Mohon tunggu...
Adi Ankafia
Adi Ankafia Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Freelancer

Euphemia Puspa Tanaya Jasmine

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Wiro (Kurang) Sableng

8 September 2018   14:03 Diperbarui: 10 September 2018   07:31 3206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana mungkin dua makhluk asing yang baru pertama kali bertemu, bisa saling jatuh cinta lalu memutuskan untuk menikah? Padahal tidak tahu seluk-beluk masing-masing sebelumnya. Cinta pada pandangan pertama? Nonsense! Ingin memberikan sentuhan komedi romantis namun tidak memiliki bangunan naskah yang kuat. Dalam hal ini, jelas Hanung Bramantyo lebih ahli.

Sama halnya dengan kehadiran Bujang Gila Tapak Sakti (diperankan oleh Fariz Alfarizi). Penonton seolah diwajibkan untuk menerima dengan mahfum jalan cerita yang disajikan begitu saja. Jika ingin lebih tahu, silahkan baca bukunya, mungkin begitu pikir Produser, Sutradara, dan Penulis Naskah. 

Lalu, hey! Siapa sih, Kakek Segala Tahu (diperankan oleh Yayu Unru) yang selalu ada di pasar itu? Saya sungguh tidak mengerti. Seperti gagal paham saya akan pengalaman-pengalaman pahit ditolak bekerja oleh gerai makanan cepat saji produk Amerika yang mewarnai kisah sukses para jutawan dunia. Apa maksudnya? Ataukah mereka (para jutawan dunia itu) hendak mengatakan bahwa gerai makanan siap saji produk Amerika itu merupakan simbolisasi dari sistem kapitalis yang sudah selayaknya diberangus dari muka bumi?

Dalam perjalanan selanjutnya, setelah empat tokoh utama, Wiro Sableng, Anggini, Bujang Gila Tapak Sakti, Rara Murni menjadi akrab satu sama lain dengan cara yang ajaib yang diselingi insiden kecil pertemuan sekilas dengan Bidadari Angin Timur (diperankan oleh Marsha Timothy), Wiro Sableng dihadapkan pada kenyataan bahwa pencariannya menemukan Mahesa Birawa bermuara pada suatu peristiwa kudeta yang dilancarkan oleh keluarga sebuah kerajaan (ada yang ingat nama kerajaannya apa?). 

Diceritakan, Werku Alit (diperankan oleh Lukman Sardi) ingin menggulingkan dan menguasai kerajaan yang dipimpin oleh kakaknya sendiri, Paduka Raja Kamandaka (diperankan oleh Dwi Sasono). 

Sebagai otak dibalik makar, Werku Alit bersekongkol dengan salah satu prajurit dari dalam kerajaan bernama Kalasrenggi (diperankan oleh Teuku Rifku Wikana) yang diluar dugaan memiliki afiliasi dengan pasukan Mahesa Birawa. Selain Kalingundil dan Empat Brewok Dari Goa Sanggreng, Mahesa Birawa ternyata juga memiliki persekutuan dengan Bajak Laut Bagaspati (Cecep Arief Rahman), Pendekar Terkutuk Pemetik Bunga (diperankan oleh Hanata Rue), dan Kala Hijau, anggota Partai dari Lembah Tengkorak (diperankan oleh Gita Arifin). 


Khusus Bajak Laut Bagaspati, penggambarannya dalam film ini mengingatkan saya pada Jack Sparrow (The Pirates Of Carribean). Selain cambuk sakti, Bajak Laut Bagaspati juga memiliki senjata berupa pistol.

Saya hampir saja keluar dari bioskop, meninggalkan film, ketika di tengah pertarungan yang cukup seru antara Wiro Sableng versus Mahesa Birawa, tiba-tiba Bidadari Angin Timur muncul lalu mengakhiri pertarungan yang hampir membunuh Wiro Sableng hanya dengan mengibas-ngibaskan gaunnya. What the... (?). 

Kehadiran Bidadari Angin Timur malah merusak kesakralan dalam sebuah pertarungan pertaruhan hidup dan mati. 

Padahal, penonton, atau setidaknya saya, ingin sekali melihat bagaimana Wiro Sableng bangkit dari situasi yang hampir membunuhnya. Bisa jadi, selain diharapkan memberi inspirasi, adegan tersebut berpotensi menjadi salah satu yang paling berkesan (epic) bagi penonton. Sebal sekali saya rasanya!

Marcella Zalianty sebagai Permaisuri kerajaan tidak mendapat porsi yang cukup. Sekedar pemanis yang tak memberi pengaruh signifikan bagi naskah film, sangat minim dialog. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun