Mohon tunggu...
Adibah Pertiwi
Adibah Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa Universitas Negeri Makassar

Mahasiswa semester 6 jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Makassar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Alasan Penurunan Angka Kelahiran di Indonesia

4 Mei 2025   14:30 Diperbarui: 4 Mei 2025   14:30 1561
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Perubahan Sosial-Ekonomi

Angka kelahiran yang menurun erat kaitannya dengan perubahan sosial dan ekonomi. Biaya hidup yang semakin tinggi---mulai dari pendidikan, perumahan, hingga pengasuhan anak, membuat banyak pasangan berpikir ulang sebelum memutuskan punya anak. Bagi sebagian besar orang, memiliki anak bukan lagi sekadar norma sosial, tapi keputusan yang harus dihitung matang-matang dari segi finansial.

Selain itu, semakin banyak perempuan yang memilih fokus pada pendidikan dan karier. Ekonom peraih Nobel, Claudia Goldin, dalam penelitiannya yang dirangkum oleh Les Glorieuses, menemukan bahwa negara dengan pertumbuhan ekonomi yang cepat justru mengalami penurunan angka kelahiran yang lebih drastis. Ini karena perubahan ekonomi yang pesat tidak selalu diikuti dengan perubahan nilai sosial, terutama dalam hal peran gender di rumah tangga. Saat perempuan tetap dibebani ekspektasi untuk mengurus rumah tangga meskipun sudah bekerja, banyak yang akhirnya memilih untuk tidak memiliki anak atau childfree.

2. Kesehatan dan Urbanisasi

Peningkatan kualitas kesehatan juga berperan dalam penurunan angka kelahiran. Dulu, angka kematian bayi yang tinggi membuat banyak keluarga merasa perlu memiliki banyak anak. Namun, dengan meningkatnya harapan hidup dan menurunnya angka kematian bayi, orang tua kini lebih fokus pada kualitas hidup anak daripada kuantitas.

Urbanisasi semakin memperkuat tren ini. Di kota, ruang tinggal lebih terbatas, biaya hidup lebih mahal, dan tekanan pekerjaan lebih tinggi. Banyak pasangan akhirnya memilih untuk memiliki keluarga kecil atau bahkan memutuskan untuk hidup tanpa anak.

3. Meningkatnya Akses terhadap Kontrasepsi

Faktor lain yang tidak kalah penting adalah meningkatnya akses terhadap kontrasepsi. Dengan kemudahan dalam merencanakan kehamilan, pasangan memiliki lebih banyak kontrol dalam menentukan jumlah anak yang mereka inginkan. Hal ini memberikan fleksibilitas bagi pasangan untuk menunda atau membatasi jumlah anak sesuai dengan kondisi mereka.

4. Ketidakpastian Ekonomi dan Sosial

Situasi ekonomi yang tidak stabil, terutama setelah pandemi COVID-19, juga membuat banyak orang menunda pernikahan dan memiliki anak. Ketidakpastian karier, kenaikan harga kebutuhan hidup, serta perubahan gaya hidup menjadi faktor yang membuat generasi muda berpikir dua kali sebelum membangun keluarga.

Dampak Penurunan Angka Kelahiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun