Mohon tunggu...
Adelina Bete
Adelina Bete Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Dia dan Kenangan

15 Juli 2023   08:40 Diperbarui: 15 Juli 2023   09:15 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku adalah wanita rapuh berhati malaikat. Sok kuat dan paling cerewet. Punya akal sehat tapi dibuntuhkan oleh cinta. Itulah aku. Kadang teman-temanku marah sama aku karena melihat kebodohanku saat aku kemabukkan asmara. Jangan saja teman, semesta pun turut menertawakan keluguan cintaku. Dalam diam aku berkata pada semesta: Ahk.... Sudahlah semesta tak usah ikut campur, kau saja tak pernah membantuku  malah memisahkanku darinya. Stop menertawakanku, karena yang rasakan sakit itu aku bukan kamu. Wkwkwkwkwkw.... Gila yah... 

Dia adalah bajingan yang pandai melenahkan hawa. Siapa saja yang kenal dengannya pasti akan terbuai. Baik karena kata-kata manisnya, sikap buayanya (wkwkwkwkwkw) dan kenyamanan yang dia berikan. Pokoknya dia adalah buaya, wkwkwkw. Tapi dibalik itu dia memiliki sikap yang tulus dan penyayang. Dia baik dan sangat baik, itu adalah sisi lain yang kutemukan dalam dirinya,  saat kami masih bersama. Menurutku seburuk-buruknya orang pasti ada baiknya dan sebaik-baiknya orang pasti ada buruknya. Namanya juga manusia, iyakan pembaca.

Kenangan adalah kisah kasih yang kami jalani. Kenangan adalah sesuatu yang tak bisa kita lupakan. Dia akan selalu muncul dipikiran kita. Kehadirannya selalu mengingatkan dan menyadarkan kita bahwa kita pernah di sana. Baik itu suka maupun duka ia akan selalu kita kenang. Tak ada diantara kita yang melupakan kenangannya. Pasti akan selalu diingat. Itulah yang aku rasakan. Aku bisa melupakannya tak tak dengan kenangannya. Setiap pagi aku selalu tersiksa dengan kehadiran bayangnya dalam benakku. Hatiku seakan teriris, entah aku sendiri yang mengirisnya ataukah dia yang merindukanku.

Pagi ini dan bahkan setiap pagi aku bangun, aku selalu merindukannya. Jujur aku sangat merindukannya. Aku tak bisa berbohong karena aku mencintainya

Air mata selalu jatuh di kala bibirku tak mampu berkata. Aku hanya menangis, menangis dan menangis di kala aku merindukannya. Aku tak bisa berbuat apa-apa karena keadaan punya kenyataan. Hingga saat ini aku masih tak percaya dengan kepergiannya. Masih tak percaya kalau dia benar-benar kembali dengan masa lalunya. Masih tak percaya bahwa dia benar-benar pergi meninggalkanku sendirian. Masih tak percaya bahwa dia tak mencintaiku seperti dulu. Masih tak percaya bahwa dia telah melupakanku. 

Jika memang benar dan memang benar. Aku hanya mau bilang terima kasih.


Terima kasih telah meningagalkanku demi dia. Semoga kau bahagia.

Penulis: AB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun