Mohon tunggu...
Aden Katulistiwa
Aden Katulistiwa Mohon Tunggu... -

Aku Bukan Pujangga...! Ilalang mersik saja akan mengoceh jika diterpa angin

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Memakimu, Kambing Hitam Takdirku

3 Februari 2014   09:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sore ini aku dikuasai oleh kata maki
Ketika berkaca di atas riak-riak kehidupan ini
Aku segelegar berontakan huruf mati,
Ketika terkubur dalam monolog yang sunyi di tepi hari

Di pinggir-pinggir sudut pemikiranku
Aku nampak bergeliat di atas lipatan-lipatan anomie
Di lubuk-lubuk kedalaman pemahamanku
Aku terlihat megap-megap dalam tumpukan mimpi

Resah kini berjerawat di keningku
Duka pun berlumut di mataku
Sedang letih berkarang di gigiku
Karena beratnya angan-angan yang berakar di kepala

Aku bisa melihat di tepi lembayung senja ini
Cita-citaku yang dulunya cemerlang di puncak bukit
Kini, berlari ke arah ketinggian,
Mendaki awan
hingga bergelandang di luar batas gravitasi
Menebar kegelisahan…..

Sungguh, aku mengutuk sejadi-jadinya,
anomie masa depan yang mencekik leher ini
Sehingga untuk bernafaspun, aku seolah harus berebut udara
Aku mencaci sekuat-kuatnya,
mimpi yang membesarkanku
Sehingga jalan kehidupan ini terasa semakin sempit

Pada akhirnya,
Aku memakimu sekencang-kencangnya,
Kambing hitam takdirku
Dan budak Sang Gembala yang lemah ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun