Mohon tunggu...
Alif Bengkok
Alif Bengkok Mohon Tunggu... -

Jika kau mendengan sesuatu yang baik tentang ku, maka itu layak diragukan... jika kau mendengar sesuatu yang buruk tentang ku, maka itu berkemungkinan benar...

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

"Njunjung" Cahaya

26 Mei 2018   19:39 Diperbarui: 26 Mei 2018   21:39 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" ya, tangan ku dingin, persis seperti dua puluh tahun yang lalu, menurut mu kenapa tangan ku dingin....? "

" mungkin karena mungkin si Mbah belum makan lalu banyak beraktifitas diruang ber AC " jawab saya, menerka berdasar logika.

" bukan Di, bukan karena itu, tangan ku dingin karena takut...! " timpal Mbah nur.

" lalu apa yang Mbah Takut kan, sedangkan pada saat itu, Si Mbah berada pada posisi yang benar....?! " saya coba menyanggah.

" benar, memang benar, tapi kondisi nya waktu itu persis seperti peristiwa penyanderaan, itu kondisi perang Di, dimana pihak lawan akan melakukan segala cara untuk menang ... " jawab Mbah Nur.

" kalau memang harus ada korban, kenapa tidak Mbah...? Posisi si Mbah sudah diatas angin, tinggal selangkah lagi, sudah tahiyat akhir Mbah, tinggal salam, masa si Mbah menolak berkorban...!!!?" saya mencoba mendesak.

" memang Di, tapi masalahnya bukan aku sanderanya! kalau aku yang jadi korban, rawe-rawe rantas, malang-malang patung, daripada putih mata, lebih baik putih tulang "

" lalu siapa sanderanya Mbah?!"

" yang disandra dan diancam disakiti itu Kekasih Tuhan, dan kalau dia sampai disakiti rasanya sejarah umat terdahulu sudah cukup jadi peringatan!!!, dan aku juga baru Tersadar saat itu peperangan jauh dari kata imbang, ini bukan lagi satu berbanding seribu, tapi lebih dari itu!!!" jelas Mbah nur.

" baik Mbah meskipun saya belum sepenuhnya menerima, saya akan coba mengerti, lalu apa kaitannya dengan 'mati satu tumbuh seribu' Mbah....? " tanya saya lagi.

" mati satu tumbuh seribu, itu hanya mungkin kalau tanah nya baik dan subur, curah hujan nya juga cukup, tapi melihat kondisi saat itu, tanah kering kerontang Di, dan juga kemarau akan sangat panjang!Jadi tak mungkin ada harapan!!, itu kondisi ladang kita Di, sedangkan ladang lawan kebalikanya, belukar dan semak berduri juga bunga - bunga bangkai bibit nya sudah rata tersebar, dan ternyata peristiwa dua puluh tahun yang lalu itu adalah hujan deras yang sudah sejak lama mereka persiapkan " jelas Mbah nur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun