Mohon tunggu...
M. Auliya Adhytama
M. Auliya Adhytama Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Keindahan Panorama Embung Nglanggeran : Menepi Sejenak Dari Keramaian Kota

10 Mei 2025   12:58 Diperbarui: 10 Mei 2025   13:10 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat masa berlibur weekend sudah tiba kami sekeluarga masih berada di rumah dan tak berencana pergi ke mana-mana. Tapi tiba-tiba dalam waktu kurang dari tiga jam, kami bisa sampai di salah satu destinasi wisata di Jogja yaitu Embung Ngalnggeran.

Semua berawal dari sebuah video yang dilihat ibu dan kakak saya di media sosial. Awalnya mereka hanya iseng menonton video tentang sebuah embung yang katanya terletak di daerah Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta. Reaksi pertama ayahku dan aku? Bingung. Karena yang kami tahu, Nglanggeran selama ini terkenal dengan kawasan pegunungan batunya, bukan embung, tapi justru karena itulah rasa penasaran mereka muncul. Seperti biasa, kalau ibu dan kakak sudah penasaran, kami tinggal ikut saja. Anggap aja sebagai misi keluarga kecil kami. Setelah diskusi singkat yang lebih tepat disebut obrolan ringan penuh semangat dari dua perempuan rumah, akhirnya kami sepakat untuk langsung berangkat hari itu juga.

Perjalanan dari rumah ke Embung Nglanggeran memakan waktu sekitar setengah sampai satu jam, tergantung kondisi lalu lintas. Akses jalan menuju ke sana secara umum cukup bagus dan luas, kami melewati ruas jalan gunungkidul dan mobil pun lewat berlalu-lalang dengan bebas. Namun, begitu saat memasuki wilayah Desa Nglanggeran, jalan mulai menyempit dan sulit apabila ada mobil berpapasan di jalan tersebut.

Kami sampai di pintu masuk dan menuju loket tiket yang ditandai dengan sebuah gapura, akan tetapi kami kaget karna jalan yang dilalui setelah loket hanya setapak mobil. "terus kalo papasan gimana?" pikirku dalam hati. Tapi ternyata kita tidak perlu khawatir, karena pengelola wisata sudah mengantisipasi hal ini dengan membuat jalur masuk dan keluar yang terpisah, sehingga kendaraan tidak akan saling berpapasan di jalan yang sempit.

Harga tiket masuknya cukup terjangkau, yaitu Rp10.000 saat siang hari dan Rp15.000 jika datang malam. Parkirannya luas dan memadai untuk kendaraan pribadi, jadi kami bisa leluasa memarkir mobil tanpa harus berebut tempat.

Namun ternyata, dari area parkir kami belum langsung sampai di embungnya. Letak embung ini berada di ketinggian, jadi kami harus menaiki tangga terlebih dahulu. Jumlah anak tangganya cukup banyak, dan jujur saja cukup menguras tenaga. Tapi di area parkir dan sebelum tanjakan tangga, tersedia banyak warung-warung kecil. Jadi, kalau merasa lelah atau sekadar ingin membeli air minum dan camilan bahkan lapar dan mau menyantap nasi, mie rebus, atau bahkan bakso, semuanya tersedia.

embung nglanggeran
embung nglanggeran

Dan benar saja, begitu sampai di atas, rasa capek itu langsung terbayar lunas. Di hadapan saya terbentang sebuah pemandangan yang menenangkan. Embung Nglanggeran dengan airnya yang tenang, dikelilingi perbukitan hijau yang menyejukkan mata. Cuaca saat itu kebetulan berawan, jadi suasananya tidak terlalu panas. Angin sejuk yang berembus pelan, terus menyentuh lembut kulit-kulit kering ini.

Embung Nglanggeran sendiri adalah waduk buatan yang dibangun di ketinggian sekitar 495 meter di atas permukaan laut. Luasnya sekitar kurang dari setengah hektar dengan kapasitas tampung air mencapai ribuan meter kubik. Air yang ada di embung ini sebenarnya digunakan sebagai cadangan irigasi untuk pertanian warga di musim kemarau. Tapi karena letaknya yang strategis dan menawarkan panorama perbukitan serta langit terbuka yang menawan, tempat ini akhirnya juga dikembangkan sebagai objek wisata. Bentuk embungnya memanjang dan teratur, dikelilingi pagar pembatas dan jalur setapak yang memungkinkan pengunjung berjalan mengelilinginya sambil menikmati pemandangan.

Dari tepi embung, saya bisa melihat panorama kawasan perbukitan Nglanggeran yang hijau dan asri. Bahkan, dari kejauhan tampak jelas puncak Gunung Api Purba, yang ternyata juga merupakan bagian dari destinasi wisata di kawasan ini. Saya jadi menyadari bahwa Nglanggeran tidak hanya menawarkan pemandangan batuan purba, tetapi juga ketenangan yang jarang bisa ditemukan di tempat lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun