Mohon tunggu...
Adia Puja
Adia Puja Mohon Tunggu... Penulis - Konsultan Kriminal

Penikmat teh juga susu. http://daiwisampad.blogspot.co.id/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Surat Terbuka untuk Kang Emil

20 Oktober 2016   23:02 Diperbarui: 22 Oktober 2016   14:35 2089
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: pariwisatabandung.info

Masalah taman juga, Kang. Keren sekali terobosan-terobosan Kang Emil seputar taman ini. Warga Bandung memang membutuhkan banyak tempat untuk bersosialisasi, narsis-ria, dan piknik ya, Kang. Ah, piknik! Kang Emil memang paling pengertian. Kami, terutama saya, memang sangat butuh piknik, Kang. Tentunya di taman-taman yang Kang Emil buat. Eh, maaf, bukan dibuat, tapi direnovasi, dan diberi nama baru. Tapi sayangnya, sejauh ini, saya belum pernah menginjakkan kaki di satu pun taman-taman yang Kang Emil renovasi dan dipasang nama besar-besar itu yang warna merah. Sekali lagi, bukan tidak tertarik, Kang. Tapi saya minder jika harus bertegur-sapa dengan pemuda-pemudi Kota Bandung yang gaul dan keren-keren itu. Mungkin lain kali jika sempat.

Belum lagi masalah hari tematik, itu keren banget, Kang. Bus Bandros, super-cool. Hukuman push-up, sangat efektif. Masjid ber-wifi. Bantaran sungai yang dijadikan taman. Taman Jomblo. Taman Superhero. Taman Fotografi. Taman Wartawan. Taman Tapi Mesra. Dan masih banyak lagi ide segar dari Kang Emil yang sangat mengerti kebutuhan kaum muda ini. Kami memang membutuhkan kebijakan seperti itu. Terpujilah pemimpin seperti Kang Emil, yang yaaaa bisa dibilang 11-12 dengan Sukarno yang jadi idola Akang lah.

Terus, Kang, bagaimana dengan biaya sekolahan yang masih mahal? Kesejahteraan para pekerja di Kota Bandung? Pelayanan kesehatan? Daerah resapan air yang menjadi permukiman? Pejabat pemerintahan yang masih korup? Kebersihan? Tapi, ah itu nanti saja dipikirkannya ya, Kang. Kang Emil kan pasti akan terpilih lagi di periode selanjutnya, dengan modal pasukan muda-mudi yang sangat paham politik itu. Meskipun terkesan tukang hura-hura, saya yakin para pasukan Kang Emil sangat militan dan paham betul arti berpolitik.

Mungkin sekian, curhatan yang tidak jelas dan kurang data ini, Kang. Jika ada kesalahan kata yang menyinggung diri Kang Emil juga para pendukung, saya memohon maaf yang teramat besar. Tolong jangan di-bully. Kasihanilah saya. Terakhir, Kang, masukan dari saya; tolong perbanyak pembangunan di Kota Bandung agar Bandung menjadi kota yang semakin modern dan keren. Masalah wilayah, tenang saja, masih banyak lahan kosong di daerah Bandung Utara. 

Btw, Kang, sebenarnya saya warga Kabupaten. Jadi tidak menyoblos Kang Emil waktu pilkada. Dan mungkin tidak berhak mengomentari Kota Bandung. Tapi tenang, nanti saya follow Instagram dan Twitter Kang Emil, kok. Lucu-lucu sih. Lumayan kan bisa menambah seorang follower, dan semakin mendekatkan Kang Emil ke predikat sebagai pejabat negara dengan jumlah pengikut terbanyak di media sosial.

Tolong jangan tanyakan saya soal solusinya, Kang. Namanya juga curhat. Masa iya, kalau curhat ke Mamah Dedeh, misalnya, lantas ditanya balik soal solusi? Kan bisa nambah pusing, ya kan, Kang?

Sekian surat ini saya sampaikan. Salam hormat, saya.

Adia PP

Bandung, Oktober 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun