Sejarah, dan Perkembangan Produksi Tempe
Pada masa awal produksi tempe, banyak tenaga kerja manual
Juga, tempe disebutkan dalam kamus bahasa Jawa-Belanda dari tahun 1875. Sumber lain mengatakan bahwa proses pembuatan tempe dimulai pada era pertanian paksa di Jawa. Saat itu masyarakat Jawa terpaksa menggunakan hasil bumi sendiri seperti singkong, ubi dan kedelai sebagai sumber pangan. Kedelai difermentasi menggunakan Aspergillus. Selanjutnya teknik pembuatan tempe tersebar di seluruh Indonesia, yang berbarengan dengan penyebaran masyarakat Jawa yang merantau ke berbagai pelosok tanah air.
Berikut langkah-langkah dalam proses pembuatan tempe: (1) Agar benar-benar mendapatkan bibit kedelai yang baik dilakukan sortasi. Caranya adalah dengan menempatkan biji kedelai di tampa lalu menampi. (2) Biji kedelai dicuci dengan air mengalir. (3) Masukkan biji kedelai yang sudah dicuci ke dalam panci berisi air dan masak selama 30 menit atau hingga hampir setengah matang. (4) Rendam kedelai rebus semalaman agar asam. (5) Keesokan harinya, kupas kulit arinya. Caranya adalah memasukkan kedelai ke dalam air, kupas dan uleni sekaligus, dan terakhir dapatkan potongan kedelai. (6) Cuci kembali irisan kacang dengan cara yang sama seperti mencuci beras. (7) Irisan kacang dimasak dalam panci, seperti menanak nasi. (8) Keluarkan setelah matang dan oleskan tipis-tipis di atas saringan udara. Saat sudah dingin, air akan menetes dan keripik kacang akan mengering. (9) Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Tambahkan ragi ke dalam kacang kedelai dan aduk sambil diaduk hingga merata. Dari segi ukuran, 1 kg kedelai menggunakan ragi kurang lebih 1 gram. (10) Bungkus ragi kedelai yang sudah tercampur rata dengan daun pisang atau plastik. (11) Pengemasan kedelai. Jika bungkusnya plastik, pengawetan dilakukan di atas tenda bambu di atas rak. Jika bungkusnya berupa daun, diawetkan dalam keranjang bambu yang dialasi kain goni. (12) Setelah dimasak semalaman, tusuk dengan lidi. Tujuannya agar udara segar bisa masuk ke dalam komposisi tempe. (13) Panggang satu malam lagi, tempe akan siap keesokan harinya dan siap disantap.
Produksi tempe modern bergantung pada teknologi
Mudah bukan cara membuat tempe yang biasa dikonsumsi orang setiap hari. Selain murah, pembuatan tempe merupakan hasil dari upaya diversifikasi petani menanam kedelai. Beberapa waktu lalu, harga kedelai anjlok, dan petani kurang termotivasi untuk menanam kedelai. Meskipun harga kedelai dan produksi kedelai kurang stabil, namun harga tempe yang dihasilkan tetap stabil seiring dengan permintaan masyarakat, jumlah pembuatan tempe semakin melonjak.
Tempe merupakan salah satu buah dari teknologi pangan. Pembuatan tempe menggunakan bahan dasar kedelai. Selain itu, pembuatan kedelai memanfaatkan jamur Rhizopus yang mengubah bahan dasar kedelai menjadi tempe melalui proses fermentasi.
Tempe didirikan pada tahun 1967
Masyarakat Eropa mengenal Tempe melalui Belanda. Pada tahun 1895, Prinsen Geerlings (seorang ahli kimia dan mikrobiologi dari Belanda) melakukan upaya pertama untuk mengidentifikasi kapang tempe. Perusahaan tempe pertama di Eropa dimulai di Belanda oleh para imigran dari Indonesia. Tempe (bahasa Jawa: ê¦ ê¦ºê¦©ê§€ê¦¥ê¦º, transliterasi. Témpé) adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari proses fermentasi kacang kedelai atau beberapa bahan lainnya dengan menggunakan berbagai jenis rhizopus seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus. Magnaporthe grisea, Rh. Stolon (jamur roti), atau Rh. Olahan fermentasi ini sering disebut sebagai "ragi tempe".
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI