Mohon tunggu...
Ade Nahdia Nandarini
Ade Nahdia Nandarini Mohon Tunggu... Ilmuwan - Scientist

Forensic Analysis, Science Like Love Live

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sidik Jari dalam Pandangan Forensik

14 November 2019   13:02 Diperbarui: 14 November 2019   15:26 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sidik jari diartikan sebagai suatu kesan yang ditinggalkan oleh gesekan dari jari manusia. Pengambilan sidik jari dalam sebuah tempat kejadian perkara (TKP) menjadi metode yang sangat penting dalam analisis forensik pada suatu kasus. Kelembaban dan lemak pada jari menyebabkan sidik jari membekas pada bidang permukaan seperti kaca atau logam. 

Sidik jari manusia sangat detail dan dapat dikatakan unik. Hal ini karena dalam sidik jari sudah terdapat pola-pola yang sulit untuk diubah dan tahan lama sepanjang hidup seseorang. Keunikan inilah yang menjadikannya cocok sebagai penanda identitas manusia. Sidik jari dipakai untuk mengidentifikasi tersangka dan korban dalam kasus kejahatan, hingga korban dalam kasus bencana alam.

Sebelum berkembangnya teknik komputerisasi, sidik jari dikelompokkan mengggunakan cara manual. Sistem pengelompokkan sidik jari dilihat sesuai dengan karakteristiknya. 

Sistem klasifikasi awal didasarkan pada pola punggungan (lengkungan) umum, termasuk ada atau tidak adanya pola melingkar dari beberapa atau semua jari. Sistem pengelompokkan sidik jari secara manual yang populer diantaranya Sistem Roscher, Sistem Juan Vucetich dan Sistem Klasifikasi Henry.

Sistem Roscher dikembangkan di Jerman dan diimplementasikan di Jerman dan Jepang. Sistem Vucetich dikembangkan di Argentina dan diimplementasikan di seluruh Amerika Selatan. Sistem Klasifikasi Henry dikembangkan di India dan diterapkan di sebagian besar negara berbahasa Inggris. 

Dalam Sistem Klasifikasi Henry, ada tiga pola sidik jari dasar yaitu loop, whorl, dan arch;  yang masing-masing terdiri dari 65 persen, 30 persen, dan 5 persen dari keseluruhan sidik jari yang ada pada seluruh manusia di dunia.

Identifikasi sidik jari dikenal sebagai daktiloskopi. Daktiloskopi adalah proses membandingkan dua contoh pola sidik jari yang berbekas pada sebuah permukaan benda yang berasal dari ujung jari tangan atau kaki manusia untuk menentukan apakah bekas sidik jari (laten) ini berasal dari orang yang sama. 

Tidak ada dua orang sekalipun mereka kembar di dunia ini memiliki pola sidik jari yang sama. Identifikasi sidik jari melibatkan seorang ahli dalam sistem komputer untuk menentukan apakah dua bekas pola sidik jari (laten) kemungkinan berasal dari jari atau telapak tangan yang sama.

Teknik Fingerprinting

Exemplar Print

Exemplar print adalah adalah istilah yang diberikan untuk sidik jari yang sengaja dikumpulkan dari subjek dan didaftarkan dalam suatu sistem data ada dugaan pelanggaran pidana. Selama penangkapan kasus kriminal, satu set exemplar print biasanya akan mencakup satu cetakan yang diambil dari masing-masing jari yang telah digulirkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun