Mohon tunggu...
Abebah Adi
Abebah Adi Mohon Tunggu... lainnya -

Seseorang yang percaya bahwa masa lalu hanyalah kenangan saja untuk dijadikan bahan evaluasi. Hidup adalah saat ini berharap dapat berusaha untuk menjadi lebih baik dari masa yang telah lalu, masa yang akan datang masih mistery hanya Alloh SWT. saja yang paling mengetahui.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Perihal Penggunaan Kartu BPJS di RSUD

27 Mei 2015   14:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:32 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Jika anda tidak mempunyai masalah dengan kondisi keuangan patutlah disyukuri, sebab bagi golongan tertentu ketika sakit dan harus berurusan dengan pelayanan medis di rumah sakit  akan menemui kondisi jlimet sampai berhari-hari tidak lepas dari mengikuti antrian panjang.

Kebetulan anak saya yang perempuan mempunyai masalah dengan giginya dan berniat untuk dicabut. Setelah mengunjungitempat praktek dokter gigi terdekat dikiranya permasalahan gigi anak saya sudah cukup selesai sampai disitu, berdasarkan standar penanganan medis memang harus mengikuti prosedur baku, seperti jika kondisi gigi sedang sakit tidak bisa sembaranagan dicabut, menurut dokter harus mengalami proses penyembuhan dulu. Pada saat gigi dicabut pun tidak selamanya akan sukses sehingga gigi yang bermasalah sampai ke akarnya terlepas secara sempurnadari bantalan gusi. Terkadang pada gigi yang sudah rapuh seperti yang dialami oleh anak saya justru menyisakan potongan gigi yang tertinggal di gusi sehingga harus di keluarkan melalui prosedur bedah mulut. Memangsejak kecil anak saya yang satu ini bermasalah dengan gigi susu yang tidak tanggal pada waktunya sehingga ketikagigi permanen akan muncul merubah strukturnya. Diakui terdapat kealfaan kenapa tidak sejak awal dikonsultasikan kepada dokter berwenang sehinggahal tersebut tidak terbawa sampai dewasa dan mendapatkan permasalahan dengan beberapa giginya. Untuk itu karena anak saya tidak mau ribet sehubungan kesibukannya di tempat kerja, ia tidak menggunakan kartu BPJS tetapi melalui jalur praktek dokter gigi biasa dengan mengharapkan pelayan cepat dan tuntas, tentu saja ia harus mengeluarkan dana yang tidak sedikit.

Tulisan ini tidak hendak mendeskreditkan fungsi dokter dalam rangka memberikan pelayanan medis, hanya sekedar untuk memberikan gambaran sederhana bahwa masyarakat pengguna kartu BPJS yang hendak mendapatkan pelayanan medis ini demikian banyak jumlahnya baik di tingkat Puskesmas apalagi di Rumah Sakit Umum Daerah. Terlalu berlebihan jika dinyatakan sebagai membludak, sehingga kerap dirasakan oleh pengguna kartu BPJSbetapa ribetnya untuk memperoleh pelayanan medis yang sangat mereka harapkan tersebut.

Untuk mendapatkan kartu BPJS saja sebenarnya sudah mengalami proses yang tidak ringan terutama bagi masyarakat biasa seperti yang dialami oleh tetangga saya.  Untuk mendapatkan kartu BPJS di era pemerintahan yang baru berlalu, selain di tingkat RT dan RW prosedur mengantri memang sudah umum terjadi, seperti di puskesmas sampai dikantor BPJStidak terlepas dari antrian panjang yang melelahkan, membayar biaya pendaftaran sebagai peserta BPJS kemudian membayar premi bulanan. Tidak terkecuali untuk PNS aktif maupun yang sudah pensiun yang dulunya memdapatkan katu Askes, sekarang sudah sama secara umum diganti menjadikartu BPJS. Kondisinya ternyata tidak terlepas dariprosedur tersebut di atas, entahlah apakah prosedur tersebut masih berlaku pada saat ini di jaman pemerintahan kabinet kerja atau sudah berubah total.

Namun demikian ketika saat ini sudah tidak aktif lagi sebagai PNS alias sudah pensiun, kembali saya menggunakan kartu BPJS sehubungan dengan masalah kesehatan saya. Sebagai pemegang kartu BPJS untuk pertama kalinya setelah pensiun dari PNS saya mencoba membandingkan dengan pengalaman ketika dulu masih aktif menjadi PNS  sebagai pengguna Askes. Mengunjungi salah satu poli di rumah sakit yang berhubungan dengan kondisi penyakit saya memang tidak lepas dari mengantri, mulaidi Puskesmas sampai berjajar rapi mengantri panjang di Rumah Sakit Umum Daerah.

Menurut teman saya yang sudah berpengalaman, menyarankan agar saya harus hadir di Rumah Sakit Umum Daerah selepas subuh untuk sekedar mendapatkan nomor urut dibawah angka seratus. Jam 5 pagi saya sudah berada di pelatan RSUD dan ternyata sudah banyak orang yang duduk menghadap pintu pendaftaran yang masih terkunci rapat. Entah kapan mereka datangnya barangkali mereka sengaja mondok tidur di bangku yang ada di pelataran RSUD sejak kemaren, kondisi tersebut menurut teman saya adalah keadaan yang tidak mengherankan, kemungkinan mereka berasal dari wilayah yang jauh sehingga tidak mungkin datang secara mendadak kemudian langsung mendapatkan pelayanan medis. Saat ini nampaknya RSUD menerapkan jumlah kuota yang dapat dilayani di setiap poli, terutama di poli pelayanan khusus yang memakan waktu dan pemeriksaan intensif.

Walaupun sudah mendapatkan nomor antrian dibawah angka seratus tidak perlu merasa senang dulu, sebab jika anda lalai dan tidak mengikuti antrian selanjutnyake ruangan BPJS untuk mendapatkan nomor pelayanan ke poli mana yang hendak anda tuju, maka nomor pendaftaran yang sudah diperjuangkan oleh anda sejak setelah subuh akan sia-sia belaka, karena untuk mendapatkan nomor antrian registrasi rawat jalan poli tertentu di ruang BPJS yang lokasinya masih di RSUD diharuskan juga mengikuti prosedur antrian panjang.

Ketika mencoba mengikuti prosedur mengantri untuk mendapatkan nomor pendaftaran dan nomor registrasi ke poli yang dituju sesuai dengan kesehatan saya, banyak sekali hal yang saya coba untuk menahan perasaan resah. Bagaimana tidak, saya harus menyediakan dada yang lapang sebab jika dibandingkan dengan yang lain yang sudah hadir sehari sebelumnya ditambah lagi kondisi mereka yang membutuhkan pelayanan khusus dan segera sungguh sangat menghawatirkan, sehingga wajar apabila mereka seharusnya didahulukan dibanding kondisi kesehatan yang lainnyayang tidak terlalu berat.  Coba Anda bayangkan seorang anak balita yang  rongga mulutnya tertusuk pipa paralon, entah kenapa pipa paralon tersebut bisa nancap di rongga mulut anak tersebut sehingga ia sangat kesakitan untuk hanya sekedar makan dan minum saja, seorang gadis yang robek bibirnya dan gigi geliginya rontok karena terjatuh dari kendaraan bermotor dan masih banyak lagi kondisi mengenaskan khususnya di poli bedah I dan II, di poli Bedahmulut dan di tempat lain yang masih berada dilingkungan RSUD. RSUD memang merupakan tempatnya orang mengerang kesakitan dengan berbagai kondisi yang mengenaskan, belum lagi jika menyangkut akomodasi dan keadaan keuangan mereka untuk sampai di RSUD, bagi masyarakat tertentu yang berasal dari wilayah  yang jauh, untuk sampai di RSUD bisa memakan waktu 5 sampai 6 jam perjalanan.

Untuk mendapatkan pelayanan medis di RSUD harus melalui prosedur mengantri yang panjang di berbagai tempat,selain pada saat pendaftaran, mendapatkan nomor registrasi untuk poli yang dituju di ruang BPJS, antrian untuk mendapatkan pelayanan medis di poli tertentu termasuk antrian untuk mendapatkan pelayanan atas dasar rekomendasi dokter yangmerujuk pasien ke ruang Instalasi radiologi atau laboratorium pemeriksaan darah dll. Sehingga sampai saat tulisan ini dibuat, sejak satu hari mengikuti antrian di Puskesmas kemudian 4 hari berturut-turut di RSUD tidak termasuk hari Sabtu dan Minggu saya masih belum mendapatkan pelayanan medis yang dituju. Setiap hari datang di RSUD harus kembali melalui prosedur mengantri seperti tersebut di atas kecuali direkomendasikan petugas yang membolehkan besoknya tidak perlu mengantri seperti biasanya selain hanya di tempat pendaftaran saja, maka besok selepas subuh saya tetap harus datang di RSUD untuk mendapatkan nomor pendaftaran sehingga mudah-mudahan terlepas dari batasan jumlah kuota lagi. Untungnya jarak rumah saya ke RSUD hanya memakan waktu 10 menit dengan menggunakan kendaraan bermotor, sehingga apabila sudah mendapatkan informasi kuota sudah terpenuhi sehingga pada jam tersebut tidak mendapatkan pelayanan medis di poli yang dituju, maka saya bisa pulang dan santai di rumah untuk   mengantri kembali pada hari berikutnya selepas subuh.

Mengikuti dan mengamati kondisi pemegang kartu BPJS  untuk  sekedar mendapatkan pelayanan medis di RSUD sungguh  menguras waktu dan energi lebih, namun demikian masih patut bersyukur karena didaerah kami masih ada tempat untuk mendapatkan pelayanan medis  dibandingkan dengan sama sekali tidak ada walaupun untuk mendapatkannya memerlukan jalan  berliku dan prosedur panjang. Tidak dapat dipungkiri bahwa di RSUD tidak akan terlepas dari antrian panjang yang melelahkan, hal tersebut karena adanya pembatasan jumlah kuota pelayanan medis dibanding jumlah pengguna BPJS yang memerlukannya, dengan kata lain jumlah dokter dibanding pasien pengguna BPJS sangat jauh jaraknya. Mencoba memperhatikan sekitar pada saat saya mau pulang karena kehabisan kuota untuk mendapatkan pelayanan medis di poli yang saya tuju, nomor antrian seseorang yang berada disebelah saya menunjukan angka 563, jadi dapat dibayangkan berapa jumlah sebenarnya pengguna BPJS  yang memerlukan pelayanan medis di RSUD untuk setiap harinya, barangkali tembus diangka 1000,  sedangkan dokter yang menangani medis dikeseluruhan poli  hanya beberapa orang saja.

Kondisi ini tentu saja memerlukan jalan keluarnya  sehingga  peserta BPJS yang memerlukan pelayanan  medis di setiap poli dapat dilayani dengan sebaik-baiknya tidak hanya sekedar dapat membaca skema pelayanan medis peserta BPJS yang mudah dipahami tetapi pelaksanaannya demikian jlimet dan melelahkan.  Hal inisangat riskan jika dialami oleh peserta yang mempunyai kasus penyakit serius dan memerlukan pertolongan segera dari petugas medis. Tokh anggaran dari kenaikan harga BBM yang di canangkan oleh Presiden Jokowi demikian menjanjikan, diantaranya adalah untuk mengatasi permasalahan pelayanan medis pengguna BPJS. Kondisi yang tertulis di atas Jangan sampai  menimbulkan kesan di masyarakat perihal Master Card yang tidak saja hanya berdampak terhadap kemudahan administrasi di organisasi  pemerintahan saja seperti halnya e-Bugeting dan e..e..lainnya.Selain e KTP yang langsung menyentuh masyarakat tentu e Medik juga sangat diperlukan demi kemudahan pelayanan medis yang sangat dibutuhkan oleh pengguna kartu  BPJS pada khususnya dan masyarakat pada umumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun