Mohon tunggu...
Adianto Chamim
Adianto Chamim Mohon Tunggu... -

Bekerja di daerah Cikarang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rini (Kejutan Bagi Kami Berdua)

9 Mei 2014   18:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:41 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dari luar anak perempuan ku yang baru berumur 5 tahun itu berlari menuju ke dalam rumah .. "Mama, mama.., mama dimana ?" dia memanggil-manggil istriku dari luar pintu kamar tidur kami.., aku yang melihatnya dari luar bertanya dalam hati "ada apa nih anak ?" ...
Istriku yang dari tadi memang sedang memasak didapur pun menjawab "Ada apa sayang, mama lagi didapur .."

Mendengar suara istriku, anak ku mendatanginya sambil memperlihatkan hape yang dia bawa
"Mama ..., lihat nih .., aku baru blutut lagu sama Nia, lagu bang Jali"
Istriku yang mendengar itu hanya tersenyum, sambil mengantar anak perempuan kami itu ke ruang tengah, sambil mengedipkan mata dia berkata "sayang ..., sekarang mama lagi masak ... kasih tahu sama ayah lagu yang kamu dapat itu ya .."

Anak perempuan ku pun berjalan mendatangiku sambil berkata "Ayah ... di hape aku ada lagu bang Jali, tadi aku blutut lagu dari Nia"

"Mana .. coba ayah dengar lagunya" .. jawab aku

Dengan lincahnya dia memainkan jari-jari nya yang kecil untuk menjalankan aplikasi musik yang ada di hape itu.

Kami berdua pun mendengarkan lagu tersebut.

Bila di hitung termasuk hari ini, sudah 7 tahun setengah usia pernikahan ku dengan Rini, Kami mendapatkan anak pertama perempuan, anak kami sekarang sudah berumur 5 tahun, Namanya Nurul Syfa danRini sekarang sedang mengandung anak yang ke dua, umur kandungannya baru 4 bulan.

Diwaktu libur atau senggangnya saat dia tidak pergi ketempat praktek, istri ku ini menyempatkan untuk memasak walaupun hanya membuat cemilan.

Tidak lama kemudian, istri ku keluar mendatangi kami berdua ..

"Yah ..., temani mama periksa ke dokter kandungan ya nanti sore"

"Jam berapa ?" Jawab ku

"Jam lima an saja sampai disana" aku tadi sudah sms sama teman ku, katanya dia hari ini jaga dari jam 4 sampai jam 8 malam

"ya, nanti ayah antar"

Mendengar percakapan kami berdua, anak kami pun meminta untuk ikut,

"Ya ... kita pergi bertiga" jawab ku

Tidak jauh berbeda sifatnya ketika sebelum kami menikah, punyak anak 1 sampai mau ke 2 kemana-mana kalau mau pergi mau nya di temani aku terus.

Dulu aku adalah "Teman Siaganya" sekarang berubah menjadi "Ayah dan Suami Siaga"

Susi adalah teman istriku yang sekarang menjadi dokter ahli kandungan. Walaupun Rini adalah seorang dokter umum, di saat seperti ini tetap memerlukan dokter pula untuk memeriksa kandunganya.

Lokasi tempatnya pun tidak terlalu jauh, hanya setengah jam perjalanan.

Setelah menunggu sekitar 20 menit, Nomer antrian kami baru dipanggil oleh seorang perawat dan dia mempersilahkan kami bertiga untuk masuk ke dalam ruangan.

"Rin, sepertinya kamu bulan depan harus di USG deh ..., tadi waktu aku periksa aku dengar ada 2 detak jantung. Tapi masih belum terdengar kencang suaranya" Kata Susi

"Ah .., masa sih..., kamu bercanda ya Sus "

"Aku tidak bercanda Rin ..., coba kamu dengar sendiri" Jawab Susi

Ditempelkan alat Stethoscope di kedua lubang telinga Rini, dan Rini pun terkejut ... "Eh ... kamu benar Sus .., aku dengar suaranya ada dua tapi masih kecil ya"

"Nah ..., benarkan kata ku .."

Setelah 10 menit berada di dalam ruangan periksa, Rini keluar dengan senyum-senyum kepada ku.

"Win, selamat ya .... anak yang ada dirahim Rini sepertinya ada 2 tuh, tapi untuk lebih yakin lagi, bulan depan di USG saja" kata Susi kepada ku

"Ah .., yang bener kamu Sus ...," Jawab aku

"Bener kok ..., tanya sendiri aja tuh sama istri mu kalau tidak percaya"

Istriku hanya mengangguk saja.

Anggukan istriku itu merupakan sebuah kejutan yang tidak kami berdua sangka – sangka, walaupun memang belum pasti, kami berdua dengan senang hati akan menerima kehadiran mereka. Bayi – bayi mungil yang akan menemani hari – hari kami kelak nanti.

Mei 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun