Mohon tunggu...
Adica Wirawan
Adica Wirawan Mohon Tunggu... Wiraswasta - "Sleeping Shareholder"

"Sleeping Shareholder" | Email: adicawirawan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

“Kotak-Katik” Kotak Kayu Bekas Jadi Mini Garden

28 September 2016   08:37 Diperbarui: 28 September 2016   09:13 1597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bingkai yang Sudah Diberi Alas dan Pembatas Stereofoam Ditelakkan di Lokasi yang Terkena Sinar Matahari untuk Memperlancar Proses Fotosintesis Sayuran/ dokumentasi pribadi

Stereofoam Bekas Mading Dapat Dijadikan Alas dan Pembatas Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Stereofoam Bekas Mading Dapat Dijadikan Alas dan Pembatas Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Kita harus memilih lokasi yang ideal untuk meletakkan bingkai mini garden tersebut. Pilihlah tempat yang terpapar sinar matahari langsung. Hal itu dilakukan supaya tanaman dapat memperoleh sinar matahari secara optimal.

Bingkai yang Sudah Diberi Alas dan Pembatas Stereofoam Ditelakkan di Lokasi yang Terkena Sinar Matahari untuk Memperlancar Proses Fotosintesis Sayuran/ dokumentasi pribadi
Bingkai yang Sudah Diberi Alas dan Pembatas Stereofoam Ditelakkan di Lokasi yang Terkena Sinar Matahari untuk Memperlancar Proses Fotosintesis Sayuran/ dokumentasi pribadi
Selanjutnya, letakkan bingkai yang sudah diberi alas stereofoam di lokasi yang sudah ditentukan tersebut. Kita dapat mengisi bingkai itu dengan media tanam, seperti coco peat, pasir, tanah, atau sekam bakar.

Saya menggunakan tanah sebagai media tanam. Saya terlebih dulu mencampur tanah dengan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 untuk memperkaya unsur hara di dalam tanah. Saya menaburkan tanah ke bingkai hingga merata.

Bingkai Kemudian Diisi Dengan Tanah yang Sudah Dicampur Pupuk/ dokumentasi pribadi
Bingkai Kemudian Diisi Dengan Tanah yang Sudah Dicampur Pupuk/ dokumentasi pribadi
Saatnya Menanam

Selanjutnya saya menyiapkan bibit tanaman pakcoi yang sudah berusia dua minggu. Bibit pakcoi itu ditumbuhkan dengan metode hidroponik. Media tanam yang digunakan adalah rockwool yang dipotong seperti batu bata.

Bibit Pakcoi Disemai Dengan Menggunakan Media Rockwool dan Larutan Hidroponik Sekitar 2 Minggu/ dokumentasi pribadi
Bibit Pakcoi Disemai Dengan Menggunakan Media Rockwool dan Larutan Hidroponik Sekitar 2 Minggu/ dokumentasi pribadi
Selain pakcoi, kita pun dapat menanam sayuran lain seperti selada, sawi, dan kangkung. Kita hanya perlu melakukan pembibitan sekitar dua minggu, lalu memindahkan tanaman ke bingkai mini garden itu.

Rockwool Dipotong Dadu untuk Proses Pemindahan/ dokumentasi pribadi
Rockwool Dipotong Dadu untuk Proses Pemindahan/ dokumentasi pribadi
Bibit Pakchoi Siap Dipindahkan ke Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Bibit Pakchoi Siap Dipindahkan ke Bingkai Mini Garden/ dokumentasi pribadi
Jarak Bibit Pakchoi Diatur Sedemikian Rupa Sehingga Tanaman Dapat Tumbuh Optimal/ dokumentasi pribadi
Jarak Bibit Pakchoi Diatur Sedemikian Rupa Sehingga Tanaman Dapat Tumbuh Optimal/ dokumentasi pribadi
Selanjutkanya kita menyiram mini garden tersebut dua kali sehari secara teratur. Setiap hari kita perlu memeriksa tanaman untuk memastikan bahwa tidak ada serangan hama, seperti ulat dan tikus yang menyerang tanaman. Pemupukan dengan pupuk kompos atau pupuk kandang cukup diberikan seminggu sekali. Dengan perawatan demikian tanaman akan tumbuh dengan optimal.

Penyiraman Dilakukan Secara Teratur Dua Kali Sehari Supaya Tumbuhan Bisa Tumbuh Maksimal/ dokumentasi pribadi
Penyiraman Dilakukan Secara Teratur Dua Kali Sehari Supaya Tumbuhan Bisa Tumbuh Maksimal/ dokumentasi pribadi
Nah, mudah bukan? Jadi, kalau Anda mempunyai kotak kayu bekas, jangan buru-buru dibuang. Anda bisa mengubahnya menjadi lebih bernilai dengan membuat mini garden dari kotak kayu itu.

Pakcoi Berusia Sekitar Tiga Minggu/ dokumentasi pribadi
Pakcoi Berusia Sekitar Tiga Minggu/ dokumentasi pribadi
Senyum untuk Kita, Senyum untuk Bumi

Kegiatan itu tentunya tak hanya mengurangi sampah, tetapi juga menerbitkan seulas senyum. Menurut hemat saya, senyum itu berasal dari rasa syukur atas kesuksesan kita dalam membudidayakan tanaman sayur di pekarangan rumah sendiri. 

Saat lahan pertanian sudah sedemikian terbatas, terutama di kota-kota besar, kita masih dapat memanfaatkan sudut-sudut pekarangan yang menganggur untuk menanam pelbagai jenis tanaman. Kita tentunya bisa membayangkan lahan yang dulunya terabaikan kini mempunyai pesona berupa sayuran hijau yang menyejukkan mata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun