Mohon tunggu...
M. Auliya Adhytama
M. Auliya Adhytama Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hello!

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kisah Nyata Menarik nan Inspiratif : 7 Serangkai Terjebak di Kota Batik

4 April 2025   14:17 Diperbarui: 4 April 2025   14:17 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbagai kisah menarik pasti akan kita temukan di sekitar kita dan akan datang dari segala sisi, maupun itu lingkungan, hubungan kita dengan seseorang,  atau dari diri kita sendiri. Saat jika seseorang mendapatkan suatu kisah yang menarik, kisah tersebut akan melekat pada dirinya dan akan ia kenang sepanjang hidupnya. Seperti contohnya apabila kita bertemu dengan orang-orang yang secara tidak kita sadari mereka akan mengubah hidup kita menjadi lebih baik, mengukir kisah dalam hidup kita, dan selamanya akan kita ingat, itulah pertemanan yang indah. 

Ahad, 9 Maret 2025 - Yogyakarta 

(Hikmah inspiratif ada di akhir cerita)

Alkisah pada suatu hari di Yogyakarta...

Hari itu dimulai dengan pagi yang cerah dengan udara yang sejuk, dan suasana indah berlangsung lama sampai berakhirnya hari. Adhi, seorang pemuda yang tengah menimba ilmu pendidikan di salah satu perguruan tinggi di Daerah Istimewa Yogyakarta, ditengah cerahnya suasana kota, ia menerima sebuah pesan dari temannya "Hari ini kita mau ke Solo, lu ikut ngga?" Musa namanya. Ternyata pada hari itu Musa mendapatkan ajakan untuk pergi ke Solo oleh teman-temannya, lantas ia pun mengajak Adhi untuk bergabung. Tanpa berfikir panjang Adhi pun langsung menerima ajakan tersebut.

Setelah persiapan selesai Adhi, Musa, dan diikuti oleh 5 temannya Zain, Malik, Nanda, Hazel, dan Ferdi langsung memulai perjalanan mereka dari stasiun Lempuyangan menaiki Commuter Line menuju stasiun Solo Balapan. Perjalanan dimulai sekitar pukul 15.30 wib dan mereka akan sampai sekitar pukul 16.30 wib, dengan kesepakatan dari rencana mereka untuk tidak menginap dan akan kembali lagi sebelum hari berganti.

15.25 wib - Stasiun Lempuyangan

stasiun lempuyangan.com
stasiun lempuyangan.com
Cerita dimulai ketika mereka telah sampai di stasiun dan bersiap hendak menaiki kereta, Ferdi dengan tiba-tiba mengangkat suara dengan nada seru dan berkata "Loh, Nanda mana!?" sontak mereka yang menyadari bahwa Nanda belum hadir di stasiun langsung mencoba menghubunginya. Dan saat telepon sudah dapat tersambung, benar saja Nanda pun menanggapi dengan berkata "Iya sek, ini masih di jalan jemput Hazel hehe". Mereka pun tambah terkejut ternyata Hazel juga yang belum memijakkan kaki di stasiun, dan mereka langsung berfikir bagaimana jika nanti kereta sudah hendak berangkat mereka berdua belum kunjung datang?. Dan dalam telepon yang masih terhubung Nanda pun menyarankan agar mereka pergi terlebih dahulu, sedangkan mereka berdua menunggu kereta selanjutnya. Dengan begitupun mereka sepakat dan langsung menaiki kereta.

15.50 wib - Kereta

ilustrasi di dalam kereta (bumn track.com)
ilustrasi di dalam kereta (bumn track.com)
Di tengah mereka menikmati perjalanan dalam kereta dengan keadaan yang crowded sehingga memaksa mereka untuk berdiri sepanjang perjalanan, Zain yang memperhatikan Musa dengan lagak tiba-tiba berdiri semakin lemas dan mata sempoyongan dengan tangan tetap memegang hand grip pun bertanya "lu kenapa mus?", Musa pun langsung menjawab "hwek.. gua mual bree..", teman-teman yang mendengarnya sontak mengatakan "waduh..". Setelah tertinggalnya 2 rekan mereka, hal yang mengejutkan pun datang lagi dari Musa yang tiba-tiba mual karena saat sebelum menaiki kereta ia terlihat baik-baik saja. Akan tetapi ditengah kekhawatiran mereka, Musa langsung meyakinkan rekan-rekannya, "tapi gua aman kok". Dengan pernyataannya itu pun mereka dapat sedikit menghela nafas, lantaran sudah tidak ada tempat yang dapat digunakan untuk duduk.

16.01 wib - Keheningan kereta

ilustrasi keheningan kereta (freepik.com)
ilustrasi keheningan kereta (freepik.com)

Suasana hening dan membisu di dalam kereta, seluruh penumpang tidak ada yang berbincang dan sibuk dengan dirinya masing-masing. Tiba-tiba terdengar suara keras menyeru "waduhh..!", sontak suara itu memecah keheningan. Malik, yang tengah bermain game online berteriak lantaran ia kalah dalam game tersebut. Mereka semua pun saling menahan tawa terbahak yang hampir pecah lantaran ditambah dengan pengakuannya "aku loh nggak sadar" dengan wajah kaget, ketawa, dan bingung menjadi satu menambah gelak tawa mereka yang tertahan. 

16.32 wib -Stasiun Solo Balapan

stasiun Solo Balapan (inibaru Indonesia.com)
stasiun Solo Balapan (inibaru Indonesia.com)

Akhirnya setelah kurang lebih satu jam perjalanan, sampai juga mereka di stasiun Solo Balapan. Musa yang terlepas dari mualnya, Malik yang menyudahi ketawa dengan ekspresi kaget dan bingungnya, akhirnya mereka semua meginjakkan kaki di "Kota Batik". Dan tujuan mereka tidak lain dan tidak bukan adalah "Masjid Raya Sheikh Zayed Solo". Dengan letak masjid yang tak begitu jauh dari stasiun, jarak 1,5 km mereka tempuh dengan berjalan kaki sembari menikmati jalan-jalan kota Solo dan mengabadikan beberapa momen sepanjang jalan, yang menghabiskan kurang lebih 20 menit. 

Masjid itu merupakan masjid hibah atau pemberian dari Syeikh Zayed al-Nahyan kepada presiden Joko Widodo, sebagai simbol persahabatan antar kedua negara. baca juga Masjid Sheikh Zayed Solo, dengan 10.000 porsi takjil perhari.

17.00 wib - Masjid

masjid sheikh zayed solo (dokumentasi pribadi)
masjid sheikh zayed solo (dokumentasi pribadi)
Tepat sekitar pukul 17.00 saat setelah sampai di masjid tersebut, mereka langsung mengambil air wudhu dan menunaikan sholat Ashar. Ketika hendak bersantai sesaat selepas sholat, tiba-tiba ada seseorang yang mendatangi mereka dengan wajah serius sembari berkata dengan nada seru "Ayo mas, sampean dari mana? kalau sudah langsung kesana!", tak lama ternyata muncul orang berlagak serupa dilain sisi, dan ternyata dia tidak sendirian. Merekapun mengikuti arahan orang tersebut dengan perasaan semakin bingung "loh loh.. piye iki, kemana kita?" celetuk Zainul dalam kebingungan, lantaran pengunjung yang lain pun mengikuti arahan orang-orang berlagak tegas tersebut. Setelah diperhatikan, mereka ternyata adalah para panitia yang mengarahkan kepada seluruh pengunjung untuk menempati tempat yang telah disediakan, demi ketertiban saat pembagian takjil.

pada sekitar pukul 17.15, Nanda dan Hazel pun memberi kabar bahwa mereka sudah sampai di stasiun Solo Balapan, dan sedang dalam perjalanan menuju masjid. Dan pada akhirnya mereka semua dapat bertemu kembali setelah menunaikan solat maghrib berjamaah.

20.40 wib - Pekarangan Masjid

pekarangan masjid sheikh zayed (dokumentasi pribadi)
pekarangan masjid sheikh zayed (dokumentasi pribadi)

Setelah berkumpul kembali dan berbincang lalu dilanjut dengan shalat isya dan terawih berjamaah, mereka berencana ingin membeli beberapa makanan sembari menikmati beberapa kuliner khas Solo, akan tetapi Musa menyempatkan diri untuk membuka ponsel dan mengecek tiket keretanya. Alangkah terkejutnya dan sontak mengangkat suara dengan nada kaget "waduhh...", untuk kesekian kalinya kata waduh berkumandang dalam perjalanan mereka, diiringi oleh satu per satu raut wajah yang kaget disertai bingung setelah menatap layar hp Musa bergantian. Dan benar saja, yang terpampang di layar hp layak untuk membuat mereka kebingungan, lantaran disitu tertulis bahwa jadwal terakhir commuter line  Solo Balapan - Lempuyangan adalah jam 20.54 dan saat itu hanya tersisa waktu kurang dari 10 menit dan sudah tidak tersisa banyak waktu, dan mereka pun sontak kebingungan saat itu. Dan pada akhirnya dengan waktu singkat dan setelah perhitungan yang matang, mereka memutuskan untuk tinggal semalam dan kembali pulang esok pagi pukul 05.04 wib, menysuaikan jadwal keberangkatan kereta, mengingat jika mengejar hingga stasiun pun, waktu tidak akan mencukupi serta uang pas pasan yang mereka bawa.

Dan saat salah seroang diantara mereka yaitu Hazel dapat beristirahat sejenak di masjid itu, alangkah terkejutnya saat datanglah seorang yang merupakan petugas masjid menghampirinya seraya berkata, "maaf mas, disini tidak diperkenankan untuk bermalam dan sudah hampir mendekati jam tutup". Mendengar kabar itu, sontak Hazel dan kawan-kawanpun tambah bingung dimana mereka akan bermalam.

Kisah Malam 

Taman Balai Kota

balai kota surakarta (mettanews.id)
balai kota surakarta (mettanews.id)

Mereka tidak ingin berfikir panjang tentang kejadian tertinggalnya kereta, akan tetapi tak lama setelah membuat keputusan Zainul menyeletuk dengan berkata "Jajan wae yok..", mereka langsung lebih memilih untuk menentukan pilihan lanjut mencicipi lebih luas kuliner di kota Solo sembari mencari masjid yang memungkinkan sebagai tempat mereka beristirahat. Lalu tanpa pikir panjang mereka langsung menuju pusat kota Surakarta, yakni Taman Balai Kota, dan mereka memuaskan jajan sembari menikmati malam di kota batik tersebut. Tak berselang lama kejadian serupa saat di masjid tadi terjadi lagi, seorang bapak dengan tampang tegas menghampiri dan berkata "maaf mas, sudah hampir waktu tutup silahkan meninggalkan tempat", dengan berat hati dan segera merekapun meninggalkan tempat itu.

Dengan dana terbatas yang mereka miliki hanya cukup untuk memesan tiket kereta serta uang untuk membeli makanan dan minuman dan tidak memungkinkan untuk sewa penginapan, mereka harus mencari tempat bernaung untuk istirahat semalam tanpa berbayar. 

Pelataran Masjid 

masjid agung kauman, Surakarta (solobalapan.com)
masjid agung kauman, Surakarta (solobalapan.com)

Malam mulai larut, lalu merekapun berjalan menuju masjid Agung Kauman, berharap untuk bisa beristirahat. Seperti harapan itu belum terkabul, terjadi lagi, datang seorang bapak-bapak dengan tampang biasa dan serius menghampiri dan berkata "masnya mau beribadah atau gimana?", "ndak pak, kita mau numpang beristirahat semalam saja" sahut Musa dan Nanda, dan bapak itupun menjawab "oh maaf mas, kalau mau beristirahat disini belum bisa, disini sudah mendekati jam tutup" sedangkan jam yang mulai menunjukkan pukul 23.57 wib. Dengan terpaksa mereka kembali mengangkat dan menggerakkan kaki mereka dari tempat peristirahatan "gak papa lah, lumayan udah bisa selonjoran dikit" pungkas Adhi, untuk mencairkan suasana.

Ditengah malam yang larut, dan suasana yang hening, serta rasa lelah dan kantuk mulai mendatangi mereka, saat mereka mulai beranjak ingin keluar dan meninggalkan masjid tersebut, tiba-tiba terdengar "byuurr.." suara keras yang memecah keheningan malam, seperti suara benda berat yang dilemparkan ke dalam bak berisikan air. Dan benar saja setelah semua menengok, mereka mendapati Malik dengan posisi setengah badan berada di dalam kolam, dengan bagian bawah pakaian sudah setengah basah terkena air, dengan raut wajah yang kaget dan bingung dengan kejadian yang terjadi begitu cepat.. Rupa-rupanya ia kurang fokus daikarenakan letih dan kantuk, sehingga tak sadar yang ia pijak adalah saluran air, sehingga ia kehilangan keseimbangan dan terjatuh.

Kejadian itu tentunya mencairkan suasana ditengah malam yang sunyi. Setelah mereka menolong dan memastikan Malik tidak apa-apa, mereka mulai saling melirik satu sama lain dengan tatapan bahwa mereka seperti menahan sesuatu yang sangat ingin mereka luapkan. Dan benar saja, rupanya kejadian tersebut mengundang bahak tawa pada mereka, lantaran kejadian itu datang tanpa diduga-duga, ditambah Malik sendiri pun tertawa setelah kejadian itu, "kok isoo loh" imbuh Zainul sambil tertawa dan hampir tidak percaya ada kejadian itu dalam perjalanan mereka.  

Pilihan Terakhir

ilustrasi pelataran masjid kecil (masjid.com)
ilustrasi pelataran masjid kecil (masjid.com)

Setelah kejadian melepas penat sesaat, mereka melanjutkan langkah demi langkah kaki mereka, penat, tetapi belum ada setelah sekian tempat yang mereka hampiri dan menolak untuk dijadikan tempat beristirahat. Merekapun tetap menyusuri jalan-jalan kota dengan langkah demi langkah yang kian memberat, lelah dan letih yang mulai menghampiri, dengan harapan sampai menemukan tempat terdekat yang terbuka untuk peristirahatan mereka. Akan tetapi takdir berkata lain, seingga pada akhirnya mereka memutuskan memutar arah untuk kembali di stasiun dan bermalam di sana. 

Sampai Adhi pun terbangun karena merasakan hawa dingin yang merambat melalui lantai, diikuti oleh Hazel yang terbangun pula, lalu dengan kawan - kawan yang lain pun demikian kecuali Malik yang menolak untuk bangun dan lebih memilih untuk istirahat, mereka pun membeli makanan di gerai - gerai yag terdapat disekitar stasiun untuk sahur, selepas sahur dan menunaikan shalat subuh merekapun mendapatkan tiket untuk kembali ke Jogja, dan akhirnya mereka dapat pulang dengan selamat dan melanjutkan aktivitas seperti biasa.

Hikmah

foto kami bertujuh bersama, salah satu teman zainul (sweater abu)
foto kami bertujuh bersama, salah satu teman zainul (sweater abu)

Dan ya, itu adalah cerita saya dan para teman - teman yang kami alami sendiri. Cerita yang cukup mengenang dengan berbagai pengalaman yang tercipta disana. Beberapa hal yang saya perhatikan dan sulit untuk ditemukan adalah solidaritas bagaimana kita antar satu sama lain saling menguatkan dan meyakinkan bahwa 'semua ini akan baik - baik saja', dan itu berhasil. Keberhasilan itu menambah keyakinan saya bahwa jika kita mendapatkan teman yang tepat, kita menyadari bahwa dunia ini tidak hanya sekedar tentang masalah, akan tetapi bagaimana kita menyikapi masalah itu sendiri. 

Saya mengatakan ini karena dalam perjalanan kami, mulai tertinggal kereta, terjatuh dalam kolam, penat, sampai diusir berulang kali bahkan hanya untuk beristirahat, kami tidak sekalipun menyimpan dendam satu sama lain. Sebaliknya kami malah menikmati dan bersenang dengan perjalanan berkeliling kota yang semula tidak pernah kami rencanakan.

foto bersama, Hazel, Musa, Malik, Zainul, Adhi, Ferdi, dan Nanda (dari kiri)
foto bersama, Hazel, Musa, Malik, Zainul, Adhi, Ferdi, dan Nanda (dari kiri)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun