Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Milennials Akan "Susah" Punya Rumah?

17 Oktober 2017   12:12 Diperbarui: 18 Oktober 2017   09:07 2021
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
simulasi kpr (sumber: dokumentasi pribadi)

Sayangnya, di antara penawaran yang diterima belum ada satu pun yang sreg dengan kata hati kami. Lagi-lagi, keinginan kamu untuk memiliki rumah "terbentur" oleh harga yang ditawarkan. Kami akhirnya pulang dengan membawa banyak brosur di tas. Lumayanlah. Brosur itu bisa dipakai buat membungkus paket. Hahahahahahaha.

Sampai sekarang saya masih mencari rumah impian saya dan berusaha menambah jumlah tabungan. Pasalnya, saya perlu menyiapkan dana lebih agar tidak semua tabungan saya terpakai hanya untuk menyetor DP rumah. Bisa-bisa saya sulit memenuhi kebutuhan lainnya lantaran semua dana yang tersedia "parkir" ke situ. Hahahahahaha.

KPR untuk Para Milennials

Namun demikian, upaya perburuan rumah sebagaimana dikisahkan di atas bukanlah topik yang banyak "berseliweran" dalam obrolan teman-teman kantor saya. Pasalnya, teman-teman saya, yang tergolong Generasi Milennials, lebih "asyik" membicarakan topik lain sewaktu kongkow bersama.

Mayoritas gemar mendiskusikan tiga topik, yaitu (1) destinasi wisata yang asyik dikunjungi sewaktu tanggal merah, (2) tempat makan yang menawarkan hidangan yang enak, dan (3) tentunya persoalan asmara yang agak lebay. Hahahahahaha.

Jarang saya menjumpai obrolan serius tentang lokasi rumah yang strategis. Apakah kami yang umumnya lahir pada tahun 90an tidak berminat memiliki rumah? Bisa saja.

Pasalnya, generasi kami memang dikenal lebih mencari "kepuasan hidup", alih-alih mumet memikirkan beban hidup dan masa depan. Makanya, saya sering bertanya-tanya apakah generasi kami akan mudah memperoleh rumah pada masa depan? Hahahahaha.

Namun demikian, obrolan seputar kepemilikan rumah bisa menjadi serius manakala kami mulai berkeluarga. Nah, pada saat itulah, pasangan yang baru menikah "grasa-grusu" mencari rumah.

Pasalnya, pasangan yang sudah menikah jelas membutuhkan hunian tersendiri untuk hidup mengurus anak. (Lagipula, siapa sih yang betah terus tinggal serumah bareng mertua? Hahahahahaha.)

Walaupun tersedia beragam pilihan, lagi-lagi semua putusan "berpulang" pada kecocokan, termasuk dalam hal pembayaran. Saya pribadi memang lebih senang membeli rumah secara kontan. Pasalnya, saya menemukan 4 kelebihan kalau kita membeli rumah secara tunai sebagai berikut.

  • Harga rumah jelas lebih murah

Seperti pembelian perangkat elektronik, harga jual rumah akan jauh lebih murah manakala kita memilih melunasi rumah secara cash. Pasalnya, pengembang "menyukai" cara transaksi secara tunai. Makanya, dengan melakukan pembelian tunai, pengembang biasanya akan memberi kita diskon sekian persen dan kita bisa menghemat anggaran sekian puluh juta, sehingga kita bisa mengalokasi dana lainnya untuk pelbagai kepentingan.

  • Proses pembelian lebih mudah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun