Mohon tunggu...
M. Auliya Adhytama
M. Auliya Adhytama Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Investasi Otot, Tabungan Kesehatan di Hari Tua

8 Juni 2025   11:53 Diperbarui: 8 Juni 2025   11:53 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah gaya hidup modern yang serba cepat, banyak orang lebih sibuk mengejar materi dan lupa satu hal penting yaitu kesehatan. Padahal, sebagaimana uang yang bisa ditabung untuk masa depan, kesehatan juga bisa diinvestasikan sejak dini. Salah satu bentuk investasi kesehatan terbaik adalah menjaga kekuatan otot melalui olahraga seperti ngegym atau aktivitas fisik lainnya. Tak hanya sekadar membentuk tubuh ideal, olahraga rutin sejatinya adalah cara cerdas menyiapkan diri untuk tetap bugar dan mandiri di usia senja.

Investasi otot bukanlah istilah medis atau finansial, melainkan sebuah analogi untuk menunjukkan bahwa kekuatan fisik yang dibangun sejak muda akan sangat bermanfaat di masa tua. Layaknya menabung uang di bank, setiap latihan otot yang dilakukan secara konsisten akan memberikan "dividen" berupa tubuh yang lebih kuat, metabolisme yang sehat, dan risiko penyakit yang lebih rendah.

Tubuh manusia, seiring bertambahnya usia, mengalami penurunan massa otot atau yang disebut sarcopenia. Proses ini bisa dimulai sejak usia 30-an dan semakin cepat jika tidak ditangani. Tanpa latihan otot yang rutin, seseorang bisa kehilangan 3-5% massa otot setiap dekade setelah usia 30. Maka dari itu, olahraga bukan sekadar gaya hidup, tetapi kebutuhan.

Banyak orang menganggap ngegym sebagai ajang untuk membentuk tubuh agar terlihat kekar atau langsing. Padahal, manfaatnya jauh lebih dalam dari sekadar estetika. Latihan beban, misalnya, sangat efektif dalam meningkatkan kepadatan tulang, memperbaiki postur, memperkuat sendi, dan menjaga keseimbangan tubuh. Hal ini sangat penting untuk mencegah cedera, terutama saat usia lanjut ketika risiko jatuh dan patah tulang meningkat.

Dengan otot yang kuat, orang tua dapat tetap mandiri, bisa berjalan jauh, menaiki tangga, bahkan mengangkat barang tanpa bantuan. Ini memberi dampak besar pada kualitas hidup dan kepercayaan diri. Terlebih lagi, olahraga teratur juga berperan penting dalam menjaga fungsi otak dan kesehatan mental.

Tidak semua orang nyaman atau mampu pergi ke gym. Kabar baiknya, investasi otot tidak hanya bisa dilakukan lewat ngegym. Berbagai olahraga lain juga bisa memberikan hasil serupa, asal dilakukan dengan intensitas dan konsistensi yang tepat. Berikut beberapa alternatif:

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

1. Berjalan cepat atau jogging -- Menjaga kesehatan jantung dan meningkatkan kekuatan kaki.

2. Bersepeda -- Baik untuk sendi dan otot kaki, serta minim risiko cedera.

3. Renang -- Melatih seluruh tubuh, cocok untuk penderita nyeri sendi atau yang kelebihan berat badan.

4. Yoga atau pilates -- Melatih fleksibilitas, keseimbangan, dan kekuatan inti.

5. Senam kebugaran lansia -- Didesain khusus untuk menjaga fungsi tubuh para lanjut usia.

Kunci dari semua aktivitas ini bukan pada jenisnya, tetapi pada kedisiplinan dan keberlanjutan. Sedikit tapi rutin, jauh lebih baik daripada semangat besar di awal namun berhenti di tengah jalan.

Mereka yang rutin berolahraga sejak muda umumnya memiliki tubuh yang lebih bugar di usia tua. Otot yang kuat membantu meningkatkan metabolisme tubuh, menjaga berat badan ideal, dan mencegah penyakit seperti diabetes tipe 2, tekanan darah tinggi, osteoporosis, hingga demensia. Selain itu, hormon endorfin yang dilepaskan saat olahraga juga membantu mengurangi stres dan memperbaiki mood.

Tak hanya itu, olahraga juga membantu memperbaiki kualitas tidur, yang sering kali menjadi masalah pada usia lanjut. Dengan tidur yang cukup dan berkualitas, tubuh bisa pulih dengan baik, imunitas meningkat, dan energi untuk aktivitas harian tetap terjaga.

Memang tidak semua orang mudah memulai kebiasaan olahraga. Ada yang merasa tidak punya waktu, ada yang malu karena usia atau bentuk tubuh, bahkan ada yang ragu karena merasa sudah terlalu tua. Padahal, tidak pernah ada kata terlambat untuk memulai.

Langkah pertama adalah menetapkan tujuan yang realistis dan sesuai kemampuan. Tak perlu langsung melakukan latihan berat, cukup mulai dengan 10-15 menit per hari. Lalu, temukan aktivitas yang menyenangkan agar tidak terasa seperti beban. Bila perlu, ajak teman atau keluarga untuk menjadi partner olahraga agar lebih semangat dan konsisten.

Jika memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter atau fisioterapis. Mereka bisa membantu menyusun program latihan yang aman dan efektif. Ingat, olahraga tidak harus membuat tubuh lelah luar biasa yang penting adalah gerak yang terarah dan konsisten.

Investasi otot melalui olahraga adalah bentuk cinta diri dan antisipasi terhadap masa depan. Di tengah usia produktif, kita memang belum merasakan betapa berharganya tubuh yang sehat dan kuat. Namun, percayalah, masa tua yang mandiri, tanpa bergantung pada orang lain untuk bergerak atau beraktivitas, adalah anugerah yang tak ternilai.

Ngegym, bersepeda, renang, yoga, atau jalan kaki semua bisa menjadi sarana membangun tabungan fisik kita. Jangan tunggu sampai sakit datang untuk mulai peduli. Jadikan olahraga sebagai bagian dari rutinitas, bukan hanya saat ada waktu luang. Karena tubuh kita merupakan aset, dan investasi terbaik adalah yang dilakukan untuk menjaganya.

Mari bergerak hari ini, demi masa depan yang lebih sehat, bugar, dan penuh semangat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun