Mohon tunggu...
Adi Putra
Adi Putra Mohon Tunggu... Dosen - Dosen STT Pelita Dunia

Bonum est Faciendum et Prosequendum et Malum Vitandum

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perbedaan Mengubah Gereja Menjadi Terang

7 Februari 2021   20:19 Diperbarui: 7 Februari 2021   20:50 797
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: jawaban.com

Akhir-akhir ini banyak gereja yang gagal mengerjakan fungsinya. Seperti yang dikemukakan oleh Yesus dalam khotbah di bukit (Mat. 5:13-16) bahwa murid-murid Kristus (Gereja) adalah garam dan terang dunia. Mengapa bisa? Oleh karena gereja telah menerima terang Kristus. Sehingga mereka dapat memantulkan terang Kristus itu kepada dunia ini. Jadi, bukan terang mereka yang dipantulkan, melainkan terang Kristus. Karena sejatinya, mereka tidak memiliki terang yang dapat menerangi dunia yang gelap karena dosa. Itulah sebabnya gereja hanya memantulkan terang Kristus.

Akan tetapi, banyak gereja yang gagal menjadi terang bagi dunia. Atau lebih tepatnya, gereja gagal memantulkan terang Kristus. Mengapa? Oleh karena banyak gereja yang lebih memilih menjadi serupa dengan dunia ini dalam tindakan dan perbuatannya. Banyak gereja yang dipusingkan dengan jabatan, kedudukan, nama baik, harta dunia, nama besar hingga melakukan perbuatan-perbuatan yang jahat. Apabila sudah melakukan hal ini, maka pasti akan menghalalkan segala macam cara untuk memperoleh keuntungan, termasuk melakukan korupsi dan kompromi dengan dosa.

Apakah gereja seperti ini masih dapat menjadi terang? Tentu tidak. Bahkan seringkali gereja terjerumus dalam dosa perselisihan karena adanya perbedaan. Itulah sebabnya melalui khotbah ini kita akan belajar bagaimana perbedaan justru mengubah gereja menjadi terang.

Jemaat di Korintus justru pernah jatuh ke dalam dosa perselisihan yang berujung kepada terjadinya perpecahan dalam gereja karena adanya perbedaan. Seperti yang dicatat dalam 1 Korintus 1:12, di mana menjelaskan bahwa jemaat Korintus ternyata melihat perbedaan di antara mereka menjadi celah untuk berselisih. Ada yang bangga mengatakan bahwa mereka dari golongan Apolos, bangga karena mereka berasal dari golongan Kefas dan bangga mereka dari golongan Paulus. Tanpa mereka sadari bahwa tokoh-tokoh yang mereka banggakan tersebut bukanlah siapa-siapa, selain hanyalah seorang hamba.

Itulah sebabnya, Paulus dalam perikop yang sama, menasihatkan mereka supaya kembali kepada prinsip yang benar. Apakah itu? Kembali kepada penyembahan yang benar kepada Kristus. Maksudnya, Paulus hendak menegur jemaat Korintus bahwa kalian telah salah, telah keliru dan telah sesat. Mengapa kalian mengidolakan manusia? Mengapa penyembahan kalian telah terdistorsi oleh oknum-oknum yang sebenarnya manusia yang lemah dan terbatas. Kembalilah kepada Kristus.

Itulah sebabnya dalam akhir ayat 12 dan ayat 13, Paulus dengan tegas dan keras menegur bahkan menasihati mereka, "Atau aku dari golongan Kristus. Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan bagi kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus". Dari pernyataan itu sebenarnya Paulus hendak mengatakan bahwa kembalilah kepada penyembahan yang benar, di mana engkau harus menjadikan Kristus sebagai pusat dan sentral penyembahanmu.

Oleh karena tanpa mereka sadari, ketika mereka mulai meninggalkan Kristus dan mengidolakan manusia, maka mereka mulai terpecah satu sama lain. Bahkan secara tidak sadar mereka telah menimbulkan gap-gap di antara mereka sendiri. Mereka melihat dan menilai bahwa perbedaan di antara mereka merupakan jalan untuk berselisih dan terpecah.

Akan tetapi melalui teks dalam 2 Korintus 4:3-6 kita belajar bahwa perbedaan dapat mengubah gereja menjadi terang. Artinya, dapat mengembalikan gereja kepada natur sebenarnya, yakni menjadi terang dunia atau memantulkan terang Kristus kepada dunia. Bagaimana caranya?

  • Tempatkan Kristus sebagai pusat penyembahan dan ibadahmu.

Kegagalan pertama dan substansi yang telah dilakukan oleh jemaat Korintus adalah menyingkirkan Kristus dari pusat ibadah mereka. Mereka mulai terjebak dalam mengidolakan manusia, seperti: Paulus, Kefas dan Apolos. Padahal mereka sama sekali tidak melakukan apa-apa untuk iman dan keselamatan mereka.

Bukankah praktik seperti ini juga seringkali kita jumpai dalam gereja? Di mana ada begitu banyak orang Kristen yang memiliki motivasi yang keliru apabila datang beribadah. Misalnya, saya datang gereja karena pendeta A yang khotbah. Kalau pendeta B yang khotbah saya tidak mau datang. Karena khotbahnya kurang baik. Bukankah sikap seperti ini adalah sikap yang cenderung mengidolakan manusia dan sebaliknya tidak lagi menjadikan Kristus sebagai motivasinya datang beribadah.

  • Beritakanlah Injil Kristus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun