saya berkesempatan menyimak pemaparan langsung dari Lo Kheng Hong. Investor saham yang "beken" dipanggil LKH itu hadir dalam acara Capital Market Summit Expo 2019 untuk berbagi pengalaman dan wawasan tentang dunia saham.

Kehadiran LKH di acara tersebut ternyata menjadi "magnet" bagi banyak orang. Buktinya, deretan kursi yang tersedia terisi penuh. Mayoritas hadirin yang menyaksikan acara tersebut berasal dari berbagai kalangan. Di antaranya mahasiswa, karyawan, pengusaha, hingga ibu rumah tangga. Semua ingin mendengar pandangan LKH dalam berinvestasi saham.

Para pengunjung acara Capital Market Summit Expo 2019 (sumber: dokumentasi Adica)
Para pengunjung acara Capital Market Summit Expo 2019 (sumber: dokumentasi Adica)
Para pengunjung acara Capital Market Summit Expo 2019 (sumber: dokumentasi Adica)
Para pengunjung acara Capital Market Summit Expo 2019 (sumber: dokumentasi Adica)
Hal itu tentu wajar terjadi. Sebab, LKH sudah berkecimpung di dunia saham sejak tahun 1989. Selama 30 tahun ia telah merasakan "pahit-manis"-nya berinvestasi saham.

Dari sejumlah artikel yang bertebaran di internet, LKH diketahui pernah rugi besar saat terjadi krisis ekonomi pada tahun 1998. Pada waktu itu, hartanya yang mayoritas berwujud saham tergerus hingga tersisa 15% saja!

Namun, krisis tadi tidak membuat LKH kapok berinvestasi saham. Alih-alih "cabut" dari pasar modal, dengan uang yang tersisa, ia membeli saham PT United Tractor Tbk (UNTR) di harga Rp 250/lembar.

Enam tahun kemudian LKH menjual semua sahamnya dan memperoleh keuntungan ratusan persen! Pengalaman itulah yang kemudian mengubah arah hidupnya.

Materi yang disampaikan LKH di acara tersebut hampir sama dengan materi yang pernah disampaikannya di berbagi kesempatan. Poin-poinnya sudah jelas.

Meskipun begitu, tetap saja ada "pernak-pernik" yang menarik dari pemaparan LKH. Di antaranya ialah kebiasaan LKH mengkliping artikel-artikel seputar investasi saham di sebuah folder besar.

LKH mengaku senang membuat kliping. Apabila ada artikel bagus yang terdapat di koran yang dibacanya, ia akan mengguntingnya, menempelnya, dan menyimpannya di folder.

Hobi itu memang terkesan "kuno". Betapa tidak, sekarang sudah ada internet. Kalau terdapat informasi yang penting, kita bisa menyimpan link-nya di bookmark yang tersedia di peramban (browser). Hal ini jelas lebih praktis, lantaran kita tak perlu lagi menyiapkan folder yang besar, tak usah repot-repot memotong artikel, dan tak perlu mengotori tangan dengan lem.

Meskipun begitu, hobi yang sudah ditekuni LKH sejak lama tersebut ternyata bernilai miliyaran rupiah. Sebab, dari situlah, ia bisa mendeteksi saham pemenangnya.

Sebut saja saham INKP yang dibelinya pada 2017 silam. Saham tersebut ditemukannya dari laporan keuangan yang dirilis perusahaan di sebuah media. Oleh LKH, laporan berukuran kecil tadi digunting dan dianalisis. Setelah dicorat-coret, akhirnya ia menemukan bahwa INKP adalah "saham salah harga".

Sudah pasti, jika mendapati saham demikian, LKH akan membelinya, dan benar saja, dalam waktu sekitar 2 tahun, saham INKP yang dibeli LKH di harga Rp 1.000-an per lembar "terbang" hingga Rp 20.000. Setelah dijual secara bertahap, rata-rata keuntungan yang berhasil didapatnya adalah 10 kali lipat!

Saya dibikin heran atas penjelasan LKH tadi. Betapa tidak! Bagaimana hanya dengan modal laporan keuangan yang dimuat di media, LKH bisa menemukan "harta karun" yang dapat melipatgandakan kekayaannya? Sungguh aneh. Namun, itulah yang terjadi!

Berinvestasi di Tengah Resesi

LKH tak hanya bercerita tentang masa lalu, tetapi juga masa kini. Beberapa bulan belakangan boleh dibilang adalah masa yang "krusial" bagi investor saham.

Sebab, kondisi pasar sedang "dihantui" oleh ketidakpastian. Mulai dari perang dagang antara AS dan Tiongkok yang belum jelas ujungnya, isu seputar "brexit" yang dikabarkan bisa menyeret Inggris ke jurang resesi, kemelut politik di Argentina yang melorotkan nilai tukar Peso terhadap Dollar Amerika Serikat, hingga kekisruhan yang terjadi di Hongkong.

Semua itu adalah kabar negatif yang menandakan bahwa ekonomi global sedang memasuki masa resesi!

Walaupun begitu, LKH punya pandangan tersendiri tentang situasi terkini. Menurutnya, ini adalah waktu yang baik untuk berinvestasi. LKH menilai bahwa penurunan sukubunga sebesar 25 bps yang dilakukan Bank Indonesia beberapa waktu lalu dapat menggenjot perekonomian di Indonesia.

Secara implisit, hal itu akan berimbas pada kinerja saham di bursa. Makanya, situasi yang penuh gejolak dipandang sebagai "kesempatan emas" untuk meraup untung besar di bursa saham.

Hanya saja, memang diperlukan manajemen emosi yang kuat. Pasalnya, dalam situasi pasar yang sedang "terbakar", emosi yang dialami investor bisa menjadi "bumerang" bagi keputusan investasi yang diambilnya. LKH pun berbagi tips untuk menata hati dalam menghadapi kondisi demikian.

Menurut LKH, investor mesti memastikan bahwa saham yang dipilihnya berasal dari perusahaan yang benar-benar bagus kualitasnya. Kalau investor sudah merasa yakin bahwa saham yang akan dibelinya adalah saham yang bagus, tidak ada alasan untuk merisaukan "badai" yang sedang berkecamuk di bursa saham.

Pendapat LKH tersebut memberi perspektif berbeda dari investor saham. Opininya yang terkesan kontrarian bisa menjadi pertimbangan investor dalam menilai situasi pasar. Dengan demikian, investasi yang dilakukannya bisa selamat dan menghasilkan berkat yang berlipat-lipat.

Salam.

Adica Wirawan, founder of Gerairasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun