Mohon tunggu...
Adian Saputra
Adian Saputra Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis

Menyukai tema jurnalisme, bahasa, sosial-budaya, sepak bola, dan lainnya. Saban hari mengurus wartalampung.id. Pembicara dan dosen jurnalisme di Prodi Pendidikan Bahasa Prancis FKIP Unila. Menulis enggak mesti jadi jurnalis. Itu keunggulan komparatif di bidang kerja yang kamu tekuni sekarang."

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bijak Gunakan Gawai, Keluarga Berketahanan Bikin Hidup Nyaman dan Menyenangkan

23 Juli 2017   12:33 Diperbarui: 23 Juli 2017   17:17 684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saya bersama Ambar Rahayu, Deputi Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat. | Dokumentasi Pribadi

Ambar tergolong supersibuk selama perhelatan Harganas. Ia adalah ketua harian panitia Harganas tingkat nasional. Harganas sendiri tahun ini diadakan di Lampung. Ini adalah momentum istimewa buat Lampung. Pasalnya, acara Harganas pertama kali juga diadakan di provinsi ini pada 29 Juni 1993. Lokasinya pun sama, Way Halim, sebuah daerah di mana dalamnya ada sebuah Pusat Kegiatan Olahraga (PKOR) dan sebuah lapangan sepak bola yang diberi nama Stadion Sumpah Pemuda.

Ambar hadir usai menghadiri pembukaan Kemah Keluarga Indonesia (KKI) yang dibuka secara resmi oleh Gubernur Lampung Muhammad Ridho Ficardo.

"Maaf, saya terlambat, barusan ikut pembukaan KKI di Way Halim bersama Gubernur Lampung," katanya mengawali pembicaraan.

Ambar menjelaskan dengan gurih dan informatif. Caranya bicara enak didengar. Konten yang ia sampaikan mudah disimak tanpa perlu mengerutkan dahi. Ia sangat piawai memberikan pemaparan. Dari mulai urgensi Harganas, tema Harganas tahun ini, sampai dengan mengulik sedikit soal media sosial yang dikaitkan dengan ikhtiar mewujudkan keluarga berketahanan.

Ambar juga senang acara ini banyak dihadiri duta GenRe atau Generasi Berencana. Ini adalah sebuah entitas yang dibentuk BKKN dari muda-mudi yang diseleksi dan bertugas memberikan informasi soal urgensi keluarga berencana dan keluarga berketahanan.

Saya baru mengetahui kalau Duta GenRe ini punya semboyan "Sekali menjabat, seumur hidup menginspirasi". Keren ya. Saya sangat suka mendengarnya.

Ambar mengatakan, usia perkawinan yang direkomendasikan itu 21 sampai 35 tahun. Itulah usia seorang perempuan matang melahirkan. Usia melahirkan di bawah atau di atas itu berisiko sekali. Ambar bilang, tingkat kematian ibu saat melahirkan cukup tinggi. Dan itu bisa dihindari dengan hamil dan melahirkan pada usia yang dirasa cukup optimal, 21 hingga 35 tahun.

Ambar juga mewanti-wanti remaja agar tidak menikah pada usia dini. Menikah pada usia dini, dan berpeluang melahirkan pada usia itu, juga berisiko.

"Jangan menikah dini, hindarilah menikah dini," ujarnya.

Perihal  perilaku seks pranikah, Ambar juga berpesan sungguh-sungguh. Ia betul-betul serius tatkala bicara soal itu. Kata Ambar, hubungan seks wajib dilakukan usai menikah. Tak ada seks pranikah. Begitu kata Ambar.

Saat menyapa para Duta GenRe, ia senang sekali, seraya meminta mereka mengacungkan jari membentuk angka nol pada ibu jari dan telunjuk serta membebaskan jari tengah, jari manis, dan kelingking tegak lurus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun