Mohon tunggu...
Adi Bermasa
Adi Bermasa Mohon Tunggu... Jurnalis - mengamati dan mencermati

Aktif menulis, pernah menjadi Pemimpin Redaksi di Harian Umum Koran Padang, Redpel & Litbang di Harian Umum Singgalang, sekarang mengabdi di organisasi sosial kemasyarakatan LKKS Sumbar, Gerakan Bela Negara (GBN) Sumbar, dll.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Di Padang Ada Tiga 'Tingkatan' Jalan

13 April 2016   22:37 Diperbarui: 13 April 2016   23:02 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Dari kiri ke kanan: (1) JALAN PERTENGKARAN. Dinamakan demikian karena jalan itu sempit dan sesama sopir yang melintas tidak mau saling mengalah sehingga menimbulkan pertengkaran. Di tengah jalan itu terdapat gardu listrik yang semakin mempersempit ruas jalan tersebut. (2) JALAN SANGAT LEBAR. Meski lalu-lalang kendaraan sangat minim di sini, tapi lebar jalannya terbilang luar biasa (3) JALAN HANCUR. Lokasinya di Jalan Aster, juga di Kelurahan Flamboyan Baru, kondisinya sangat memprihatinkan dan keadaannya sudah hancur lebur. Luar biasa kecewanya warga setempat dengan kondisi jalan itu, termasuk tamu yang berkunjung. (DOK. PRIBADI)"][/caption]Kelurahan Flamboyan Baru di Kota Padang termasuk beruntung karena lokasinya strategis. Di kelurahan itu terdapat banyak kantor pemerintahan tingkat Provinsi Sumatra Barat. Di antaranya Kantor Dinas Sosial, Kanwil Anggaran, Bappeda, Ketahanan Pangan, Kehutanan, Kejaksaan Tinggi, Dinas Perhubungan, dab Balai Informasi Pertanian. Di kawasan itu juga terdapat Hotel Pangeran's Beach, Asrama Polri, serta Rumah Dinas Sekprov. Sementara rumah rakyat di kelurahan itu boleh dikatakan rata-rata membanggakan dengan penghuninya dari kalangan menengah keatas.

Meski di kelurahan itu terdapat banyak kantor pemerintahan tingkat provinsi, serta asrama Polri dihuni ratusan anggota polisi, namun ada yang terbilang lucu dan sering jadi perbincangan warga setempat maupun pendatang karena keganjilannya. Yaitu, corak jalan yang ada di kelurahan tersebut. Bahkan keganjilan itu sudah tradisi jadi 'ciloteh lapau' atau ceritera lepas dalam pertemuan warga. Cukup menggelitik dan membuat kita jadi tersenyum.

Ceritanya begini. Seperti di kelurahan yang ada di mana saja di Kota Padang, ada jalan yang setiap hari dilalui warga. Namun di Flamboyan Baru, ternyata khusus jalan, ada tiga tingkatannya dan masing-masingnya terdapat keanehan.

Pertama, di Flamboyan Baru terdapat jalan utama. Lokasinya persis jadi pembatas antara RW 1 dengan RW 2. Membentang dari selatan ke utara, sekitar 100 meter dan lebarnya selama ini sekitar 8 meter saja. Sejak beberapa hari ini, jalan yang sudah lebar itu diperlebar lagi. Bagus juga. Jalan lebar ditambah lagi lebarnya. Jarang yang terjadi hal seperti ini.

Kedua, ada 'jalan pertengkaran', berlokasi antara Komplek RRI dengan tanah AURI. Disebut 'jalan pertengkaran', karena sudah sering terjadi 'cekcok mulut' antara sopir yang membawa kendaraan berlawanan arah. Karena tidak mau mengalah, ulah jalan sempit, bertengkarlah mereka. Begitulah sampai kini jalan tersebut tetap sempit. Ditambah lagi di tengahnya ada gardu listrik. Mobil pemadam kebakaran pun sampai saat ini tidak bisa lewat.

Ketiga, jalan hancur persis ke arah Khatib Sulaiman. Bernama Jalan Aster. Sudah lama jalan ini tidak dijamah perbaikan. Lubang menganga di sana- sini. Aspal sudah banyak mengelupas dan hancur tergerus hujan ataupun truk besar yang keluar-masuk Flamboyan Baru.

Dalam hal ini, lucunya jalan utama yang sudah lebar dan aspalnya masih baik semakin ditambah lebarnya. Sementara 'jalan pertengkaran' entah kapan akan diperlebar. Termasuk jalan Aster yang hancur, juga entah kapan di-hotmix lagi.

Sesuai dengan 'ciloteh lapau', jalan yang diperlebar hendaknya adalah jalan yang sempit yakni 'jalan pertengkaran'. Bukan yang sudah lebar, semakin diperlebar. Termasuk Jalan Aster yang sudah 'parah' keadaannya, pantas sebenarnya diaspal lagi. Saat ini yang 'top' jadi 'ciloteh lapau' di Flamboyan Baru adalah yang lebar semakin diperlebar. Yang sempit tetap sempit. Yang rusak berat, ya, apa boleh buat.

Baa pandapek sanak tu? Galak lah stek! Ka baa jano awak! *

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun