wartawan, khususnya lagi mereka yang ada di lapangan secara langsung.
Pekerjaan mencari berita, melakukan reportase, melaporkan berita secara langsung, menuliskan informasi ke editor agar segera ditayangkan, dan lainnya tetap berjalan meski Ramadan. Semua bulan sama saja buat teman-temanSebab, ada wartawan yang bekerja tidak lagi ke medan liputan. Mereka kebanyakan di depan komputer atau laptop dan menjelajahi media massa lain juga media sosial. Tugas mereka kebanyakan menyunting berita hasil kiriman reporter di lapangan.
Kemarin misalnya kerja wartawan di Bandar Lampung lumayan keras lantaran ada demo penolakan terhadap UU Cipta Kerja. Meski Ramadan, sejumlah demonstran tetap melemparkan benda ke arah polisi yang berjaga.Â
Meski juga Ramadan, polisi tetap menyiadakan mobil penyemprot air untuk menghalau massa. Water canon istilahnya.
Ramadan memang bulan khas dan utama kaum muslimin. Meski demikian, aktivitas manusia justru terjadi peningkatan selama Ramadan.
Buat wartawan, semua fenomena itu menarik untuk disampaikan kepada khalayak pembaca, publik pendengar, dan para penonton. Apalagi ini bisa dikatakan Ramadan pertama yang kita bebas murni dari pandemi.Â
Masker sudah banyak dilepas. Cuti lebaran juga sudah ditentukan pemerintah.Â
Walhasil, tradisi mudik tahun ini bakal semakin semarak. Bahkan, kata teman jurnalis, akan ada lebih dari seratus juta jiwa yang akan melangsungkan mudik tahun ini.
Kalau sudah begitu, lazimnya, sepuluh hari sebelum Lebaran, kerja wartawan, khususnya yang liputan mudik, makin banyak. Di Lampung, beberapa tempat yang strategis soal mudik ini pasti akan mendapat porsi liputan yang luas.Â
Misalnya saja Pelabuhan Penyeberangan Bakauheni, Bandar Udara Radin Inten II, Terminal Rajabasa, dan lainnya.
Belum lagi beberapa titik di jalan lintas Sumatera dan tol. Pernak-pernik soal mudik pasti punya daya pikat untuk diwartakan.Â