Mohon tunggu...
Saepul Rohman
Saepul Rohman Mohon Tunggu... wiraswasta -

Personifikasi manusia yang selalu ingin tahu dan terus belajar, karena dengan belajar akan terbangun kerangka pikir (mind frame) yang baik dan benar. Dengannya, kita akan mengetahui benar dan salah, masalah dan peluang, kelemahan dan kekuatan, kegagalan dan kesuksesan. Dan daripadanya pula, kita akan diarahkan kemana dan menjadi apa. Karena itu, saya sangat suka kalimat,"Jangan pernah berpikir gagal, karena sejatinya diri kita sudah gagal. Berpikirlah sukses karena kesejatian sukses akan pasti kita dapatkan. Gunakan otak kanan untuk berinspirasi dan motivasi, fungsikan otak kiri untuk berkalkulasi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pernikahan di Balik Tembok Imaroh

9 Juni 2012   18:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:11 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

[caption id="" align="aligncenter" width="720" caption="my adventure at Saudi Arabia"][/caption]

Deretan bangunan berarsitektur timur tengah menghiasi kota jeddah Saudi Arabia. Salah satu nama bangunan itu dikenal dengan IMAROH; Rumah tempat tinggal yang khusus untuk disewakan. Modelnya sama berbasis arsitektur ka'bah berbentuk kubus, didalamnya terdiri dari banyak kamar disekat dinding tembok yang tebal dan kokoh, rata-rata minimal 4 tingkat dan masing" tingkat minimal 2 kamar. Untuk naik dari lantai bawah ke atas melalui tangga beralaskan keramik dan pegangan besi atau kayu tapi untuk kategori imaroh eklusive sudah menggunakan lift. Harga sewa bermacam-macam berkisar antara 800 smp 2000 reyal saudi bahkan Imaroh kelas eksekutif mah pasti lebih mahal dong... Masing-masing Imaroh ada penjaganya, dikenal dengan sebutan HARIS; semacam satpam begitu. Karena ketebalan tembok yang memisahkan antar kamar, bila kita menjerit atau menaikkan volume musik fullhouse selama pintu tertutup tidak akan kedengaran keluar atau ke samping kamar lainnya. Inilah arsitektur bangunan Rumah di saudi, begitu tertutup seperti di gua atau kahfi. Jendela tidak sebesar rumah kita di Indonesia; disini kecil-kecil dan rata-rata dimatikan, so gak bisa ditutup-buka... Hidup didalam Rumah bermodalkan AC, kipas angin dan lampu neon yang berkekuatan normalnya minimal 20 watch. Bila kita ada didalamnya jangan coba-coba matiin neon atau AC atau kipas angin, karena dalam waktu 1 jam akan terasa panas dan sesak karena tidak ada sirkulasi udara dan suplai oksigen jelas berkurang. Diantara deretan bangunan Imaroh itu, tampak ada satu bangunan Imaroh bertingkat lima di salah satu daerah di kota jeddah; letaknya diperbatasan city center Jeddah dikelilingi pasar dan 2 mall besar yang letaknya tidak berjauhan. Dilantai paling atas Imaroh itu ada kamar yang cukup besar, didalamnya ada ruang tamu, 1 kamar tidur, dapur dan toilet. Dari kamar inilah awal kisah "PERNIKAHAN DIBALIK TEMBOK IMAROH". Sore itu, hari kamis aku sudah bersiap-siap berangkat ke rumah temanku yang jarak tempuhnya lumayan jauh dari tempat tinggalku. Kemungkinan kalau lalu lintas tidak macet bisa menghabiskan waktu 30 menit-an tapi kalau macet, wah ini bisa sampai 1 jam bahkan lebih pun mau. Kata seorang polisi jeddah asal makkah, jeddah merupakan kota yang paling baik dalam penataan lalu lintas; design traffic diatur sedemikian rupa supaya mampu menampung berribu-ribu kendaraan yang datang dari luar jeddah atau orang jeddah sendiri sehingga mengurangi resiko kemacetan. Tapi walaupun katanya demikian tetap saja kemacetan terjadi terutama di titik-titik proyek pembangunan jalan tol seperti di sepanjang jalan Tahlia, jalan abdul malik menuju jami'ah, jalan Hera, Jalan Palestine, jalan Sari dan beberapa tempat lainnya. Karena itulah kalau aku mau bepergian di Jeddah harus terlebih dahulu memprediksikan kemungkinan kemacetannya supaya tidak terlambat sampai di tempat tujuan termasuk sore itu aku berangkat lebih awal dengan harapan tidak terlambat sampai di Rumah temanku. Aku berangkat ke Rumah temanku karena diundang untuk menyaksikan pernikahan teman kami disana yang rencananya dilaksanakan setelah Maghrib. "Maafkanlah bila ku tak sempurna untukmu, aku rapuh tanpamu" terdengar suara lagu dari HP-ku. "Hemm, ada telepon lagi padahal aku kan mau pergi," bisikku sendiri. Aku ambil HP-ku dan tampak sederetan nomor berkode saudi +966 tanpa nama. "Siapa ya...? Ucapku dalam hati. Aku trauma kalau ada nomor baru masuk karena pernah beberapa kali kejadian aku ditelpon orang luar baik banngali, hindi atau su'udi dengan nomor asing yang ujung-ujungnya minta hurmah indonesia atau bicara jorok atau ngajak dug-dug; sungguh ironis moral mereka dan aku sedih bercampur marah karena image hurmah indonesia dipandang sebagai perempuan nakal, Astagfirullah al'adhim... Mother Pucker buat mereka... "Assalamu 'alaikum..." sapaku. "Halo... Wa'alaikum salam, ini kang asep ya ?" Terdengar suara perempuan dengan logat luar sunda. Aku lega karena yang telepon orang sebangsa dan satu bahasa Indonesia. "Yupz, betul mbak ini siapa ya ?" Tanyaku. "Aku Nirmala kang, calon isterinya bang Haris.. aku tahu telpon akang dari dia pesannya, akang diminta datang dan jadi Saksi di pernikahan kami"jawabnya dengan penuh semangat 45; wajar kalau mau jadi pengantin baru,semangatnya tinggi banget. "Oh gitu, insya Allah mbak sekarang dah siap-siap kok. Oia kang harisnya kemana ?" Tanyaku lagi... "Lagi keluar belanja kang... Persiapan buat acara nanti" katanya. "Waduh hebat ya mbak, bang haris kan calon pengantin tapi saat-saat menjelang pernikahan gini masih diluar seharusnya kan dah siap-siap dengan pakaian pengantinnya..." kataku dengan polos karena bayanganku pernikahan disini seperti seperti di Indonesia dimana kedua mempelai berbusana seperti Ratu dan Raja, dihias penata rias pengantin profesional. "Ya enggak lah kang, disini kan bukan di Indo. Ada kepanitiaannya, hiburan dangdut, ngundang penceramah,layar tancap. Kami menikah dengan acara sederhana aja kang, yang penting hubungan cinta kami halal menurut Allah terhindar dari zina" Jawab dia penuh keseriusan. Kelihatannya mbak Nirmala ini perempuan baik, walaupun menikah dgn sederhana di rantau tanpa kehadiran orang tua dan sanak saudara tetap mau menerima yang penting terhindar dari perbuatan zina. "Alhamdulillah, niatan yang baik itu mbak. Insya Allah pernikahan mbak dengan kang Haris bisa bertahan lama, berlanjut di Indo bahkan sampai tua, mbak..." Kataku sambil tangan kiri pakaikan sepatu. "Amiin...,"jawabnya singkat. Jarum jam ditanganku menunjukkan pukul 5 sore, sudah waktunya berangkat dan diperkirakan sampai jam 6 sore sebelum maghrib jadi pas waktu sholat maghrib aku tidak dalam perjalanan. "Bismillaah...", aku melangkah keluar kamar dan pergi dengan kendaraan roda empat milik bosku sejak kemarin malam sudah mengijinkan aku pergi dengan kendaraannya. Mobil sedan James Bond dlm film Casino Royale, BMW warna merah marun yang aku kendarai melaju cepat di jalan Tariq makkah gadim; disebut tariq makkah gadim karena sebelum ada jalan baru yang menghubungkan Jeddah-Makkah, jalan inilah yang dipakai sejak dulu. Keadaan jalan lancar dan tidak macet, sekira jam 5.45 sore aku sudah sampai di Imaroh tempat acara pernikahan akan dilaksanakan. Gedung Imarohnya standar saja tapi kelihatan bagus dan resik, cat dan tembok yang bersih dan berwarna jelas menunjukkan bahwa Imaroh itu masih baru. Setelah parkir diseberang Imaroh, aku bergegas masuk dan menaiki tangga yg beralas keramik dan pegangan kayu. Tak lama aku sampai dilantai lima depan kamar temanku itu. Aku ketuk pintunya dan tdk lama kemudian dibuka oleh seseorang yang aku baru ketemu. "Kang, langsung masuk aja," ada teriakan dari dalam yang ternyata teman aku bernama Herdi dan dialah pemilik tempat itu. Aku langsung masuk dan bersalaman kepada dia dan yang laiinnya. Keadaan sudah rame, sekitar 10 orang laki dan perempuan sudah hadir disana dan yang aku kenal hanya kang Herdi dan Isterinya, Kang Haris dan ustadz Abdul sedangkan yang laiinnya baru ketemu. "Kemana aja kang, dah lama kita gak kumpul," kata kang Herdi. "Ya kang...tapi kan komunikasi jalan terus via telepon, gimana kabarnya kang ma si teteh ?"Kataku menimpali. "Alhamdulillah sehat, si tteh juga sehat tuh cuma biasa kalau lagi cemburu masih seperti dulu belum berubah, suka susah diajak ngomong kalau di Indo kayanya dah kabur ke Rumah si mamah, hehe". Jawab dia sambil ketawa dan nyubit teh Mila; isterinya yang penyabar tapi pundungan, dengan gaya khas manjanya. Teh mila isterinya hanya senyum dan memukul sayang ma tangan suaminya, Herdi. Teh Mila isteri kang Herdi sejak cinta pertama mereka. Keduanya dulu di Indonesia menjadi keluarga sukses dibidang Usaha makanan dan busana muslim, namun karena Toko grosirnya di tanah abang terkena kebakaran pada tahun 2008 mereka mengalami kerugian hampir ke angka setengah miliyar. Kerugiannya memang terkurangi dengan klaim asuransi tetapi tidak mampu membangkitkan kembali Usahanya apalagi pada saat itu mereka harus menutupi pinjamannya ke Bank. Setelah musibah kebakaran,mereka sempat membangun usahanya kembali dengan modal seadanya namun karena keuntungan yang diperoleh tidak mampu menutupi kebutuhan terutama setoran ke bank maka mereka memutuskan untuk bekerja ke negeri onta ini. Kekaguman aku kepada Mila,isterinya terlihat setelah Herdi,suaminya bangkrut pasca kebakaran, dia tidak meninggalkannya malahan dia yang memotivasi dan membangun kembali kepercayaan diri dan optimisme hidup suaminya sampai tumbuh semangat kebangkitan dirinya untuk kembali menata kehidupan yang sukses di masa depan, salah satunya dengan bekerja ke saudi untuk mendapatkan modal dan melunasi sisa hutang ke bank. Dan setelah hampir 5 tahun disini, alhamdulillah hutang puluhan juta sudah dilunasi ke bank bahkan punya simpanan untuk modal. Benar apa yang difirmankan Allah dalam QS Ar-Ra’d [13]: 11,"Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS Ar-Ra’d [13]: 11) Mereka telah membuktikan ayat diatas dengan tetap bahu membahu sebagai suami isteri berjuang, berikhtiar di negeri onta dengan meninggalkan anak" yang mereka cintai di Indonesia, untuk merubah nasib buruk ke arah kebangkitan hidup yang lebih baik dan kesuksesan. Tidak terasa waktu sholat maghrib tiba,aku, Suara adzan berkumandang dari mesjid yang letaknya tidak jauh dari tempat kami. "Bubar...Bubar...Bubar... Bagi laki-laki shalat di mesjid dan perempuan di rumah saja, betul ?" Teriak Herdi dengan gaya ceramah zaenudin MZnya. Kami semua pergi ke mesjid untuk melaksanakan sholat maghrib berjama'ah. Setelah sholat maghrib kami kembali dan ruang tamu sudah rapi diatur untuk acara pernikahan. Maka kami pun duduk melingkar di atas karpet permadani khas saudi yang bersih dan rapi, tampak kedua mempelai berpakaian biasa saja seperti lainnya. Herdi memberitahu ustadz Doel sebagai Wali, aku atas permintaan Haris sebagai saksi1 dan 2 teman Nirmala yang aku lupa lagi namanya menjadi saksi 2 dan ke 3 (saksi disaratkan tiga, 1 laki" dan 2 perempuan kecuali kalau semuanya laki" cukup 2 orang saja sesuai dengan surat Al-Baqoroh : 282). Maka acara pun siap dimulai... Herdi sebagai pembawa acara memulai dengan pembukaan salam sebagaimana biasa sebagai pemandu acara walimahan dan selanjutnya menyerahkan pelaksanaan aqad pernikahan kepada utadz doel dengan sebelumnya didahului dengan membaca ayat-ayat Al-qur'an surat an-nur ayat 3-5 yang salah satu pesannya mengenai larangan orang mukmin menikahi orang musyrik dan pezina, karena pezina jodohnya dengan pezina dan orang musyrik dengan orang musyrik lagi,kecuali mereka bertaubat. "Hemm, untung bacaan Al-qur'annya bukan suruhan menikahi wanita 1,2,3,4. Padahal umumnya ayat itu yang suka dibaca," aku bergumam dalam hati. Mengawali tugasnya, ustadz doel melakukan pendataan kedua calon mempelai dan kemudian menerangkan Rukun dan syarat syah nikah yang kalau aku dapat simpulkan begini : Rukun nikah terdiri dari : 1.Ijab dan Qabul yang muncul dari keduanya berupa ungkapan kata (shighah) yang diawali dengan kalimat Syahadaten. »Ijab: ucapan yang terlebih dahulu terucap dari mulut salah satu kedua belah pihak untuk menunjukkan keinginannya membangun ikatan. »Qabul: apa yang kemudian terucap dari pihak lain yang menunjukkan kerelaan/ kesepakatan/ setuju atas apa yang tela siwajibkan oleh pihak pertama. 2. Adanya kedua mempelai (calon suami dan calon istri) 3. Wali 4. Saksi Syarat-syarat Nikah 1. Syarat-syarat Akad a) lafadnya dipahami dan tidak boleh terputus antara Ijab dan Qabul b) kedua orang yang berakad harus berakal dan mumayyiz 2. Syarat-syarat kedua mempelai: a) suami seorang muslim b) istri bukan wanita yang haram untuk dinikahi, seperti; ibu, anak perempuan, saudara perempuan, bibi dari bapak dan dari ibunya, saudara sesusu. c) wanita yang telah dipastikan kewanitaannya, bukan waria. Setelah menyampaikan Rukun dan syarat nikah itu, ustadz menchek tentang saksi,kedua mempelai dan mengajarkan kalimat Ijab Qabul dengan pengucapan yg harus bersatu tidak putus. "Nah semuanya sudah siap tinggal Wali nikah yang belum syah," kata ustadz. "Kenapa ustadz ?", kata Haris sedikit keheranan. "Saya kan sebagai wali hakim yang menggantikan pihak keluarga calon mempelai perempuan tapi belum ada penyerahan dari pihak keluarga yang berhak seperti Bapak atau saudara laki" Nirmala", jawab ustadz doel sambil melihat ke Nirmala. "Jadi gimana caranya pak ustadz, kok nggak bilang dari kemarin ?". Kata Haris yang sekarang kelihatan cemas. "Sudah dibilangin ma Nirmala, ris... 1 menit lagi kita telepon ke bapaknya mala tenang aja kalau pernikahan ini baik pasti tidak akan ada masalah yang berarti", kata ustadz menenangkan Haris. Kemudian Nirmala dgn telepon genggamnya menghubungi keluarganya di Indonesia dan Alhamdulillah diterima tanpa waiting. Nirmala berbicara dengan bahasa daerahnya yang sama sekali aku tidak mengerti tapi walaupun tidak mengerti aku kaget dan terharu juga waktu Nirmala menangis... "Mungkin sedih kali ya, orang tuanya tidak bisa hadir atau karena keikhlashan mereka mengijinkan anaknya, mala untuk menikah di rantau secara sederhana tanpa sanak saudara", pikirku mencoba menebak sebab musabab dia menangis. Beberapa saat setelah tangisannya reda, Nirmala meminta ustadz untuk berbicara dengan keluarga Nirmala di Indonesia. "Wa'alaikum salam, ya pak... saya diminta anak bapak untuk menjadi wali hakimnya pak... Insya Allah, pak... Alhamdulillah... Semoga pernikahannya langgeng dan diridhoi Allah swt ya pak, mohon do'anya juga dari sana..." Itu kata" yang keluar dari ustadz doel berarti sukses nih ustadz jadi Wali hakimnya. "Alhamdulillah, saya sudah syah sebagai wali hakim karena ayahnya Nirmala dengan Ikhlash memberikan hak penuh menikahkan Nirmala dengan Haris". Kata ustadz dengan wajah ceria melihat ke Haris sambil acungkan jempol. Maka dimulailah, acara akad nikah. Dimulai dengan beristigfar dan membacakan dua kalimat syahadat bersama, kemudian Ijab dan Qabul yang dibacakan wali dan mempelai laki" dengan gayung bersambut tanpa putus. "Sah.... ?". Tanya ustadz ke aku dan 2 saksi lainnya. "Sah..." Jawab kami serempak. "Alhamdulillah, marilah kita semua berdo'a bersama-sama untuk kedua mempelai",ustadz memberi komando. Dengan kalimat bahasa Indonesia yang baik dan teratur, ustadz memimpin do'a dan kami meng-amininya. Aku sangat berkesan mengikuti do'a ustadz abdul ini karena dengan kelembutan suara intonasi dan keikhlashannya membuat kami yang ada dalam ruangan menangis dan terasa bahwa kami dibawa ke dunia munajat ke yang Maha Agung, Maha Pengampun, Maha Rahman dan Rahiim dengan penuh kesyahduan. Subhaanallah... Itulah sebagian deskripsi pernikahan di Jeddah Arab Saudi. Semua penilaian dan tanggapan aku serahkan kepada sahabat-sahabat semua.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun