Mohon tunggu...
Adi SuhenraSigiro
Adi SuhenraSigiro Mohon Tunggu... Dosen - Melayani Tuhan, Keluarga, Negara, Gereja, Sesama, serta Lingkungan merupakan panggilan sejak lahir

Pendidikan S1: Sekolah Tinggi Teologi Kharisma Bandung (Lulus 2016). Pendidikan S2: Sekolah Tinggi Alkitab Tiranus Bandung (Lulus 2020). Pelayanan: Perintisan dan Pemuridan di Gereja Bethel Indonesia Jl. Pasirkoja 39 Bandung, tahun 2012-2022. Pekerjaan: Dosen PNS IAKN Tarutung

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kemerdekaan Rohani

8 Juni 2022   09:33 Diperbarui: 8 Juni 2022   09:41 2132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh: Adi Suhenra Sigiro, M.Th

Sahabat Pembaca yang setia! Setiap bangsa yang dijajah ketika ingin memperjuangkan kemerdekaan pastilah banyak mengorbankan tenaga, pikiran, materi termasuk nyawa. 

Bangsa yang tidak siap berkorban tidak mungkin bisa bermimpi untuk mendapat kemerdekaan. Sebut saja Indonesia, ketika ingin lepas dari penjajahan bangsa asing telah mengorbankan nyawa dari berbagai suku dan pelosok yang ada di bangsa ini. Demikianlah upaya yang dilakukan untuk melepaskan bangsa ini dari genggaman bangsa asing seperti Jepang dan Belanda sehingga bangsa Indonesia beroleh kemerdekaan yang dideklarasikan pada 17 Agustus 1945.  

Sahabat Pembaca yang setia! Bagi kita orang Kristen kemerdekaan rohani yang kita peroleh bukanlah karena berbagai upaya dan tindakan yang telah kita lakukan. 

Karena pada dasarnya, kita tidak bisa memerdekakan diri sendiri dari perbudakan dan kuasa dosa yang telah mengingatkat kita bahkan hukuman kekal telah dipersiapkan karena keberdosaan kita (baca: Room. 3:23, 6:23) Kemerdekaan rohani yang kita peroleh sebagai orang Kristen ialah kemerdekaan dengan memandang dan menerima karya Yesus Kristus di kayu salib (Ef. 2:8-10; 1 Pet. 1:18). 

Sahabat Pembaca yang setia! Pertanyaan yang patut kita renungkan sebagai orang Kristen ialah bagaimana mengisi kemerdekaan rohani yang sudah dikerjakan Yesus di kayu salib bagi kita? Pertanyaan perenungan ini sangat penting mengingat apa yang ditulis dalam Galatia 5:1-6 bahwa sesudah kita dimerdekaan oleh Yesus Kristus maka kita harus hidup dalam pertobatan sesuai kebenaran yang Tuhan kehendaki. 

Jika melihat dalam Galatia 5:19-20 maka sebagai orang yang sudah menerima kemerdekaan rohani maka kita tidak boleh lagi hidup dalam kedagingan. Kedagingan yang dimaksud ialah "percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora." Sebaliknya, sebagai orang yang sudah menerima kemerdekaan rohani maka cara hidup yang harus melekat dalam diri menjadi sifat dan karakter kita ialah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kebaikan, kesetiaan, kemurahan, kelemahlembutan dan penguasaan diri ( Gal. 5:22-23).

Sahabat Pembaca yang setia! Bagi kita orang Kristen, sangat perlu setiap waktu untuk mengingat dan merenungkan karya Yesus Kristus di kayu salib yang telah memberikan kemerdekaan sejati dalam hidup kita sehingga dalam mengisi kemerdekaan yang kita terima kita terus hidup berpadanan sesuai dengan kebenaran yang Tuhan kehendaki dengan demikian kita tidak menyianyiakan karya Kristus bagi kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun