Mohon tunggu...
Adi Setiawan
Adi Setiawan Mohon Tunggu... Relawan - Pemuda

menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pengalaman Perjalanan Peneltian Dua Desa Satu Kelurahan

18 Mei 2019   00:20 Diperbarui: 18 Mei 2019   01:03 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh icad, Senin‎, ‎17‎ ‎Desember‎ ‎2018 12.53

PENGALAMAN PERJALANAN PENELITIAN DUA DESA SATU KELURAHAN

DESA LABBO, DESA PATTANETEANG

KELURAHAN CAMPAGA.

senin 17 Desember 2018, Kawan Ahmar dan Icad penelitian di bantaeng untuk menyelesaikan tugas akhirnya dalam kampus atau mengerjakan skripsi, tempat yang di tunjukan oleh dosen pembimbinnya di bantaeng tepatnya Desa labbo, Desa pattaneteang dan Kelurahan campaga, karena tiga tempat ini memiliki hutan Desa. Ahmar di beri waktu hari jumat sampai hari senin sementara Ahmar berangkat dari Makassar menuju bantaeng pada malam minggu, karena pada hari jumat ada pertemuan-pertemuannya di kampus.

 malam minggu Ahmar berangkat dari Makassar menuju bantaeng, tetapi di perjalanan terhambat hujan terus menurus dan kebanyakan waktunya terbuang di perjalanan untuk menghindari dari kebasahan air hujan dan berhenti berteduh, Pada akhirnya malam itu ahmar dan Icad tidak sampai ke bantaeng, karena mempertimbangkan keselamatan dan memutuskan untuk bermalam di masjid takalar.

Rencananya Ahmar dan Icad akan melanjutkan perjalannya ke bantaeng pagi-pagi sekali, tetapi bangun terlalu siang "katanya dia sempat bangun pada waktu Shalat subuh, tetapi tertidur kembali dan pada akhirnya terbangun disiang hari karena terlalu ke enakan tidur di masjid".

Melanjutkan perjalanan ke bantaeng sekitar jam sepulu dan di tengah-tengah perjalanan menyempatkan istirahat sambil makan di warung. Sekitaran jam satu lewat tiga pulu menit sampai di sekretnya OASE (Organisasi aksi sosial dan ekologi), tempatnya di be'lang jalan Hasanuddin lorong tiga. Kec. Bissappu kab. Bantaeng. Ahmar dan Icad ingin langsung pergi ke tempat penelitannya, tetapi permasalahan waktu sudah menjelan sore. "Sekalian besok baru kesana, sambil di temani dengan kawan-kawan", ujar Ahmad pasallo. "Iya bung besok saja, supaya kita sama-sama kesana sama bung Zaenal katanya juga mau ikut bantu bung", ujar Adi setiawan. Ahmar pun langsung menerima masukan dari kawan-kawan. "Iya bung kalau begitu besok saja karena saya juga tidak tahu jalan kesana bung, jadi besok bung yang menjadi petunjuk jalan ke sana", ujar ahmar.

Sesudah membahas keberangkatan kawan-kawan penelitian di tiga tempat. Ahmad pasallo bersama dengan Herman bergeser ke salah satu tempat, kata Ahmad pasallo "saya bergeser dulu ia soalnya ada diskusi dengan kawan-kawan di luar sekitar satu jam saya kembali lagi kesini", sambil mengajak Herman dan herman pun ikut

Ahmad pasallo dan Herman pergi, saya, Ahmar dan Icad tinggal di Oase, saya menyempatkan berbagi pengalaman atau diskusi-diskusi lepas kepada kawan-kawan Makassar begitu pung sebaliknya istilahnya berbagi pengetahuan, Ahmar dengan Icad, tetapi saya lebih fokus berdiskusi dengan Ahmar, sementara Icad lebih fokus menikmati sakit giginya dan mencobah mengalihkan fikirannya ke hal-hal yang bisa membuat sakit giginya berhenti, pengalaman yang sempat saya ceritakan kepada Ahmar, tentang situasi di lapangan pada saat saya bermalam dua hari di pendudukan masyarakat Adat Kajang lokasinya di Tammatto, masalahnya tentang konflik tanah adat yang di rampas oleh PT lonsum. Tbk. Sementara Ahmar bercerita tentang pengalamannya di kampus yang pertamanya rajin sehingga malas kuliah. Ahmar bercerita tentang penyelamatan dari kecelakaan, sehingga dia belum di DO (Drop Out) di kampusnya. " Untung saya di selamatkan oleh kecelakaan, karena pada saat saya kecelakaan saya tidak ikut semester dan mengundurkan diri dari satu semester, sehingga masih ada waktu untuk menyelesaikan kuliah, saya sudah semester 15 dan kalau saya tidak menyusun skripsi secepatnya, saya kena DO atau pinda", kata ahmar. Sampai magrib saya, ahmar, Icad, cerita terus. "Bagaiaman kalau kita sebentar malam ke pantai, supaya bung juga bisa terhibur dengan orang banyak, apa lagi di sana banyak cewek bung tapi kemungkinan agak cuek hehehehe", ujar saya, jawab ahmar", iya bung sebentar baru kita kesana", Ahmar bertanya kepada saya bung di mana kampungnya Zaenal? Di bonto loe bung", jawab saya, Ahmar "di mana itu bung,kira-kira berapa kilo meter dari sini? Tanya saya, di bawah bung di Bangkalaloe dan kalau kita kesana kampungnya dulu bung Zaenal baru kampung saya dan sekitaran 18 kilo meter bung, nanti kalau ada waktunya jalan-jalan kesana bung baru kita ke kampung juga". Ok bung nantilah". "Bung Zaenal ini di mana sekarang bung? jawab saya "saya tidak tahu, kayaknya di kampungnya, karena saya sudah chat tadik di WA, katanya mau naik kesini tapi coba di telfon bung". "OK bung" jawab ahmar. Di sela-sela saya bercerita dengan ahmar, zaenal pung menelfon di hp ahmar. "Katanya Zaenal akan naik kesini sesudah magrib, karena mau mengorganisir dulu lewat sholat di kampungnya" ujar Ahmar kepada saya sesudah bercerita dengan Zaenal.

                Matahari sudah di tutupi dengan awan dan saatnya malam telah berlanjut, satu persatu kawan-kawan datang, Zaenal sudah sampai di OASE, tak lama kemudian datang juga Ahmad sama Herman. Kemudian Herman melanjutkan aktivitasnya yaitu: memasak, sementara saya dan kawan-kawan diskusi lepas sambil main hp dan lama kelamaan sibuk-sibuk sendiri. Saya sibuk edit poto, semetara Icad sibuk dengan sakit giginya yang mulai membawa efek bengkak muka, sementara Herman sibuk memasak dan yang lain sibuk di sosmed sambil bercanda. Tak lama kemudian masakan Herman sudah selesai dan saatnya makan sama-sama. Sesudah makan kami rencananya mau ke pantai temani kawan-kawan dari Makassar. Tetapi ahmar mencari tempat yang tidak terlalu ramai, "kalau begitu di gonni saja bung di situ tidak terlalu ramai, sambil karaoke" ujar Ahmad pasallo kepada ahmar, Mendengar kata Ahmad pasallo saya langsung meresponnya" iya bung bagus itu sambil kita karaoke" ujar saya. "ada ji uang ta bung?, bayarannya masuk di situ kayaknya 40 rb per jam" ujar Herman kepada saya. Jawab saya kepada bung Herman "ada bung 10 ribu". Lama kelamaan tempat hiburan malam di alihkan ke cafe saja. "bagaiman kalau kita di cafe MR BOX" kata Herman, "sembaran saja bung tergantung kalian yang jelas tempatnya bagus" ujar Ahmar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun